Hati-Hati! Blog Saya Blog Sesat!

Saya pertama kali dapet kabar ini dari blognya Mas Yasser. Mengenai seseorang yang mengumpulkan daftar “pengancam umat Islam”. Tapi sayangnya, dia memasukkan alamat blog saya yang lama sebagai salah satu blog “pengancam umat Islam”. Artinya orang itu kurang update 😀

Saya tidak mengerti tujuan “dakwah suci” orang itu dalam membimbing orang lain ke arah “jalan yang benar” (menurut dia). Tapi metode dia (saya pikir) hanya untuk orang-orang yang lugu, polos, atau bodoh. Karena zaman sekarang, masyarakat kita (apalagi masyarakat dunia) sudah lebih pintar dalam menilai sesuatu.

Tidak perlu lagi cara kuno dengan mengumpulkan dan menyusun daftar penerbit buku, yayasan, website, blogroll, tokoh dan sebagainya yang dia anggap sebagai pengancam “golongannya”, lalu mengajak orang lain untuk menjahuinya.

Kalau kita ingin tahu agama atau ajaran tertentu, maka kita harus merujuk kepada sumber aslinya beserta penjelasan dari orang-orang yang berkompeten darinya. Bukan malah langsung menjauh dan membaca sumber yang orangnya sendiri tidak mengerti (seperti kasus Ahmad Amin yang akhirnya menyadari hasil karyanya).

Misalnya Sayyid Hassan Nasrallah (Sekjen Hizbullah) yang sudah biasa membaca buku-buku karya Benjamin Netanyahu, Ariel Sharon dan para petinggi Mossad atau Zionis lainnya. Sayyid Hassan tidak “takut” untuk membaca apalagi terpengaruh. Pernah juga kakak kelas saya yang mengatakan, “Para aktivis yang tidak pernah membaca buku Ali Syariati, bukanlah aktivis sejati.”

Lagi pula, kalau kita membaca buku-buku karya para ulama Syiah yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, (menurut saya) paling banyak bercerita tentang keutamaan keluarga Nabi (Ahlul Bait) lainnya. Selain itu juga buku tentang etika, norma, akhlak dengan mengutip hadis Ahlul Bait. Masa buku-buku seperti itu dilarang dibaca?

Kalau saja orang itu membaca Tiga Poin dari Pesan Amman yang ditandatangani ratusan ulama dari berbagai mazhab, atau memahami bahwa tindakannya itu dapat menyebabkan permusuhan sesama umat Islam, maka dia akan terhindar dari fanatisme. Wallahua’lam.

“Fanatisme ialah menganggap orang paling jelek dikelompokmu lebih baik dari orang terbaik dikelompok lain.” (Imam Ali Zainal Abidin)

Komentar Anda?

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.