Musuh Islam selalu berusaha mencari celah-celah kesalahan dalam Alquran, lalu mengatakan bahwa ayat-ayat Alquran saling berlawanan satu sama lain. Secara lahiriah memang kita temukan beberapa ayat yang terkesan saling berlawanan. Misalnya ayat-ayat yang dibawa kelompok Jabariah dan Qadariah. Tapi sebenarnya ia tidak berlawanan.
Dulu pada zaman Imam Hasan al-Askari, ada seorang ahli filsafat yang mengatakan bahwa ayat Quran saling bertentangan. Kemudian dia menulis buku untuk membuktikannya. Murid sang filosof bingung untuk membantahnya. Maka seorang murid itu mendatangi Imam Hasan al-Askari dan meminta pertolongannya.
Imam berkata, “Temuilah gurumu dan bantu dia menyusun buku itu. Setelah itu bertanyalah kepadanya. Katakan bahwa dia layak menjawabnya. Gurumu pasti mengatakan, ‘Silakan bertanya!’ Saat itu tanyakan kepadanya, ‘Apakah mungkin Tuhan punya maksud lain dari apa yang guru pahami?’ Gurumu akan menjawab, ‘Mungkin saja’. Ketika itu katakan kepadanya, ‘Siapa tahu maksud Tuhan dari ayat itu tidak sama dengan yang guru pahami’.”
Setelah nasihat itu dilakukan, ahli filsafat itu mengatakan kepada muridnya, “Mungkin saja Allah memiliki maksud berbeda dari lahiriah ayat yang kita pahami. Karena istilah dan kalimat memiliki banyak alternatif arti dan pertanyaan kamu itu cukup logis dan teliti! Demi Tuhan, siapa yang mengajarkanmu?”
Murid itu pun mengaku, “Sebenarnya Imam Askari yang mengajarkanku.” Filosof itu berkata, “Sudah kuduga bahwa kamu tidak memiliki kemampuan mengeluarkan pertanyaan itu, hanya keluarga nabi yang berpikiran tinggi seperti itu.”
Nah, di zaman sekarang pun, ayat Alquran juga “dijual dengan harga murah”. Ada golongan tertentu yang menggunakan ayat Quran untuk melawan dan mengkafirkan golongan lain padahal keduanya muslim. Celakanya lagi, ada partai yang mengusung nama Islam menghubung-hubungkan nomor partainya dengan ayat Alquran!
Apa berarti tidak ada penafsir Alquran yang paling benar? Dulu Nabi saw. sudah pernah mewasiatkan, “Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara: Alquran dan ahlulbait.” (HR. Muslim). Karena Alquran adalah perkara yang suci, maka penafsir dan penjelasnya haruslah orang-orang yang suci juga.
Sesungguhnya Alquran ini adalah bacaan yang sangat mulia. Pada kitab yang terpelihara. Tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan (al-muthahharûn). (QS. Al-Wâqi’ah: 77-79). Siapa mereka? Sesungguhnya Allah bermaksud menghilangkan dosa dari kalian, wahai ahlulbait, dan mensucikan kalian sesuci-sucinya (yuthahhirakum thath-hirâ) (QS. Al-Ahzâb: 33). Wallahualam.
Al-Quran — Petunjuk Orang yang bertaqwa…Subhannallah…
Subhannallah.Maha Suci ALLAH .
cintailah negri ini seperti kau mencintai orang tuamu,agamamu,orang lain,dan dirimu.