Siang tadi, saat sedang gelisah melihat judul-judul buku Islam—La Tahzan for Teen’s Love, Setan Pun Hafal Ayat Kursi, SMS dari Surga, From Cairo With Love—mata tertuju pada buku dengan judul (yang dibuat) kontroversial, Pengkhianat-Pengkhianat dalam Sejarah Islam. Penerbitnya sudah dikenal karena terbitannya yang selalu “melawan”—sengaja dipilih kata halus—dua term ini: Syiah dan Iran.
Dugaan saya benar ketika melihat daftar isi pada sebuah bab yang bercerita tentang Palestina. Penulis menyebutkan beberapa negara yang menurut dia sebagai pengkhianat Islam karena tidak membantu Palestina: Turki, Yordania, Irak dan Iran. Pada bagian subbab, dengan kalimat panjang dia menulis (kurang lebih): “Iran sebagai negara yang dikenal kuat tidak menolong bangsa Arab dan Palestina.” 😯
Buku aslinya merupakan terbitan Kairo sedangkan Pustaka X berlatar belakang Wahhabi, maka dua negara yang (sengaja) tidak disebutkan penulis dan tidak dimasukkan ke daftar negara pengkhianat Islam adalah: Mesir dan Arab Saudi. Kalau penulisnya cermat, fair serta bersikap adil, dua negara ini seharusnya tidak luput dari perhatiannya.
Contoh kasus misalnya, ketika Hamas menang pemilu pada tahun 2007, Uni Eropa dan Amerika memotong bantuan ke Hamas. Lalu Iran memberikan $ 50 juta kepada otoritas Palestina. Ahmed Yusuf, penasehat Ismail Haniyah, mengatakan, “Iran is the most generous country. They have promised a lot and given a lot. We wish the Arab countries were as generous.” (Guardian)
Professor Daniel M. Zucker, Ketua Americans for Democracy in the Middle-East, mengatakan, “Without Iranian funds and weaponry, Hamas and Hezbollah cannot survive as spoilers (pengganggu).” Sedangkan Pangeran Saudi, Al-Walid bin Talal, di tahun yang sama (2007) merubah rencana investasinya dari Libanon ke Israel dengan rencana membangun hotel mewah di Tel Aviv.
Begitu juga, masih jelas dalam ingatan Perang Gaza yang berakhir pada awal 2009. Tidak perlu dibahas lagi secara panjang lebar tentang pengkhianatan Mesir terhadap rakyat Palestina. Tapi ada orang-orang—entah saya harus sebut dengan istilah apa—dengan bodohnya teriak-teriak “Mana Iran yang katanya punya nuklir tidak bantu Gaza!” atau “Mana roket-roket Hizbullah!”
Tapi faktanya, di akhir masa Perang Gaza, Ismail Haniyah dan Hamas mengucapkan terima kasih kepada Iran. Khalid Meshal (Ketua Biro Politik Hamas) lalu melakukan kunjungan ke Iran dan memberikan laporan kepada Ayatullah Khamenei. Saya coba cari ucapan terima kasih Hamas kepada Arab Saudi (apalagi Mesir), tapi yang saya temukan hanya ucapan terima kasih Amerika kepada Saudi atas “upaya perdamaian” Palestina – Israel 👿
gak kagett kang…wahabi dari doeloe sampai kini dan sampai menutup mata ya begitu ! golongan paling bener,meminjam istilah ustadz labib:golongan pengkafling surga
penerbit yang “W” itu?
ga heran…
cuma bisa “geleng2”
ya begitulah watak orng2 pengecut..lempar batu sembunyi tangan..pdhl dlm kenyataan,mesir sendiri adlah ngara yg plng dkat dngn palestin,tp dmana sumbangsih mesir trhdap pertahanan plestin??jwbnya,0 besar,alias omng kosong..krna menrt sebuah sumber,MESIR TERIKAT PERJANJIAN DNGN PMRINTAH INGGRIS..y gtu lah,watak2 ngara pecundang..mengenai saudi-arab,.lhat infrastruktur kota+pangkalan militer+udara SAudi,penuh dngan suplay tehnlogi dr inggris+prncis