Ada beberapa hal yang membuat saya risih selama kegiatan KKN. Beberapa teman satu kelompok yang untuk salat saja harus diperintah dan sekaligus jarang mandi—kalau tidak mau dikatakan tidak pernah mandi. Teman satu fakultas saya sampai bilang, “Benar. Tepat korelasinya. Kebersihan sebagian dari iman.” Ya, mereka tidak salat dan juga tidak mandi.
“Islam itu bersih, maka berbuat bersihlah karena tidak memasuki surga kecuali orang yang bersih.” (Rasulullah saw.)
Disaat yang sama, teman saya seorang lelaki memakai body lotion. Pertama kali melihat, saya kaget. Saya tidak tahu ukurannya namun menurut saya hal itu agak berlebihan. Nah, tulisan ini berisikan etika dan adab kebersihan seorang muslim yang disarikan dari buku Adab-e Islam. Tentu saja tidak berlebihan, karena diambil dari sunnah Nabi saw dan ahlulbait as.
Memotong dan Merapikan Rambut
Teman saya pernah bilang, “Li, rambut lo perasaan enggak panjang-panjang?” Sebenarnya karena memang saya tidak suka rambut yang terlalu panjang. Lagi pula disebutkan dari riwayat para imam ahlulbait untuk merapikan rambut setiap lima belas hari. Jika tidak sekali setiap tiga minggu dan tidak melebihi empat puluh hari. (Bihâr Al-Anwâr, 76/6).
Terkadang saya juga melihat beberapa orang yang rambut hidungnya sudah panjang dan tidak rapi. Terkesan tidak terawat dan “menggelikan”. Padahal dalam hal yang dianggap kecil ini pun Islam mengaturnya. Rasulullah saw. bersabda, “Hendaknya setiap orang darimu memendekkan kumis dan rambut yang terdapat di dalam hidungnya dan mendisiplinkan dirinya karena hal itu akan menambah ketampanan.” (Bihâr Al-Anwâr, 76/12).
Memotong Kuku
Lain halnya kalau kita melihat seseorang yang “merawat” kukunya dengan tidak wajar. Biasanya kuku jempol atau kelingking dirawat hingga panjang. Padahal umum diketahui bahwa salah satu etika sebelum melakukan salat Jumat adalah merapikan kuku. Nabi saw. bersabda, “Barangsiapa memotong kukunya di hari Jumat, Allah akan mengeluarkan penyakit dari jari-jarinya dan memasukkan kesembuhan di dalamnya.” (Makârim Al-Akhlaq)
Imam Ja’far Shadiq as. berkata, “Barangsiapa memotong kukunya dan memotong kumisnya pada hari Jumat kemudia membaca Bismillâhi wa ‘alâ sunnati Muhammadin wa âli Muhammad, ia diberi pahala membebaskan budak dari keturunan Ismail terhadap setiap potongan kuku dan setiap memotong kumis.” Hadis ini berbicara tentang keutamaan berpenampilan rapi layaknya seorang muslim sesungguhnya.
Anjuran agar merapikan di hari Jumat bukan berarti hanya dibolehkan pada hari Jumat saja. Jika memang pada hari lain sudah panjang dan tidak rapi, maka bersegeralah untuk memotongnya. Hanya saja pilihan hari Jumat sebagai keutamaan, sebagaimana disebutkan riwayat, “Ia senantiasa dalam keadaan suci hingga Jumat berikutnya.”
Tentang cara memotong kuku, dikutip dari Imam Ja’far Shadiq as., “Orang yang memotong kukunya pada hari Jumat, hendaknya memulai dari jari kelingking tangan sebelah kiri dan berakhir dengan jari kelingking tangan sebelah kanan.”
Memilih Pakaian dan Kerapiannya
Mungkin ada beberapa orang yang mengatakan bahwa menaikkan celana adalah ciri orang salafi atau Wahabi. Dalam beberapa kasus, menurut saya memang berlebihan dan tidak melihat tempat. Berlebihan karena mereka mengangkat hingga betis sehingga tidak wajar dan tidak melihat tempat karena tidak bisa menyesuaikan.
Ukurannya tidak selalu di atas mata kaki, tapi cukup melihat ukuran kerapian dan tidak menyentuh tanah. Imam Ali bin Abi Thalib as. dalam penjelasannya tentang ayat: Dan sucikanlah pakaianmu (QS. Al-Muddatsir: 4) berkata, “Yaitu naikkanlah!” Imam Ja’far as. dalam penjelasan ayat ini juga mengatakan, “Naikkanlah dan janganlah kau menyeretnya di tanah.”
Mengenai warna pakaian, sebuah situs yang rajin memfitnah Syiah menurunkan artikel yang menghubungkan antara pakaian berwarna hitam yang biasa dikenakan orang Syiah dengan Firaun. Padahal sudah lazim dari zaman dahulu bahwa hitam merupakan lambang kesedihan sebagaimana sejarah ahlulbait dan pengikutnya selalu ditimpa cobaan dari musuh Islam.
Hadis-hadis mengenai larangan tersebut (untuk digunakan saat salat) memang benar ada, tapi tidak sampai pada taraf haram apalagi merusak kekhusyukan salat. Karena kalau kita melihat hadis yang lain justru warna putih sangat dianjurkan. Disebutkan bahwa sebaik-baik pakaian bagi Nabi saw dan para imam ahlulbait as adalah putih.
Rasulullah saw bersabda, “Pakailah pakaian putih karena lebih baik dan lebih bersih serta kafanilah mayat-mayatmu dengannya!” (Kanzul ‘Ummal, 41101). Terkait dengan bahan, pakaian sutra adalah terlarang bagi lelaki karena ia adalah perhiasan wanita. Imam Ali as. berkata, “Pakailah pakaian yang terbuat dari kapas (katun) karena sesungguhnya ia adalah pakaian Rasulullah dan pakaian kami ahlulbait as.” (Al-Kâfî, 6)
Memakai Wewangian
Janganlah heran kalau seorang lelaki melintas lalu tercium aroma harum, karena memang demikian seharusnya. Karena harum lebih baik dari pada bau tidak sedap, namun perlu diperhatikan juga harum yang seperti apa yang pas untuk lelaki. Imam Ja’far as. berkata, “Penggunaan wewangian termasuk di antara sunah para rasul.” Imam Ali Ridha as. juga berkata, “Aroma yang harum termasuk di antara akhlak para nabi.”
Imam Musa Kazhim as. berkata, “Tidak sepantasnya seseorang meninggalkan pemakaian wewangian setiap hari. Jika tidak mampu, sehari memakainya sehari tidak. Jika masih tidak mampu, jangan tinggalkan setiap hari Jumat!” (Al-Kâfî, 6). Anas bin Malik berkata, “Jika dibawakan wewangian kepada Nabi saw, beliau tidak menolaknya.” (Sunan Ibnu Majah, 8 )
Saya pikir sudah terlalu panjang artikel ini. Tidak perlu “malu” untuk tampil rapi dan wangi. Orang yang ketika melihat lelaki yang tidak rapi namun mengatakan, “Namanya juga lelaki,” sesungguhnya dia salah. Karena Nabi saw mengajarkan seorang muslim untuk tampil dalam keadaan yang terbaik. Wallahualam.
Subhanallah. Artikel yang bagus. 🙂
Setuju. Bagus juga sih artikelnya.
Sedikit koreksi, referensinya harap lebih teliti. Seperti, “Dan sucikanlah pakaianmu (QS. Al-Muzzammil : 4)” Apa itu benar? Mohon maaf sebelumnya.
Terima kasih atas informasinya, sudah diperbaiki.
Masya Allah informasi nya bermanfaat sekali, yang mau saya tanyakan tentang masalah isbal, apakah itu mutlak jika melnggar berdosa atau hanya sunnah saja ya?
Bihar al anwar,, kitab nh Syi’ah. Karangan Al Majlisi.. Naudzubillah
assalamualaikum.,.bisa minta contoh foto/gambar yang sesuai sunnah ? saya ingin mengikuti sesuai ajaran rasulullah shallaulahu alahi wasallam. tpi masih bingung bgmn menghentikan potongan rambut gaya klimis/under cut yg biasa / trend di kalangan remaja saatkini. syukron, wassalamualaikum
bagus artikelnya..
sangat bermanfaat