Dalam beberapa riwayat ahlulbait as. disebutkan bahwa malam ke-23 dari malam-malam bulan Ramadan merupakan malam yang paling ditekankan mengenai lailatulkadar. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Islamic Cultural Center mengadakan Ihyâ Lailatul Qadr yang pada malam ke-23 itu diisi juga dengan pembacaan Quran oleh qari internasional dan nasyid.
Salah satu pembicara pada malam itu adalah DR. Moaref, Peneliti Alquran dan Ilmu Islam dari Universitas Tehran. Sambil menunggu saya menulis cerita tentang buka puasa, waktu shalat Isya dan seterusnya yang ada di otak saya, mari kita baca sedikit uraian ringkas dari DR. Moaref yang saya pahami mengenai malam lailatulkadar. Semoga bermanfaat!
Di hari-hari terakhir bulan Ramadan, kondisi Rasulullah saw. benar-benar berubah. Beliau semakin mendekatkan diri kepada Sang Kekasih melalui ibadah-ibadahnya yang mulia. Sekaitan dengan itu, Rasulullah pernah bersabda, “Celakalah orang yang tidak mendapatkan ampunan di bulan Ramadan.” Karena artinya orang tersebut harus menunggu sampai pada Hari Arafah (9 Zulhijah).
Dalam nas baik Alquran maupun hadis disebutkan bahwa pada malam lailatulkadar, takdir manusia ditentukan untuk satu tahun ke depan. Kita bisa lihat contoh ayat berikut: “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala amr yang penuh hikmah…” (Ad-Dukhân: 3-4).
Di surah Al-Qadr pun Allah menyatakan: “Pada malam itu turun (tanazzalu) malaikat-malaikat dan Rûh dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala amr.”
Beberapa orang ada yang mengatakan bahwa malam lailatulkadar hanya terjadi sekali, yakni pada masa nabi. Tapi ayat dari surah Al-Qadr itu menggunakan fi’l mudhâri’ (present tense), yang artinya terus-menerus terjadi setiap tahun. Kepada siapa para malaikat turun? Dia menurunkan para malaikat dengan Rûh min amr-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya (An-Nahl: 2)
Mazhab Syiah berkeyakinan bahwa maksud di antara hamba-hamba-Nya tersebut adalah ahlulbait as. yang disucikan. Karena merekalah hamba-hamba Allah pilihan yang malaikat turun ke rumah-rumah mereka untuk menjelaskan amr.
Lalu, ketika pada malam lailatulkadar sudah ditetapkan takdir manusia untuk satu tahun ke depan, bukankah ini kepercayaan Jabariah? Justru dengan kita berdoa kepada Allah pada malam lailatulkadar, kita berharap bahwa Allah mengubah takdir kita. Maka sebenarnya manusia juga berperan terhadap apa yang terjadi pada dirinya.
…
Setiap negara memiliki waktu untuk menunjukkan awal tahun atau akhir tahunnya. Misalkan di Iran, musim semi merupakan tanda awal tahun. Di Arab khususnya, Muharam merupakan awal tahun dan di Barat kelahiran Yesus menjadi awal tahun.
Lalu kapan awal tahun baru Islam? Imam Jafar Ash-Shadiq berkata إذا سَلِمَ شَهْرُ رَمَضَانَ سَلِمَتِ السَّنَةُ وَرَأسُ السَّنَةِ شَهْرُ رَمَضَانَ (Jika selamat/sejahtera pada bulan Ramadan maka sejahtera pada tahun itu dan tahun baru ialah bulan Ramadan) (Wasâil, 10/311)
Inilah sebabnya dalam ayat kelima surah Al-Qadr, Allah Swt. menyebutkan salâm, yang artinya selamat, sejahtera, rahmah, barakah kepada kalian wahai manusia. Jadi, selamat tahun baru Islam! Wallahualam.