Beberapa anak muda muslim masih ada yang bertanya seperti itu. Dengan mengkritik orang-orang yang berdemo, mereka mengatakan bahwa demo yang dilakukan itu hanyalah buang-buang tenaga. Dengan pintar olah bahasa, mereka mengkritik habis-habisan sambil menghayal hal yang aneh-aneh. Mengkritik umat Islam yang “bodoh” dan cuma bisa demo kemudian bilang “kondisi aja masih susah”, “mendingan belajar”, “mendingan zuat (kawin)”, “mendingan cari fulus,” sampai akhirnya bilang, “mendingan cari harim“.
Mungkin mereka lupa. Ketika mereka mengkritik para demonstran yang menyuarakan suara Palestina, berteriak bebaskan Palestina, bertakbir dengan semangat Islam; sebenarnya para pengkritik hanya bisa mengkritik, duduk manis di atas sofa, sambil minum Coca-Cola dan menyaksikan penderitaan rakyat Palestina di televisi. Tidak berbuat apapun.
Cuma bisa demo? Ya. Hanya itu yang bisa kita lakukan untuk saat ini. Demo untuk menyuarakan suara Palestina yang ditimbun oleh kekejaman Israel, demo untuk menyadarkan umat Islam yang melupakan Palestina, demo untuk mengingatkan bahwa ada saudara-saudara kita di sana yang terpenjara. Peringatan Hari Al-Quds hari ini (14/09) ingin membuktikan siapa yang peduli dengan Palestina dan mengatakan bahwa kami, rakyat Indonesia, ingin merasakan penderitaan rakyat Palestina.

Ini bulan Ramadan. Ini bulan berbagi. Ini bulan kebersamaan. Di tengah terik matahari kami ingin merasakan penderitaan dan panasnya kondisi di Palestina karena bom-bom Israel. Dalam kondisi haus dan lapar (karena bulan Ramadan) kami ingin merasakan haus dan laparnya rakyat Palestina karena penjara yang dibuat oleh “Israel”. Dengan berteriak, kami ingin meneriakkan suara rakyat Palestina sambil membangunkan saudara-saudara seagama dan semanusia yang mungkin lupa.
Hari Al-Quds adalah hari di mana kita akan mengetahui rezim dan orang mana yang bekerja sama dengan konspirasi internasional untuk melawan Islam. Mereka yang tidak berpartisipasi dalam demonstrasi ini berarti melawan Islam dan mereka setuju dengan Israel. Mereka yang berpartisipasi dan berdemonstrasi pada hari ini adalah orang yang bertanggung jawab dan melangkah bersama Islam untuk melawan Israel. (Imam Khomeini qs.)
Lupakan bahwa masalah Palestina–”Israel” adalah masalah politik! Lupakan juga bahwa masalah Palestina–”Israel” hanya sekedar masalah agama! Lupakan juga masalah mazhab hanya karena Imam Khomeini yang mendeklarasikan Hari Al-Quds adalah Jumat terakhir bulan Ramadhan! Ketika agama non-Islam pun ikut bergabung untuk demonstrasi maka ini merupakan masalah kemanusiaan.
Penjajahan fisik yang dilakukan “Israel” tidak hanya kepada Palestina, tapi juga kita umat Islam khususnya anak-anak mudanya. Para pemuda yang kurang informasi tentang Palestina, kemudian mengkritik bahkan tidak peduli, merasa cukup dengan kehidupannya sekarang. Merasa hidupnya sudah cukup hanya dengan bermain, mencari hiburan, pesta dan foya-foya.
Cuma bisa demo? Tidak. Demo juga untuk menyadarkan umat Islam lain yang mungkin lupa tentang Palestina. Boikot produk yang mendukung Israel—sekecil dan sebisa mungkin—juga merupakan cara lain untuk membantu Palestina.
Konon, ketika Nabi Ibrahim as. dilempar ke dalam kolam api, ada seekor burung yang ikut menyaksikan beliau di lempar di lautan api Namrud. Melihat apa yang terjadi, ia segera terbang secepat kilat menuju sungai, memenuhi paruhnya dengan air, lalu kembali dan menuangkan air tersebut ke api yang berkobar dengan tujuan mendinginkan api yang membakar Ibrahim.
Dikatakan kepadanya, “Apalah arti beberapa tetes air yang kau tuangkan dari paruhmu ke tengah lautan api?” Dia berkata, “Itulah kemampuan maksimalku untuk menunjukkan kepeduliaan dan rasa simpati padanya; dengan itu juga aku hendak menunjukkan akidah, iman, kecintaan dan keterikatanku pada Ibrahim (Sang Utusan Allah).” Wallahualam.
“Siapa saja yang tidak peduli dengan urusan kaum muslim bukanlah (seorang) muslim.” (Rasulullah saw.)
Last modified: September 16, 2010
Artikel Terkait:
Tertunduk ku dimalam ini
Terdiam mencoba berucap nada CINTA
Alunan Zikir alam semesta sayup terdengar
menyapa mesra diri lemah tiada daya
kudengungkan dalam qolbu terdalam
Nyanyian pengagungan dan penyembahan
Hadirkan diri dalam CINTA membara
Perlahan tapi pasti getar menyambut
Bagaikan gelombang membuat diri tergetar
Hanyut sudah dalam buaian syahdu
Diri hilang lenyap dalam pangkuanNYA
Terang benderang padang terawangan..
hilang.. lenyap.. tiada keberadaan..
doooooh nikmaaaaatnyaa
Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabatku terchayaaaaaaaank
I Love U fuuulllllllllllllllllll
Hari Raya besar umat Islam yang ditunggu2 kemeriahannya. Namun hakikatnya tidak hanya sekedar ceremoni belaka, namun diharapkan kita menjadi insan yang lebih baik kedepannya
salam mampir ke blog kami
Support me in SEO Contest. Thanks for your atention