Mungkin saja kita akan beranggapan bahwa ketiga hal di atas: Gempa di Sumatera Barat yang terjadi pada pukul 17:16 WIB terkait dengan surah ke-17 (Al-Isra) ayat 16 yang “menyindir” pelantikan DPR, sebagai kebetulan, atau “memaksakan”, atau mungkin peringatan dari Allah. Karena sebelumnya saya pernah tulis juga mengenai orang yang “asal tafsir” padahal Allah yang paling memahami maksud sebuah ayat. Jadi, semua itu kembali kepada Anda.
Gempa di Sumatera Barat dan sekitarnya yang terjadi pada pukul 17:16 WIB (meskipun dan padahal beberapa berita menyebutnya pada pukul 17:15 WIB) oleh beberapa orang dihubungkan dengan surah Al-Isra ayat ke-16: “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah), tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”
Apa perasaan Anda setelah membaca terjemahan ayat tersebut? Jujur saja saya memang terkejut. Terlepas dari kebenaran tentang korelasi gempa dengan ayat di atas, tapi memang kondisi negeri ini sedemikian “kompleks” (baca: semrawut). Sistem ekonomi yang ada membuat ketimpangan semakin luar biasa kacau. Mereka yang mengaku sebagai “wakil rakyat” berkelakuan semakin menjadi-jadi, bahkan di saat-saat terakhir habisnya masa jabatan mereka.
Awalnya KPU menganggarkan dana pelantikan 1 Oktober 2009 kemarin sebesar 11 miliar Rupiah (Antara). Sementara beberapa kebutuhan “pesta” tersebut antara lain penyediaan tas sebesar Rp115,5 juta; penyediaan jasa kendaraan bus AC dan ambulans sebesar Rp251,9 juta; penyediaan jasa, jaket, baju batik, dan hem lengan Rp149,9 juta; dan penyediaan jasa akomodasi, konsumsi, dan hotel sebesar Rp2,874 miliar (Poskota). Dahsyat kan?
Ternyata 11 miliar hanyalah anggaran dari KPU, belum termasuk anggaran DPR dan DPD. Jadi total sebenarnya acara pelantikan itu adalah 46 miliar Rupiah! (Tribun Jabar). Saya tidak tahu apakah hal ini (penggelembungan dana) dimanfaatkan karena KPK sedang bermasalah? Karena begitu banyak pemborosan yang tidak perlu: pengadaan tas, jaket, batik, dan kemeja, serta pemberian “uang jajan” (Lampung Post). Ingat: “Kami perintahkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (untuk menaati Allah).”
Melihat data di atas berarti uang jajan satu orang “wakil rakyat” (saya mengharuskan pakai tanda petik) yang baru itu adalah Rp. 66,54 juta (Kompas). Saya yakin masyarakat Indonesia berharap “wakil rakyat” yang baru itu berbeda dari yang sebelumnya dan berani menolak penggunaan harta rakyat secara boros, terlebih melihat kondisi bencana yang ada! “Wakil rakyat” itu digaji dari uang rakyat dan seharusnya tidak mengecewakan rakyat.
Data-data di atas mungkin hanya akan membuat kita “psimis” akan pembantu rakyat di sana. Tapi sebagaimana kata Anis Baswedan, kita tidak bisa terus-menerus mengabarkan berita buruk tentang negeri ini, tapi juga kabar positif agar negeri ini bisa bangkit. Ternyata memang, masih ada segelintir kecil “wakil rakyat” yang mempunyai rasa peduli (Republika). Tapi yang perlu kita tahu adalah dana pelantikan tidak sebanding dengan dana bantuan gempa di Sumatera Barat!
Angka pelantikan sebesar Rp 46 miliar lebih di atas dibandingkan dengan dana tanggap darurat gempa di Padang ternyata hampir seperlimanya. Menurut Menkeu, pemerintah mengeluarkan dana tanggap sebesar Rp 250 miliar. Dana ini diperkirakan cukup untuk membiayai tanggap darurat selama dua bulan. “Empati perorangan memang penting. Tapi kesadaran secara kelembagaan di institusi wakil rakyat lebih dibutuhkan!” (Republika). Rp 46 miliar untuk 692 “wakil rakyat” yang hanya beberapa jam, berbanding dengan Rp 250 miliar untuk 200.000 korban gempa selama dua bulan! Hanya ada di Indonesia…
Seandainya saja mereka tahu bahwa kehidupan seorang penguasa Muslim harus sama dengan tingkat kehidupan orang-orang yang paling miskin yang hidup di dalam wilayah kekuasaannya. Bukan kebetulan juga jika kemarin saya membaca ucapan Imam Ali bin Abi Thalib as, “Tidak pernah aku lihat tumpukan uang tanpa adanya hak-hak yang diabaikan di sampingnya… Tidak seorang pun merasa tetap lapar, kecuali karena alasan bahwa beberapa orang kaya telah terlampau banyak mengambil darinya.”
Update Terakhir: 3 Oktober 2009
Saya sudah menduga bahwa tulisan ini akan ada yang (sedikit) mengkritik, padahal karena saya sudah menduga makanya dari awal saya mengatakan bahwa tulisan ini tidak sedang membenarkan hubungan ayat tersebut dengan kejadian gempa di Sumatera Barat. Semuanya kembali kepada Anda, pembaca yang budiman, untuk menganggapnya sebagai “kebetulan”, “memaksakan”, atau justru “teguran dari Allah”.
Hal kedua yang ingin saya sampaikan adalah bahwa bencana yang terjadi di bumi tidak serta merta kejadian alam semata, tapi dosa ingkar terhadap perintah Tuhan bisa mendatangkan bencana. Apakah kita mengira banjir di masa Nabi Nuh as dan azab umat terdahulu semata kejadian alam? Bencana yang terjadi pun menurut saya bukan sekedar hukuman karena “murka” Tuhan; Ar-Rahman dan Ar-Rahim milik Allah jauh lebih tinggi. Sehingga kita ambil kejadian tersebut sebagai “bahan pelajaran”.
Kritik ketiga yang menurut saya klasik adalah kritik teman saya: “Klo mo d banding2in durhaka dan mewah mah jakarta lebih parah… Doli – surabaya juga… Gmn coba???” Jawaban tentang pertanyaan itu sudah ada di bagian Artikel Terkait urutan ketiga 😀 Saya hanya ingin menjawabnya dengan ayat: “Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka…” (QS. Ali Imran : 178) Wallahua’lam.
Artikel Terkait:
- Tafsiranmu Berbeda dengan Tafsiran Allah
- Dosa dan Dampaknya bagi Masyarakat
- Kehidupan Kaum Beriman dan Ahli Maksiat
- Prof. Quraish Shihab: “Musibah; Rahmat atau Murka Tuhan?”
Setiap musibah yang datang menghampiri kita adalah bisa teguran, ujian dan azab dari Allah adalah agar kita kembali untuk mawas diri karena setiap jiwa yang hidup akan kebagian musibah pasti yaitu kematian cuma caranya dan ketentuannya akan berbeda bisa saja disebabkan terkena gempa, longsor, tsunami dsbnya.
Maka itu marilah kita instrosfeksi diri agar kelak apabila maut menjemput kita ada dalam Dinnullah dan Husnul Khotimah.
Sebaiknya kita do’akan mereka yang telah mendahului kita agar diterima iman islamnya dan diampuni segala dosa dan kesalahannya..aamiin.
saya memang dari dulu melihat org padang itu kekras hatinya. sulit menerima kebenaran beda zaman dahulu wkt menerima islam. sekrang mereka itu keras kepala nggak mau dinasehati. malah banyak yg murtad. pantaslah diberi peringatan supaya mereka jangan suka menolak jamaah tabligh
stuju sekaleee….orang silaturahim krn merasa bersaudra (sama2 Islam) malah diusir, liat tuh azab di kampung lubuk laweh yg sudah rata tertimbun tanah krn warga kampung itu terutama laki2nya mengusir jamaah dengan kasar, sambil membawa kayu yg ujungnya ada paku (saksi juamaah sekrg sdg gerak di medan), bahkan ket jamaah yg skrg msh jadi relawan dsana, SUDAH KENA BENCANA MASIH NGGAK MAU SHOLAT N MASIH MAIN KARTU DI KEDAI2, MASYA ALLAH….!!!!
Tolong baca lg donk comment saya..:)
ingat lah sumpah mu adalah azab muu nnti ! !
bertobat lah sesunguh-suguh nya hanya untuk allah ! jgn sampai engkau sebagai Bahan Bakar Apa NERAKA !!!
Lho? Kenapa yang kena gempa bukan orang-orang yang kaya itu aja ya? Selalu yang tertima musibahnya orang-orang yang ‘di bawah’. Lancangkah aku mempertanyakan hal itu pada Tuhan?
eja, klo ada yg bilang : bila yang menerima bencana itu orang beriman, maka itu cobaan, klo yang nerima itu orang yang ngga beriman, maka itu adzab gmana menurut nt?
Bisa jadi sih Fiq. Musibah dari kata ashaba [?] artinya “menimpa” (bisa baik bisa buruk?). Bala artinya “menampakkan” (bisa “menampakkan” siapa yang beriman dan siapa yang tidak). Salah satu arti kata adzab yang pernah ana denger adalah “memurnikan” (jadi ketika manusia “diadzab” di neraka itu sebenarnya manusia sedang “dimurnikan”). Fitnah bisa berarti “ujian” atau “cobaan”, dan di Quran anak-anak dan harta disebut fitnah (Bisa menjadi ujian [iman] kan?)
(Kebanyakan buka-tutup kurung yak Fiq? 😀 )
“Serem”nya lagi, musibah yang turun akibat perbuatan maksiat manusia juga bisa mengenai orang beriman. Mungkin ini yang di maksud antum 😕 (Lihat: Sini, Sini, dan Sini)
Mau komen jadi males ah, denger ngomongnya putar-puter masalah penafsiran ayat suci. Mendingan langsung aja datang ke Padang, bantu sodara-2 sebangsa setanah air di sana dengan :
1. Keluarin duit untuk nyumbang seikhlasnya.
2. Sumbangkan makanan, minuman, pakaian dll yang diperlukan.
3. Tolong para korban dari reruntuhan.
4. Berikan pertolongan pertama bagi yang celaka.
5. Mintalah bantuan pada teman-2 dan kerabat untuk turut membantu.
6. Amankan pengaturan bantuan agar sampai pada yang berhak.
7. Pulang setelah semaksimal mungkin bantuan diterima yang berhak.
Bisanya debat aja…………… Berisik Loe semua! Monyet… Bubar…Bubar
Bisanya marah-marah sama ngatain orang aja 😛
mungkin untuk saat ini kita harus lebih banyak bertawakal karena saya berasumsi kalau kita sedang di landa kiamat kecil. dan tidak menutup kemungkinan kalau nantinya akan ada kiamat besar yang sesungguhnya
saya sangat byk sekali kekurangan. dan insya allah mulai dari sekarang harus sudah belajar untuk mengurangi zalim, zinah, dan takabur. dan jgn lupa untuk melaksankan kewajiban kita kepada allah swt
saya harap tidak hanya saya yang termotovasi sperti itu.tetapi anda-anda juga ikut dalam niat baik untuk allah swt
AMIN
stuju sekaleee….orang silaturahim krn merasa bersaudra (sama2 Islam) malah diusir, liat tuh azab di kampung lubuk laweh yg sudah rata tertimbun tanah krn warga kampung itu terutama laki2nya mengusir jamaah dengan kasar, sambil membawa kayu yg ujungnya ada paku (saksi juamaah sekrg sdg gerak di medan), bahkan ket jamaah yg skrg msh jadi relawan dsana, SUDAH KENA BENCANA MASIH NGGAK MAU SHOLAT N MASIH MAIN KARTU DI KEDAI2, MASYA ALLAH….!!!!
assalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh
wahai umat ISLAM yang saya sayangi jangan lah anda sekalian menggabungkan kejadian alam ini dengan ayat Al_Qur’an, sesungguhnya Al-Qur’an itu mendidik kita agar selalu ingat akan kebesaran dan kekuasaan ALLAH SWT, kita harusnya sadar dan lebih tawakal dalam menghadapi segala cobaan yang di berikan ALLAH SWT.
negeri kita banyak menerima cobaan dari ALLAH SWT, yang artinya ALLAH masih sayang kepada kita dan ALLAH ingin menguji kita apakah kita dapat lebih sabar dalam menghadapi cobaan-NYA atau tidak.
sesungguhnya segala kejadian yang terjadi di Negeri ini sudah menjadi suratan takdir ALLAH agar kita lebih mengingat ALLAH karena INDONESIA adalah negara yang memiliki umat muslim terbesar saat ini, mudah-mudahan kita sadar akan kelalaian kita, sehingga kita dapat lebih makmur dan mendapat ridho dari ALLAH SWT, amin..amin ya rabbal alamin
wassalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh
terima kasih
Assalamu alaikum,
Nice blog, the content in this blog is very useful to the people who are looking out for islamic knowledge.
hal ini berlaku pula untuk wilayah lain yang belum diberi peringatan Allah SWT agar segera kembali ke jalan yang benar. Hal ini mesti menjadi kerisauan para Bupati, Walikota, Gubernur yang dijadikan oleh Nya menjadi pemimpin.
Jangan suka menyalahkan kejadian yg menimpa sdr kita disana, belum tentu orang yg merakan musibah tersebut merasa suswah kemungkinan mereka da yg disayang oleh Allah SWT oleh karena itu sdrku semuanya cukuplah kejadian itu merupakan pelajaran dan perlu diambil hikmahnya saya yakin dan ainul yakin pasti daa hikmah yg terkandung didadalamnya
Dalam situasi begini, yang dibutuhkan korban gempa adalah bantuan dan sumbangan langsung seperti: uang, beras, laukpauk, susu, selimut, tenda genset, air, obat-obatan, kendaraan angkut,ambulan, buldoser, dokter dan perawat, rumah sakit, dorongan moril,tenaga pendidikan, dan pembangunan kembali sarana vita, bukan komen ini, komen itu sambil makan bakso di ruang berac depan komputer.
sama aja klu z bilang gini..
Ya Allah, jika z berbuat kejahatan dan kamu balas dg kejahatan juga..
apa bedax z dengan Kau..???
apa z salah mengeluarkan persepsi bgt..??