Hakikat persatuan antara suni dengan Syiah adalah terungkapnya hakikat kebenaran. Banyak orang mengatakan, “Perbedaan antara suni dan Syiah seharusnya tidak perlu lagi dikemukakan karena hanya akan menciptakan perpecahan dan menimbulkan dampak negatif bagi persatuan.” Tapi Ali Shariati, sosiolog Iran itu, tidak meyakini hal semacam itu meski dia sangat konsisten dengan persatuan Islam. Shariati meyakini bahwa seharusnya kita tidak lalai sedikit pun untuk mengungkapkan hakikat kebenaran dan berusaha membuktikannya dengan analisis ilmiah serta objektif dalam menilai realitas sejarah dengan menjauhi rasa fanatisme dan kebencian.
Itulah persatuan yang Ali Shariati yakini.
Persatuan Islam dari berbagai pemikiran mazhab untuk melawan ancaman musuh-musuh Islam; persatuan antara Syiah dan suni untuk melawan musuh di luar Islam, menyatukan sikap dalam Islam demi melawan ancaman imperialisme Zionis, itulah persatuan Islam. Tanpa semua itu, maka persatuan Islam tidak akan ada artinya, karena berlawanan dengan akal dan ilmu, serta secara praktis hal seperti ini mustahil untuk direalisasikan.
Menurut Shariati, kita memiliki sebuah contoh konkret atas eksperimen yang telah dilakukan oleh ulama kita yang berdialog tentang permasalahan-permasalahan yang ada dalam mazhab-mazhab Islam. Eksperimen ini sama sekali berbeda dengan beberapa upaya dari orang-orang bodoh yang menggunakan ucapan-ucapan penghinaan dalam pembicaraan mereka.
Kita menyaksikan pada masa ini seorang ulama tasyayyu’ Alawi telah melakukan dialog dengan ulama dari kalangan ahlusunah dan berhasil menciptakan kesepahaman dan kedekatan antara kedua belah pihak. Kita melihat buku yang berjudul Al-Murâja’at yang ditulis oleh Almarhum Sayid Syarafuddin Musawi. Beliau menuliskan dialognya dengan seorang ulama besar ahlusunah bernama Syaikh Salim, begitu pula dengan Sayid Muhsin Amin dengan Allamah Kasyiful Githa.
Mempertahankan tasyayyu’ Alawi dan mengemukakan beberapa perbedaan ilmiah antara suni dan Syiah, merupakan faktor utama untuk merealisasikan sebuah kesepahaman, dan merupakan senjata paling ampuh untuk melawan musuh luar yang berusaha untuk menyebarkan perpecahan, kedengkian dan kebodohan.
Ali Shariati menegaskan bahwa kita berusaha untuk mempertahankan mazhab yang kita anut dengan didasari keikhlasan, maka itu berarti kita telah melangkah untuk merealisasikan pendekatan dan kesepahaman. Tasyayyu’ Alawi adalah tasyayyu’ persatuan, dan tasyayyu’ Safawi adalah tasyayyu’ perpecahan atau tasyayyu’ yang tercipta memang untuk memecah belah persatuan. Kita tidak pernah ragu dan takut atau menganggap salah ketika kita berusaha untuk membela tasyayyu’ Alawi, karena kita yakin bahwa ia tidak pernah menciptakan perpecahan dan perselisihan.
Dulu, Shariati pernah membawakan ceramah yang berjudul “Ali Pelopor Persatuan”. Pada saat itu dia mengatakan, “Umat Islam mengenal Ali sebagai seorang peletak batu pertama persatuan Islam dan membentuk dasar-dasarnya dalam masyarakat Islam. Beliau adalah muslim pertama yang berkorban dan rela menanggung derita yang berat serta mengorbankan harta paling berharganya demi persatuan Islam. Ali menanggung semua derita demi terealisasinya persatuan Islam. Beliau telah merelakan haknya untuk memimpin umat sepeninggal rasul saw. dan kita tidak pernah menemukan seorang pemimpin di kalangan muslimin yang rela mengorbankan semua itu demi persatuan Islam.”
tulisan menarik dari filsuf Ali Syariati…saya sependapat dengannya..
Sebenarnya memang tidak ada masalah karena Ali bin Abi Thalib termasuk Khalifah Rasyidin…ini bagi yang membaca sejarah dan para ahlul sunnah yang berhati bersih..yang merusak kan wahabi, dia memang bukan dari ahlul sunah juga…namanya juga aliran buatan yang fungsinya untuk memecah belah… ini yang harus di waspadai oleh kaum muslimin baik syiah maupun ahlul sunnah.. pengetahuan akan sejarah Islam memang wajib di ketahui oleh muslimin supaya aliran sempalan seperti wahabi dapat dibendung dan di antisipasi, tidak ikut2an, kasihan ana2 muda yang di recruit mereka, di doktrin yang engga2..suruh pake celana diatas mata kaki, dia merasa Rasulullah saww seperti itu….ya Allah..Rasulullah saww tuh keren lagi….kasian banget…bagaimana ilmu Allah SWT yang Maha Luas yang di turunkan pada Rasul Mulia saww hanya di terjemahkan oleh mereka se simple itu…inna lillahi
mas ejajufri, suka sekali baca tulisan-tulisannya, dan ijin copy ya ..
irma firdausy masih ingat aku gak/….
aku yudha ….
ni FBq maychiterlangga@ymail.com
see u….