Mufti Besar Suriah, Ahmad Hasoun menyatakan bahwa tragedi Asyura dan kebangkitan Sayidina Husain as. harus disampaikan kepada umat Islam. “Darah para sahabat setia Imam Husain as. yang mengalir di padang Karbala merupakan tetesan darah untuk menjelaskan Islam sebenarnya, bukan untuk kepentingan kekuasaan dan jabatan,” demikian kata Ahmad Hasoun yang dikutip Kantor Berita IRNA.
Mufti Besar Suriah juga menekankan persatuan umat Islam, dan mengatakan, “Harus ada langkah baru untuk mempersatukan umat Islam, sehingga muslimin tidak terpecah-belah.”
Seraya menyinggung khutbah terakhir Rasulullah saw. pada haji perpisahan atau wada yang dikenal peristiwa Ghadir Khum, Mufti Besar Suriah mengatakan, “Rasulullah saw bersabda; Aku tinggalkan dua pusaka kepada kalian, yakni Alquran dan ahlulbaitku. Siapapun yang berpegang teguh pada mereka, tidak akan tersesat.” (IRIB)
“Maafkan saya untuk berbicara hal ini secara terus terang. Meskipun telah menjadi murid selama sepuluh tahun… saya tidak pernah mendengar dari guru saya manapun bahwa pada hari Asyura terjadi tragedi besar di Dunia Islam. Mengapa mereka menutupi-nutupi hal ini dari kita?! Semoga Allah mengampuni mereka!
“Mereka akan mengatakan: ‘Karena kami khawatir orang-orang dan kamu terpengaruh dan akan pindah (mazhab) menjadi Syiah karenanya’. Mereka takut. Bisakah kita menutupi kebenaran agar membuat sebuah mazhab terlihat lebih kuat dibanding yang lain? Janganlah kita seperti ini!
“Masa ketika agama digunakan sebagai pion dalam politik seseorang telah berakhir. Masa tersebut telah berlalu ketika mereka dengan licik menyatakan gelar ‘amirulmukminin’ dan menggunakan gelar itu untuk melakukan kerusakan di bumi.
“Amirul Mukminin adalah orang yang menegakkan hukum pada dirinya sendiri sebelum orang lain. Seseorang yang menimbang-nimbang perbuatannya untuk melawan hukum Allah. Orang itu menerapkan hukum Islam pada dirinya dan keluarganya… inilah yang pantas disebut amirulmukminin. Inilah sebuah hakikat (kebenaran) yang saya rasa wajib diungkap.”