Oleh: Eman Yassin (Kairo)
Adalah hal yang menarik ketika kita mendengar penduduk asli Eropa tentang masalah Palestina. Tapi jadi lebih menarik ketika kita berbicara kepada mereka dan mendengar seksama apa yang mereka katakan tentang Gaza, “penjara udara terbuka” terbesar di dunia saat ini.
Gretta Duisenberg, istri dari presiden pertama Bank Sentral Eropa, dan sahabat Ratu Belanda, dikenal sebagai aktivis pro-Palestina yang mengibarkan bendera Palestina di atas balkon saat peringatan kedua Intifadah Palestina, dan menghadapi usaha pembunuhan karena perbuatannya tersebut.
Islam Online (IOL) mewawancarai aktivis Belanda ini sebagai salah seorang aktivis internasional yang bergabung dengan konvoi Anggota Parlemen Inggris, George Galloway (Viva Palestina 3), ke Gaza.
IOL: Apa reaksi suami Anda ketika Anda mengibarkan bendera Palestina di atas balkon saat Intifadhah Kedua?
G. Duisenberg: Itu kesulitan kecil baginya, karena ketika Anda seorang bankir, Anda tidak dibolehkan masuk ke dunia politik. Jadi, mereka menanyakan kepadanya setiap saat: apa pendapat Anda tentang aksi istrimu?
Dia menjawab, “Baiklah, saya mendukungnya 100 persen,” tapi dia tidak mengatakan mendukung Palestina, hanya “Saya mendukungnya 100 persen.” Dia setia pada saya, mendukung apa yang saya lakukan, dan mengatakan pada saya bahwa ia bangga pada saya, mendukung saya untuk melanjutkan.
IOL: Mengapa Anda meninggalkan rumah, keluarga, dan Natal untuk bergabung denga konvoi Viva Palestina menuju Gaza?
Mrs. Duisenberg: Saya telah banyak melihat film di YouTube yang memperlihatkan bagaimana rakyat Palestina menaruh mayat di keledai, karena mereka tidak punya ambulans. Ketika rakyat Palestina menggunakan kereta kecil ini, Israel menembaki keledai dari menara pantau.
Karena itu, rakyat Palestina harus membawa semua barang mereka sendiri. Apakah Anda mendengar tentang organ manusia yang Israel ambil dari rakyat Palestina?? Itu benar; saya melihat foto-fotonya. Tentara Israel membawa pergi pemuda dan lima hari kemudian, mereka mengembalikannya dengan terpotong.
Israel mengakui telah melakukan kejahatan seperti itu. Keluarga Palestina tidak pernah mengizinkan Israel melakukan hal tersebut. Saya terdorong untuk mengunjungi Mesir, khususnya untuk mendukung konvoi. Tapi sayangnya, pemerintah Mesir mencegah kami untuk memasuki Gaza.
Mesir memenuhi terowongan Gaza dengan air dan gas. Anda tahu apa yang mereka katakan di koran kita sebelum saya datang ke sini: “Hamas, Hamas, Gretta… di bawah gas Mesir”. Saya tidak peduli; mereka bisa mengatakan apa yang mereka suka. Ini artinya rakyat Palestina akan mati, karena tidak ada air, makanan, listrik, dan bahkan tidak ada ambulans.
IOL: Saya bertanya-tanya mengapa mayoritas orang Eropa, yang biasanya mendukung hak asasi manusia, tapi mendukung Israel yang melakukan kejahatan serius terhadap hak asasi manusia?
G. Duisenberg: Ini karena dua hal; pertama, lobi Yahudi di Belanda, seperti di Amerika Serikat, begitu sangat kuat, dan masih bermain dalam perasaan menyesal kita, meskipun sudah 63 tahun sejak Holocaust. Selain itu, setiap kali Anda memiliki sesuatu yang melawan orang Yahudi di Belanda, mereka akan menyebut Anda seorang anti-Semit.
Alasan kedua adalah politik; pemerintahan sayap-kanan Belanda adalah Kristen radikal dan orang-orang radikal di dalam Yahudi memiliki perasaan kuat terhadap Israel. Mereka mendominasi pemerintahan kami. Hal ini menyebabkan ketidaktahuan hukuman bersama yang dipaksakan di Gaza oleh Israel, meskipun ini melanggar hak asasi manusia dan Konvensi Genewa keempat.
Kita harus menegakkan hukum HAM internasional dan Israel harus memenuhi kewajiban HAM dan melaksanakan Resolusi PBB, tapi tidak dilakukan. Israel tidak melakukan 39 Resolusi PBB!
Sebagai contoh, Israel mengabaikan Resolusi 242 Dewan Keamanan PBB mengenai hak rakyat Palestina untuk kembali. Selain itu, pada 9 Juli 2004 di Den Haag, Belanda, Mahkamah Internasional (ICJ) memutuskan bahwa semua pemukiman Israel di Tepi Barat adalah ilegal, Tembok Pemisah harus dibongkar, dan Israel harus kembali ke perbatasan tahun 1967
Namun demikian, Israel tidak mematuhi, dan Israel terus membangun 3.700 rumah pemukiman di Timur Yerusalem (al-Quds). Selain itu, Israel membangung Tembok Pemisah di tanah Palestina, bukan di samping perbatasan tahun 1967. Ini adalah tembok aparteid!
IOL: Israel mengatakan bahwa Hamas bertanggung jawab atas pengepungan Gaza, bagaimana komentar Anda?
G. Duisenberg: Ini tidak benar, karena Hamas menginginkan gencatan senjata sebelum perang Gaza di tahun 2008. Perang tahun lalu dipicu oleh Israel. Hamas tidak melanggar gencatan senjata, tapi Israel yang melakukan. Israel telah merencanakan untuk perang ini tiga bulan sebelumnya.
IOL: Apa pendapat Anda tentang pertimbangan Inggris mengubah hukumnya untuk melarang menggugat politisi Israel, setelah beberapa kasus Tzipi Livni?
G. Duisenberg: Inggris saat ini tidak melakukan apa-apa, sama seperti Obama, yang berjanji bahwa pemukiman harus berhenti, tapi Netanyahu melanjutkan dan berkata “siapa peduli”. Jika kita tidak menghukum Israel dan terus diam, Israel akan bebas melakukan segalanya.
Livni dan seluruh pemimpin dan jendral Israel harus pergi ke Mahkamah Internasional; inilah yang kita minta, karena semua pemimpin Zionis adalah penjahat perang. Saya kira Inggris tidak akan mengubah hukumnya, tapi akan melindungi Livni.
IOL: Apakah perselisihan Fatah-Hamas mempengaruhi dukungan Anda bagi masalah Palestina?
G. Duisenberg: Hal ini cukup memalukan dan tidak baik bagi masalah Palestina. Saya pikir, baik Hamas dan Fatah harus bersatu, karena dunia, khususnya Israel, Amerika Serikat, dan Uni Eropa suka dengan kenyataan bahwa Hamas dan Fatah terpecah, dan mereka mengambil manfaat darinya.
Pendapat saya adalah Hamas dipilih oleh rakyat, bukan Fatah, maka Hamas yang harus menjadi pemimpin, bukan Abbas. Rakyat memilih mereka melakukan pemilu demokratis, di mana setiap orang harus dihormati. Mengapa kita melakukan pemilu demokratis jika orang tidak menghormati hasilnya?
Abbas bekerja sama dengan Amerika Serikat dan Israel. Ini sebabnya mereka lebih menyukai Abbas dari pada Haniyah, dan karena ini juga mereka ingin menjaga kekuasaan Abbas. Abbas memberikan hal yang jauh dari kemudahan dan ia ingin memiliki kekuasaan. Namun, Haniyah menang, maka kita harus menghormat keinginan rakyat Palestina.
IOL: Apa Anda pikir Israel jujur dan serius tentang negosiasi perdamaian?
G. Duisenberg: Israel mengatakan bahwa tidak ada mitra yang mereka bisa negosiasikan perdamaian. Israel terus mengatakan bahwa Arafat “bukanlah mitra untuk bicara”.
Lalu ketika Abbas datang, ia dianggap tidak memiliki kekuatan, karena dia orang tua. Lagi, Israel mengatakan bahwa tidak ada orang yang bisa bicara dengannya, maka mereka tidak menegosiasikan perdamaian.
Pemilu Palestina terakhir, rakyat memilih Hamas. Hamas—menurut Israel, Amerika dan Eropa—adalah organisasi teroris, yang saya tidak percaya. Selain itu, Hamas ditempatkan dalam daftar organisasi teroris Eropa, maka pemerintahan di Eropa mengatakan mereka tidak bicara pada teroris. Hamas sekarang secara bersama di hukum oleh seluruh dunia, lebih atau kurang, dan perbatasan Gaza ditutup.
IOL: Dalam pendapat Anda, apa solusi paling masuk akal bagi masalah Palestina?
G. Duisenberg: Saya kira tidak mungkin untuk menciptakan solusi dua-negara. Israel selalu bermain dengan gagasan ini dan mengatakan untuk solusi dua-negara, tapi ketika kita lihat fakta di lapangan, tidak mungkin untuk menciptakan solusi dua-negara, karena Tembok Pemisah dan pemukiman Tepi Barat.
Israel menyebut dirinya satu-satunya demokrasi di Timur Tengah, yang tentu saja tidak benar, karena rakyat Palestina tetap menghadapi semua pos pemeriksaan, dan tidak diizinkan untuk keluar-masuk beberapa tempat.
Gagasan Zionis adalah untuk menciptakan Israel besar hanya untuk Zionis. Israel ingin mencaplok seluruh Palestina dan seluruh rakyat Palestina harus keluar. Israel ingin rakyat Palestina menjadi pelayan orang Yahudi. Banyak pemimpin Israel telah mengatakan bahwa rakyat Palestina seperti kecoa dan Israel akan menghancurkan mereka.
Saya memiliki semua kutipan itu di rumah dengan tanggal dan di mana mereka mengatakannya; saya punya kutipan ucapan dari Barak dan Peres yang memenangi Penghargaan Nobel padahal ia seorang kriminal perang. Saya pikir satu-satunya pilihan adalah solusi satu-negara, tapi Israel tidak menginginkannya!
IOL: Saya tahu bahwa Anda bersahabat dengan Ratu Belanda. Apakah Anda membicarakan masalah Palestina dengan Ratu?
G. Duisenberg: Saya tidak pernah membicarakannya. Beliau tidak ingin bicara soal politik. Meski demikian, sekali, Putri Maxima ada di sebuah resepsi, dan saya lewat disampingnya dan dia memanggil saya dan berkata: “Saya ingin mengatakan bahwa saya benar-benar mengagumi Anda.” Tapi Ratu tidak diizinkan bicara soal politik, dan dia tidak memberikan pendapatnya.
Sumber: Islam Online
Penerjemah: Ali Reza Aljufri © 2010
Ini pandangan secara objektif dari salah satu orang luar Islam. dan memang sudah seharusnya hal ini dilihat dari sisi objektif, bukan karena termakan isue. Saya yakin masih banyak orang luar Islam yang mendukung Palestina seperti G. Duisenberg ini. 🙂