Ahlulbait Nabi saw.
Surah Al-Ahzâb, Ayat 33
…dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliah yang dahulu dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud menghilangkan dosa dari kalian, wahai ahlulbait dan menyucikan kalian sesuci-sucinya.
Komentar Catatan Kaki 3715
Versi Asli
Amana
IFTA
Kalimat yang dihapus: Perhatikan perubahan di klausul ini menjadi gender maskulin, sedangkan sebelum ini kata kerja dan kata ganti adalah gender feminin sebagaimana merujuk pada istri. Pernyataan dalam klausul ini sekarang lebih umum, termasuk (selain para istri) seluruh keluarga, yakni Hadhrat Fatimah, menantu Hadhrat Ali, dan putra mereka Hasan dan Husain, cucu kesayangan Nabi. Gender maskulin digunakan secara umum, karena berbicara dalam penggabungan laki-laki dan wanita.
Meskipun edisi Amana menjaga kata-kata utuh dari komentar versi asli, edisi IFTA memutuskan untuk menulis ulang bagian yang penting. Seperti kasus-kasus yang lain, para pembaca tidak diberi tahu setiap perubahan yang terjadi. Faktanya, tiga perubahan penting telah terjadi.
Penghapusan Argumen Gramatikal
Abdullah Yusuf Ali percaya bahwa istri-istri nabi, dengan tidak hadir, adalah anggota Ahlulbait, di samping Imam Ali, Fatimah, Imam Hasan dan Husain as. Meskipun sebagian suni tidak setuju dengan posisi ini atau posisi Syiah yang menyatakan bahwa istri tidak termasuk ahlulbait, sebuah kelompok dalam ahlusunah percaya bahwa ahlulbait hanyalah para istri. Pandangan mereka jadi tidak bisa dipertahankan melihat argumen kebahasaan yang dinyatakan Abdullah Yusuf Ali, yang sekarang telah dihapus dari edisi IFTA.
Pencantuman Keraguan
Frasa yang dimasukkan edisi IFTA, “…secara umum berdasarkan riwayat Ummu Salamah” menghadirkan elemen keraguan dalam benak pembaca dengan menghubungkan masuknya empat individu semata, seperti yang terlihat, oleh riwayat tunggal Ummu Salamah, istri nabi yang mulia. Tidak ada yang bisa jauh dari kebenaran! Dimasukkannya nabi dan empat orang, dengan mengecualikan para istri sangat jelas, diriwayatkan tidak hanya oleh Ummu Salamah tapi juga rantai riwayat terpercaya dan melalui istri nabi lainnya.
Penghapusan Kehormatan
Seolah-olah hal ini tidak cukup, edisi IFTA juga menghapus penyebutan Imam Hasan dan Husain as. sebagai cucu “kesayangan” (beloved) Nabi saw! Begitu juga dengan penghapusan penggunaan hadhrat (yang mulia)!
Bagi mereka yang ingin tahu lebih banyak tentang argumen gramatikal (kebahasaan) dan bukti lain bahwa istri nabi sebenarnya tidak termasuk ahlulbait, juga tentang kehormatan ahlulbait sesungguhnya dan kecintaan nabi kepada mereka, silakan merujuk sumber terpercaya.
Penerjemah: Ali Reza Aljufri © 2010 Ahlulbayt DILP
Catatan: Diterjemahkan dengan perubahan seperlunya. Teks berwarna merah berasal dari saya (Ali Reza) untuk menunjukkan kalimat yang dihapus dengan garis bawah merah.
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain, (karena) bagi orang laki-laki ada bagian daripada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. 4: 32)
Assalamu alaikum wr. wb
Saya punya Al-Qur’an Terjemahan Bahasa inggris oleh Abdullah Yusuf Ali terbitan “Islamic Book Trust-Kuala lumpur”
disampul disebutkan ‘Complate Translation WITH SELECTED NOTES” makanya catatannya tidak lengkap
ketika saya membaca artikel ini saya cek catatan di Al-Qur’an terjemahan milik saya, ternyata semua note/catatan yang disebut diartikel diatas bukannya dirubah tapi semuanya malah tidak ada, alias tidak dimasukkan.
Saya heran dengan orang kenapa mereka tidak jujur dan tidak amanat seperti ini?
Dlm Al Quran yang menyebut ‘ahlulbait’, rasanya ada 3 (tiga) ayat dan 3 surat.
1. QS. 11:73: Para Malaikat itu berkata: “Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan kebrkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait. Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah”.
Ayat ini jika dikaitkan dengan ayat sebelumnya, maka makna ‘ahlulbait’ adalah isteri dari Nabi Ibrahim.
2. QS. 28:12: Dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusukan(nya) sebelum itu; maka berkatalah Saudara Musa: ‘Maukahkamu aku tunjukkan kepadamu ‘ahlulbait’ yang akan memeliharanya untukmu, dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?
Ayat ini jika dikaitkan dengan ayat sebelumnya, maka makna ‘ahlulbait’ adalah Ibu Nabi Musa As. atau ya Saudara Nabi Musa As.
3. QS. 33:33: “…Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu ‘ahlulbait’ dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya”.
Ayat ini jika dikaitkan dengan ayat sebelumnya QS. 33: 28, 30 dan 32, maka makna ahlulbait adalah para isteri Nabi Muhammad SAW. Sedangkan sesudah ayar 33 yakni QS. 33:34, 37 dan 40 penggambaran ahlulbaitnya mencakup keluarga besar Nabi Muhammad SAW. isteri plus anak-anak beliau.
Coba baca catatan kaki dari kitab: Al Quran dan Terjemahannya, maka ahlulbaik yaitu KELUARGA RUMAHTANGGA RASULULLAH SAW. Berarti, anak Nabi SAW terakhir yang berkedudukan sebagai halulbait ya Bunda Fatimah, lalu apakah bunda Fatimah ini mempunyai hak bernasab sebagaimana dimaksud dlm QS. 33:4-5 dimana nasab keturunan itu diambul dari nasab bapaknya?
Berarti, anak-anak dari Bunda Fatimah tetap saja bernasab pada Saidina Ali bin Abi Thalib bukan pada Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian, perebutan mahkota ‘ahlul bait’ antara kedua golongan yakni Syiah dengan Habaib, tak perlu diteruskan karena mahkota ahlul bait itu sudah terhenti sampai pada Bunda Fatimah saja, tidak berlanjut ke anak cucunya.
Terima kasih. Butuh artikel baru untuk penjelasan tuntas makna ahlulbait. Dalam surah Hud menggunakan kata عليكم أهل البيت karena Sarah merupakan ibu Nabi Ishak. Dalam surah Al-Qashshash, bermakna keluarga Nabi Musa, terkhusus ibunya, karena dia ibu Nabi Musa. Sedangkan dalam surah 33: 33 menggunakan kata ganti كم sehingga tidak bisa bermakna hanya istri nabi. Kajian menarik makna ahlulbait, lihat video ini.
Sedangkan setiap ayat turun dibutuhkan tafsiran, dan Quran tidak bisa ditafsirkan sekedarnya tanpa penjelasan hadis nabi mengenai siapa ahlulbait Nabi saw. Saya tidak ingin berpanjang lebar, silakan lihat video ini.
Kemudian masalah keturunan, berbeda topik. Saya pikir saya sudah menjelaskan cukup dalam artikel mengenai kafaah. Seperti mengenai Nabi Isa yg merupakan keturunan Nabi Ibrahim melalui jalur ibu, surah Ali Imran ayat 61 yg menyebut Hasan dan Husain sebagai anak-anak nabi, hadis-hadis nabi yg menyebut keturunan nabi melalui Sayidina Ali, kisah dan sabda Ali bin Husain di Karbala, dan sebagainya.
Tak pelak, Quran menyebutkan sebagai golongan yg dengki terhadap golongan lain lantaran kelebihan yg diberikan kepada mereka… Wallahualam.
untuk artikel diatas, ini komentar yang tepat.
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”.
[Al Hujurat : 6].