Pekan Persahabatan Mahasiswa Iran-Indonesia

UIN Jakarta bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Islam Iran akan menggelar Pekan Persahabatan Mahasiswa Muslim. Acara yang dikemas dalam beragam kegiatan itu akan berlangsung di Auditoium Utama pada 9 hingga 11 Maret 2010.

Pembantu Rektor Bidang Pengembangan Lembaga Dr. Sudarnoto Abdul Hakim menyatakan, kegiatan kerja sama UIN Jakarta dengan Iran sudah dilakukan untuk kesekian kalinya. Kali ini kegiatan kerja sama menampilkan dalam bentuk beragam atraksi budaya dari kedua negara, seperti tarian, musik, pemutaran film, pameran, dan penulisan kaligrafi.

“Kita berharap kegiatan kerja sama ini dapat lebih mempererat persahabatan Indonesia-Iran, khususnya antarmahasiswa Muslim,” ujar Sudarnoto dalam rapat persiapan pekan persahabatan di Ruang Diorama, Rabu (3/3).

Dia menegaskan, Iran merupakan negeri yang cukup dekat dengan Indonesia. Selain penduduk keduanya mayoritas Muslim juga sama-sama mendukung terhadap pengembangan sains dan teknologi untuk kemasalahan dan kemajuan umat manusia.

“Iran saat ini telah menjadi salah satu Negara maju di kawasan TimurTengah dengan kekuatan teknologinya,” katanya. Karena itu Indonesia, khususnya UIN Jakarta, juga berharap dapat saling menukar pengalaman dan informasi mengenai apa yang telah dicapai Iran pada abad sekarang.

Menurut rencana, acara pekan persahabatan akan dibuka Duta Besar Iran untuk Indonesia, Behrooz Kamalvandi. Acara lain berupa penandatanganan kerja sama antara UIN Jakarta dan Sureh Higher Education, Teheran, Iran, dalam bidang pendidikan dan penelitian

Sumber: UIN Online

10 respons untuk ‘Pekan Persahabatan Mahasiswa Iran-Indonesia

  1. Ass.wr.wb…aduh menarik skali ya, sy sangat2 ingin hadir krn suka skali dng kbudayaan Iran. Tapi sayang diadakannya weekdays, jd tdk bisa hadir deh. 😦
    Apakah ini sesuatu yg diadakannya regular, misalnya setahun skali? Kalo ada lagi, mohon beritanya ya…kalo boleh usul gimana kalo diadakannya weekend? Jd yg kerja weekdays juga bisa hadir. 😉
    Trimakasih banyak.

    1. Wslm. Wr. Wb. Karena ini pertama, mudah-mudahan (dan insya Allah) akan ada yang selanjutnya… Nanti saya coba sampaikan ke pihak koordinator 🙂

  2. salam Eja, hanya satu ‘concern’ saya, itu tarian Saman sih ok ya..tapi jaipong itu kan agak seronok, dan bajunya juga ketat begitu, mungkin di usulkan agar lebih di pikirkan tentang budaya ‘Islam’nya yang di pamerkan…kita kan bukan hanya harus menghargai tamu tapi menghargai bangsa kita juga yang mayoritas Islam…terima kasih, mohon maaf , sebelumnya
    wass

  3. Buat platinum: sy kbetulan penari Sunda dan sy juga bisa Jaipongan. Maaf sy nggak setuju dng pendapat Anda. Sy rasa masyarakat kita dan Iran adalah orang2 yg trbuka utk melihat keragaman budaya dr manapun asalnya. Jaipongan jg ragamnya macem2, ga smuanya seronoknya koq, klo memang bajunya bermasalah, toh bisa dimodifikasi. Tari2 Jawa dan Bali jg ada yg bajunya ketat, malah kostumnya adalah kemben.
    Iya sih mayoritas orang Indonesia adalah Muslim, tapi ingat juga bahwa bangsa kita trkenal dng keragaman budayanya dan kita harus bangga ttg itu.
    Jangan campur adukkan agama dengan budaya, ngga akan nyambung. Kalo dikaitkan trus, ntar bisa2 sejumlah tarian di Indonesia hrs dihapus dong…ngga lucu banget.
    Segitu aja…maaf kalo komentar sy agak keras. Sy Muslim tapi sy cinta banget kesenian Nusantara.
    Trimakasih. Wassalam.

  4. Tambahan: sy yakin panitia penyelenggara acara ini juga sudah mempertimbangkan dng seksama tarian apa yg akan dipertunjukkan. Kalo memang Jaipongan segitu seronoknya, dr awal pasti ngga akan masuk ke planning acara. Liat aja nanti stelah acaranya selsai, ada complain nggak (terutama dr pihak tamu dr Iran)? Kalo ada, nah baru deh utk yg berikutnya Jaipongan bisa diganti dng pertunjukkan lain.
    Sdr. Ejajufri, maaf ya sy jadi ngelantur. Cuma sekedar mnyampaikan buah pikiran. Sukses utk acaranya ya. 🙂
    Wass.

  5. Saya tidak tahu persis teknisnya soal pakaian Jaipong Dance seperti apa, karena mahasiswi UIN memakai jilbab 🙂 Pihak acara juga tidak diberi tahu yang dimaksud Iranian Performance seperti apa, karena dance dari Iran bermacam-macam (Bandari, Baba Karam) juga termasuk goyang pinggul. Jadi saya belum tahu pastinya.

    Terima kasih untuk Mbak/Ibu dengan inisial firouzeh 😀

  6. Ya…maksut sy, ngga perlu terlalu khawatir soal Jaipongan. Kostum bisa dimodifikasi (trmasuk pake jilbab), gerakan2 yg sekiranya seronok juga bisa dkurangi. Yg namanya tari itu fleksibel koq. 🙂
    Tarian2 Iran juga memang ada yg pake gerak2 pinggul sperti Bandari tadi. Yg tidak pake gerak2 pinggul misalnya tari dr daerah Lori dan Kurdistan.

    Minta laporannya sepulang dr acara itu ya…trutama soal Iranian performance-nya. 😉 Cheers!

  7. buat mbak Firouzeh terima kasih masukannya, agama & budaya ga ada hubungannya, tapi kita berbudaya harus sesuai dengan keyakinan yang kita anut, bukan begitu?…di Iran tuh yang nari2 laki2, perempuannya ga mau sembarangan di tonton2, walaupun mereka sering adakan festival2 ‘art’ & theatre gitu tetep harus ada ‘spiritual guide’ nya berarti harus di setujui oleh yang paham agama..dan itu tidak akan mengurangi ‘ekpresi seni’ muslimah Iran. Semuanya harus diletakan pada tempatnya…Islam di Iran tidak permisif kaya di kita ( kalo yang orang Islamnya ya..anda tahu di Iran kan tidak semua beragama Islam ada juga zoroaster, yahudi, kristen, katolik orthdox-armenia dsbnya), pakaian untuk ‘performance’ gitu buat mereka sangat ‘crusial’, orang TV serial nya aja dirumah antar suami istri pake jilbab rapih…wallahualam bishawab

    1. Trimakasih banyak atas komentarnya.
      Nah…skarang yg bertamu itu siapa? Orang Irannya khan yg dateng ke Indonesia? Setau sy, pendatanglah yg mnyesuaikan diri dng tuan rumah, bukan sbaliknya. Ini Jaipongan dipertunjukkan di Indonesia lho, bukan di Iran. Kalo Jaipongan akan dipertunjukkan di Iran…baru deh mikir 2x. Biarkan para tamu dr Iran itu nonton Jaipongan sbg hasil karya Nusantara. Sy sm skali tdk mlihat sisi negatifnya. Bagaimana cara orang Iran mempertunjukkan tari2annya…ya itu urusan mreka. Wong budaya Iran beda koq dng kita. Boleh jd Islam di Iran tdk permisif sperti di kita…tapi sy rasa Muslim2 Iran adalah orang2 yg cukup trbuka dan akan appreciate apa yg akan dsuguhkan dlm acara tsb slama masih dlm batas norma2 yg ada. Makanya sy juga bilang, liat aja ntar kalo acaranya udah beres. Ada feedback ga dr pihak tamu? Kalo ada, sperti apa? Positif atw negatif?
      Sperti yg sy bilang sbelumnya, Jaipongan itu macem2. Dr mulai yg sopan smpe yg erotis juga ada. Tapi sy yakin yg akan dipertunjukkan di acara ini bukan yg erotis…ya toh?
      I see no reason at all to worry about this matter. Let our Persian guests witness the culture richness of our country. I’m sure they’ll love it. Toh kalo mreka ke Bali sm aja…mreka bisa aja nonton tari Pendet atw Puspawresti yg kostumnya berupa kemben.
      Wallahualam.

  8. Assalamualaikum,
    nama saya bayu asal mojokerto jawa timur, sebelumnya saya minta maaf atas post saya ini, kepada sahabat muslim saya mengajukan permohonan bantuan dana yang akan saya gunakan untuk membantu saudara kita yang kurang mampu untuk biaya sekolah, adapun data mereka bisa dilihat pada blog buatan saya ini http://anakbangsapeduli.blogspot.com adapun semua data adalah asli dan dapat dipertanggung jawabkan, demikian sekiranya permohonan saya kepada saudara muslim sekalian untuk dapat mempererat tali silaturahmi kita sebagai umat muslim, sebelum dan sesudahnya saya ucapkan banyak terima kasih atas kesediaan saudara semua atas bantuannya, Wassalam

Komentar Anda?

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.