Akal dan Hati, Bukan Perasaan

Beberapa hari terakhir, saya sempat terlibat “perang dingin” mengenai keunggulan antara akal dan hati. Saya sempat menulis update status: “Menurut Alquran akal adalah hujah dan menurut akal Alquran adalah hujah”. Perang semakin memuncak ketika saya menulis tentang keyakinan saya bahwa agama ini menjunjung tinggi akal. Tentu bukan sembarang akal, tapi akal yang sudah menjalani alur pikir yang benar.

Di sisi lain, pihak kontra meyakini bahwa hati adalah penentu benar atau salah. Sebenarnya saya juga meyakini hati adalah penentu kebenaran, apalagi jika dikaitkan dengan tema sufistik. Tapi ketidaksetujuan muncul ketika hati (yang memiliki tujuh lapisan ini) disamakan dengan perasaan (emosi). Ini sebabnya, saya kutip potongan artikel berikut yang saya tulis tahun 2006:

Qalb, dengan huruf qaf, yang biasa disebut dalam Bahasa Indonesia dengan kata kalbu berarti hati. Namun qalb bukan hanya sebagai hati atau yang orang-orang biasa bilang “pakai perasaan dong…!” sambil menunjukkan jari ke dada; ia bukanlah sekedar alat perasaan. Namun hati dalam artian Alquran lebih dari itu.

“Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi…” (QS al-Baqarah 74).

Inilah ayat pertama yang menjadi awal pembahasan. Hatilah yang mempunyai pengaruh besar dalam hidup kita. Namun seperti apa sih bentuk hati itu sebenarnya? Apakah itu jantung? Ataukah yang biasa orang-orang sebut sebagai lever? Apakah yang bentuknya seperti love? (♥ = hati?).

Kemudian diayat lain, Allah berfirman, “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari golongan jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami, dan mereka mempunyai mata tidak dipergunakan untuk melihat, dan mereka mempunyai telinga tidak dipergunakan untuk mendengar. Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Merekalah orang-orang yang lalai.” (QS. Al-Arâf: 179).

Qalb, bashar, sam’, merupakan “sarana” yang diberikan Allah untuk memahami, melihat, dan mendengar Al-Hak. Ketiganya merupakan daya untuk menangkap kebenaran. Namun hati di sini bukanlah sebagai alat perasa. Akal atau berfikirlah yang merupakan fungsi utama dari qalb yang haqiqi. Memang benar 1 + 1 = 2, siapa yang dapat menyangkal. Namun terkadang, hati kecil kita berkata “Apa iya 2? Bisa saja kan 4?” Hatilah yang menjadi alat penilai terakhir setelah akal/otak.

“Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat berfikir atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar?…” (QS. Al-Hajj 46). Seperti itulah Allah menggunakan kata ya’qilûn untuk hati, dan dalam surah al-A’râf 179 dengan kata yafqahûn juga untuk hati. Itulah sebabnya hati kita gunakan tidak hanya sebagai perasaan namun juga alat untuk berfikir dan memahami terhadap kebenaran (al-haq) yang Allah berikan…

“Orang berakal itu bukan orang yang bisa membedakan yang baik dari yang buruk, tetapi yang bisa mengetahui mana yang lebih baik dari dua keburukan.” (Khalifah Umar bin Khatthab)

Wallahualam.

4 respons untuk ‘Akal dan Hati, Bukan Perasaan

    1. menurut saya saat ini kita 100% dapat mengendalikan hati, namun beda lagi jika “hati” yang anda maksud adalah semacam bentuk emosi

  1. Menurut saya apa yang disampaikan oleh ustadz Quraish Shihab, cukup rasional dan bisa di terima oleh semua golongan kecuali orang orang yang fanatik dengan keyakinan.

  2. Maaf di surat alhajj 46 anda memotong ayatnya yg kalau diteruskan akan berbunyi ” Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada. (Al-Hajj: 46) lalu hati yg manakah yg dimaksud anda? Yg jelas Alloh sendiri mengatakan hati yg didalam dada.

Komentar Anda?

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.