Oleh: Madiha Zaidi

Selama ini kita sudah pernah mendengar bahwa Imam Mahdi (semoga Allah mempercepat kemunculannya) adalah imam yang hidup atau imam zaman kita. Kita telah mendengar kisah, riwayat, dan biografi seluruh imam kita, kehidupan mereka serta bagaimana perilaku pengikut mereka.

Lalu bagaimana kisah kita? Apa yang sudah kita lakukan selama imam kita masih dalam masa kegaiban dan tidak tampak di tengah-tengah kita? Kita semua tahu bahwa imam kita tidak akan hadir dalam kehidupan sebelum kita siap. Tapi ini bukan berarti bahwa beliau tidak hidup di tengah-tengah kita—juga bukan berarti beliau tidak terlihat, karena beliau terlihat bagi mereka yang mampu melihatnya.

Imam kita hidup. Beliau selalu bersama pengikutnya dan orang-orang beriman kapan pun mereka memanggilnya. Inilah [salah satu] keyakinan dasar Syiah—bahwa imam kita memiliki kemampuan untuk menolong pengikut mereka ketika mereka meminta bantuan, baik itu di Madinah atau New York.

Lalu apa makna sebenarnya bahwa imam kita masih hidup? Apa gunanya bagi kita? Apakah kita benar-benar mendapatkan panduan dan nasihat tentang bagaimana menjalani hidup yang baik menurut kehendak Allah?

Sebagaimana riwayat masyhur menyebutkan, manfaat Imam Mahdi bagi pengikutnya bagaikan matahari yang memberikan manfaat sekalipun berada di balik awan. Apa yang bisa kita dapatkan dari sini? Apa yang bisa kita ambil dari masalah ini?

Para imam diutus dan dipilih oleh Allah untuk membimbing dan menolong kita. Pertolongan apa yang bisa kita peroleh dari imam? Apakah kita benar-benar berusaha menjadikannya sebagai pemimpin kita? Siapa pemimpin kita? Kita semua harus meluangkan waktu untuk merefleksikan dan berpikir “Siapa pemimpin saya?” Dari mana saya mendapatkan inspirasi tentang bagaimana menjalani hidup? Dari mana saya mendapatkan nasihat dan bagaimana saya menjawab pertanyaan atau memperjelas keraguan tentang jalan hidup?

Apakah kita semua berbicara dan tidak berusaha? Apakah kita hanya mengatakan bahwa beliau imam zaman kita dan tidak mendapat manfaat dari banyak nasihat dan kedekatannya pada kita? Apakah kita pernah bersyukur bahwa ketika kita memanggilnya untuk sebuah permintaan, permintaan itu terpenuhi? Apakah kita mempersiapkan hidup kita dan rumah kita terbuka baginya ketika beliau diizinkan Allah untuk muncul? Seberapa siapkah kita? Akankah kita hanya duduk di rumah dan tidak melakukan apapun sepanjang hari? Atau pergi ke sebuah acara yang menghabiskan uang padahal bisa digunakan untuk membantu orang miskin? Imam kita hidup, dan dikatakan bahwa ketika kita melakukan kesalahan, beliau menangis untuk kita meskipun kita tidak menyesalinya. Inilah bagaimana pemimpin kita mencintai kita. Tapi saat ini hanya terlihat seperti cinta satu-arah.

Kecuali kalau kita sampai menyadari bahwa kita memiliki imam yang hidup, yang membutuhkan dukungan, yang menyayangi kita dengan tulus, yang tetap menganggap kita sebagai pengikutnya meskipun kita menjadi seperti Hurr bagi Imam Husain as.

Mari kita bertanya pada diri sendiri: “Apa arti memiliki imam zaman?” Ketika kita meluangkan waktu dari kesibukan hidup, duduk dan memikirkan tentang imam kita yang menangis darah untuk Imam Husain setiap hari, dan mengingat kita dalam salat saat kita melupakannya, yang mengunjungi masyarakat kita dan merahmati dengan kehadirannya—ketika itulah kita akan menyadari arti memiliki imam yang hidup. Kita harus mulai melatih jalan hidup kita sekarang; jika tidak, kita tidak akan menjadi bagian kelompoknya. Mari kita biasakan untuk melaksanakan salat di waktu utama. Mari kita biasakan mengingat Imam Husain setiap hari.

Melakukan cara sederhana untuk mengubah hidup kita menjadi lebih dan lebih baik sepertinya akan membuat kita siap untuk kehadirannya. Jika kita tidak memulainya dari sekarang, kita akan tertinggal dan tersesat, seperti domba tanpa penggembalanya.

Penerjemah: Ali Reza Aljufri © 2010

7 respons untuk ‘Memaknai Arti Imam Zaman

  1. persis!!
    imam Mahdi itu secara hakikat ya diri kita sendiri, diri yang dengan mengenalnya, maka kita mengenal Tuhan

    diri yang mempunyai banyak nama, yang masyhur dengan sebutan Nur Muhammad, cahaya Allah yang menerangi hati siapapun yang telah siap

  2. bukan mas,
    Imam mahdi ini adalah imam yang benar2 imam yang dapat utusan dari allah setelah wafatnya Rasulullah.jadi imam mahdi ini bukanlah manusia biasa seperti kita2,tapi dia adalah cucu dari rasulullah,
    yaitu Mahdi bin Hasan bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Musa bin Ja`far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Tholib.

    Trima kasih.

  3. waduh mas syafiq,sory aku jadi ngelantur kayak gini,aku lupa kalo aku brada di blog ini, barusan soalnya aku brada di blog LAKI2 MENGAKU AHLIL BAIT,jadi aku pikir aku masih brada di blog yang aku sebut ini.
    jadi skali lagi sory ya aku jadi ngelantur.

    1. iya yang anda maksud itu imam secara syariat
      saya juga meyakini itu kok 😛

  4. Alangkah hina diri ini, yang setiap saat selalu melakukan maksiat, sementara imam mahdi menangis karena dosa-dosa ummatnya….

    Wahai imam Mahdi…. sambutlah aku… sambutlah pendosa ini.., izinkan aku menjadi pengikutmu dan senantiasa mengingat dan menangisi kesyahidan Imam Husein..,

    Allahumma sholi’ala Muhammad wa Aali Muhammad wa ajjil farajahum….

Komentar Anda?

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.