Muslim Amerika telah memberikan kontribusi kepada Amerika Serikat sebagai dokter, guru, pengacara, apoteker, penulis, cendikia, pegawai negeri, dan penulis. Daftar itu bertambah: ratu kecantikan. Kecuali Anda hidup di zaman batu, Anda mungkin pernah mendengar cerita Cinderella media Miss Michigan Rima Fakih, yang diyakini sebagai muslim Arab-Amerika pertama pemenang Miss USA.
Ada dua tipe muslim di dunia menurut dikotomi ini. Di satu sisi kita berharap muslim yang berpendidikan, yang membawa panji-panji yang lebih inklusif dan ramah, dan sisi lain terdapat kelompok konservatif yang terbelakang. Tentu kalian tahu, mereka adalah orang yang masih meyakini hijab dan salat lima kali sehari. Terakhir kali saya periksa, dua hal itu masih menjadi prinsip dasar Islam, dan tidak ada yang namanya “konservatif” atau “liberal” muslim.
Dua istilah di atas dilemparkan para pseudo-intelektual yang berusaha membenarkan penyimpangan mereka dari ajaran Islam. Kita harus melupakan pesan yang menyatakan amar makruf nahi mungkar membuat seseorang menjadi “konservatif yang terbelakang” yang menolak berasimilasi ke dalam masyarakat Amerika.
Masalahnya bukan sekedar Miss USA 2010. Sangat mudah untuk mengabaikannya karena mengambil bagian dangkal seperti kontes kecantikan dan bertindak dengan cara yang mengesampingkan rasa hormat dan harga diri. Namun, dorongan harus terus diberikan kepada kita untuk mengingatkan masyarakat kita sendiri bahwa kontes kecantikan bukanlah jalan keluar yang dapat diterima untuk setiap wanita yang mengikutinya. Islam menentang menjadikan wanita sebagai objek dan menuntut pendukungnya untuk menunjukkan rasa hormat kepada wanita karena kepatutan intelektual dan tatakramanya.
Sebaliknya, banyak orang yang merasa bangga dengan fakta bahwa “salah satu dari kita” memenangi kontes yang didasari tentang bagaimana sekelompok pria berusia lanjut menilai gaun malam dan penampilannya di atas panggung. Kenapa tidak ada yang membunyikan peringatan akan rusaknya rasa moral dan mau ke arah mana umat kita? Di mana suara-suara Islam berbicara?
Dalam waktu yang sangat lama, kita yang di Barat merasa puas dan menutup mata terhadap isu semacam itu. Konsep amar makruf nahi mungkar telah menjadi politik, dan banyak pemimpin agama dan masyarakat enggan angkat bicara, membiarkan umat menuju kerusakan moral. yang semakin meningkat. Umat kita menjadi terkenal karena pemuda muslim menghadiri acara seperti pesta yang menurut kultur lain diterima.
Konsep bercampurnya gender dan pembatasannya menjadi asing, dan mereka yang berusaha mempertahankan perspektif Islam dicap dan dilabeli sebagai ekstrimis. Sayangnya, pusat keislaman kita juga terjerembab kepada liberalisme ini dan menjadi tempat berkembang biak pencampuran gender di kalangan pemuda. Faktanya adalah, pemuda Syiah hari ini berpacaran, menjalin hubungan, dan terlibat dalam perilaku menjijikan. Dalam situasi seperti ini, mengejutkan untuk menghasilkan kontestan ratu kecantikan. Umat telah menurun dan menjadi apatis.
Pertama dan paling penting, kita harus menjelaskan kepada mereka yang mendukung degradasi kaum wanita bahwa mereka berada di sisi ketidakadilan dan pembusukkan moral. Langkah kedua adalah memastikan hal ini tidak terjadi lagi. Sejauh mana kita melindungi wanita kita dari mengikuti kontes kecantikan sebagai teladan? Apakah umat kita dapat dibagi untuk mendidik para pemuda (perempuan dan laki-laki) untuk merangkul kemegahan teladan perempuan paling agung—Fatimah Az-Zahra?
Jika masa lalu merupakan indikasi di masa depan, kita tidak mungkin pergi terlalu jauh. Meski demikian, Nabi dan Ahlulbaitnya, beserta sahabat terhormat ra. telah mengajari kita bahwa mengikuti Islam yang benar adalah kunci untuk mencapai keselamatan dunia dan akhirat. Hanya dengan menjalankan ajaran Nabi, Quran, dan Ahlulbait, kita akan menjadi hamba Allah dan pengikuti Islam sejati.
Penerjemah: Ali Reza Aljufri © 2010
Ini bagian dr rencana busuk Amerika serikat, Zionis, dan sekutunya utk menghancurkan Islam. Ketika moralitas umat Islam sudah hancur mk syariat-pun akan ditinggalkan.
Menurut wartawan Detik, kontes kayak begini enggak mungkin lepas dari agenda politik. Jadi masih banyak kemungkinan yang menang nanti dari Mesir, Indonesia, atau mungkin wanita keturunan Iran.
memang ummat ini musti sering diingatkan akan bahaya yg mengancam islam. karena setan sangat halus dalam membujuk pengikutnya dengan seribu macam cara. dan Ahlulbait adalah jawaban kekhawatiran kita tentang kemurnian agama ini. Pasti………….