Pertengahan Maret 2010, situs voa-islam menurunkan artikel tentang penampakan wajah Yesus yang hangus di wajan babi. Isinya tentu saja berusaha menyangkal peristiwa itu dengan analisis panjang-lebar, yang intinya enggak mungkin itu “mukjizat” Yesus. Padahal mereka lupa, fenomena seperti itu juga banyak ditemukan dalam Islam. Inilah yang disebut sebagai pareidolia.
Pareidolia adalah sebuah fenomena psikologis yang melibatkan stimulus acak dan samar-samar (biasanya gambar atau suara) dan dianggap signifikan. Ia mempersepsikan apa yang sedang kita alami dengan apa yang pernah kita alami sebelumnya.
Begini, manusia adalah makhluk yang menggunakan otak untuk menginterpretasikan sesuatu. Kita dapat dengan mudah mengenali benda-benda yang terdapat di sekitar kita. Sehingga ketika kita melihat sesuatu yang samar-samar, otak kita bekerja dan berusaha keras mencari arti yang mungkin tersembunyi. Bila kita melihat gambar semut di televisi dalam waktu yang cukup lama, kita bahkan dapat melihat hal yang kita bayangkan. [indotik.net]
Contoh yang paling sering ditemui adalah gambar binatang di awan, wajah di bulan, gambar kelinci di bulan, mendengar pesan tersembunyi dari sebuah suara, bentuk “seksual” pada buah atau penampakan hantu. Termasuk di dalamnya adalah pareidolia dalam hal agama yang biasanya disebut sebagai tanda kekuasaan Tuhan. Di sini, pihak kontra akan menganggapnya sebagai peingkaran mukjizat Tuhan.
Yoism.org adalah salah situs yang menurut saya paling skeptis tentang persepsi penggambaran agama dalam fenomena alam. Di situs itu kita bisa melihat berbagai macam “mukjizat” yang disindirnya, mulai dari penampakan Yesus, menangisnya patung Bunda Maria, sampai tulisan Allah di awan.
Penggambaran agama dalam fenomena alam yang kadang disebut sebagai simulacrum, bisa dijelaskan dari tiga sudut. Pertama karena yang tadi disebut sebagai pareidolia, yakni persepsi keliru atas apa yang diteorikan ke dalam pikiran manusia mengenai penerimaan bentuk, khususnya wajah. Kedua, memang karena pengaruh agama itu sendiri. Ketiga, karena penerimaan kultur [Wikipedia].
Kalau mau melihat contoh “penampakan” dari sisi Kristiani bisa kunjungi What Would Jesus See, dan yang mau melihat dari sisi Islam bisa kunjungi IslamCan.com. Setelah ini, penilaian ada di tangan Anda.
Catatan: Judul di atas tidak hendak mendikotomikan dua istilah yang ada, namun sebatas pilihan untuk menilai. Karena dari sisi tauhid af’ali, sudah jelas bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini (baik-buruk) tidak mungkin terlepas dari kuasa Tuhan.
Aq percaya bahwa apapun itu tidak akan lepas dari kuasa Allah SWT..
salam kenal…
btw theme ini namanya apa ya.. keren juga 🙂
klw pohon yang membentuk kalimat lailahaillallah di salah satu prkebunan di jerman, itu trmasuk pareidolia bkn?
Tulisan di atas sekedar informasi yg kesemuanya kembali kepada penilaian (atau keyakinan?) pembaca. Saya pernah lihat foto itu, tapi hanya satu versi, yakni satu sudut gambar. Wallahualam.
tanya kenapa bisa begitu …
pake penelitian Ilmiah tentang Pareidolia, bisa gak ???
Itu di paragraf ketiga. Lengkapnya klik link sumbernya.
wow…hebatnya…..Tuhan memang maha Besar…^^
Reblogged this on Feeling Fly, Fine Away.