Imam Ali as. berkata, “Nabi saw. mengutuk orang yang menerima bunga, membayar bunga, membeli bunga, menjual bunga, yang mencatat kontrak bunga, dan orang yang menjadi saksi atas transaksi tesebut.” (Wasâ’il asy-Syî’ah).
Realitas menyedihkan dari kehidupan modern di sebagian besar dunia ini adalah riba menjadi begitu luas dan mendasar bagi struktur ekonomi dan masyarakat yang beberapa di antaranya menganggap sebagai hal biasa dan diperlukan. Faktanya, ia adalah sebuah inovasi yang jahat dan sumber kejatuhan ekonomi dan spiritual masyarakat kapitalis.
Pikirkan sejenak untuk merenungkan tagihan bulanan keluarga Anda atau yang semacamnya. Hari ini, banyak umat muslim membayarkan bunga—sewa rumah, sewa mobil, dan kartu kredit. Bunga bukan sekedar meningkatnya jumlah biaya yang Anda bayar dan berapa lama Anda membayar. Dalam banyak kasus, hal itu membuat jumlah total utang Anda tidak diketahui dan berubah-ubah bergantung pada beberapa keadaan; meskipun Anda ahli dalam hukum kontrak, banyak yang harus diperhatikan.
Selanjutnya, pinjaman, khususnya yang melibatkan riba, membuat Anda bergantung dan diatur oleh beberapa orang atau organisasi yang kebanyakan tidak peduli tentang Islam yang sesungguhnya. Salah satu tujuan mengikuti Islam adalah menjadikan kita seseorang yang merdeka, hanya bergantung pada Tuhan dan bukan pada makhluk-Nya. Memiliki utang, khususnya yang melibatkan bunga, dapat merusak spiritual, fisik, emosional, dan psikologi kita.
Riset kecil dalam sejarah dari satu aspek riba modern, kartu kredit, menunjukkan betapa berbahayanya ia bagi ekonomi dan nasabah. Lihat sebagai contoh http://www.pbs.org/wgbh/pages/frontline/shows/credit/. Perusahaan kartu kredit menganggap orang-orang yang membayar saldo mereka setiap bulan sebagai “deadbeats”, dan mereka melakukan segala cara untuk menemukan jalan untuk mengenakan bunga lebih dan membuat orang-orang tidak dapat membayar saldo mereka setiap bulan. Mereka sengaja mendorong nasabah untuk mengambil utang terus-menerus dengan tingkat bunga yang orang-orang tidak dapat kendalikan. Tujuan mereka adalah menjebak nasabah dalam kehidupan yang dipenuhi utang. Kartu kredit mutlak mengenai keserakahan, bukan kenyamanan.
Biasanya, mahasiswa muda untuk pertama kalinya mulai mendapati diri mereka mengeluarkan uang dengan boros, dan ketika mereka mulai melakukan pembelian besar seperti mobil, rumah, dan bayar pendidikan kuliah, mereka tiba-tiba terjebak dalam utang yang luar biasa. Orang-orang yang sejatinya sejahtera dan bahagia adalah mereka yang hidup dalam batas kemampuannya dan tidak mengambil apa yang mereka tidak bisa bayar tanpa pinjaman.
Model ekonomi Islam dan kapitalis, mode yang berbasis-riba sangatlah berbeda. Islam sejatinya adalah suatu jalan hidup bagi setiap individu dan masyarakat yang, jika diikuti, tidak akan membebani berjuta-juta orang dengan utang yang merusak dan pembayaran bunga tiada-akhir. Dalam kondisi ekonomi saat ini, banyak orang merasakan konsekuensi negatif riba dan materialisme. Bayangkan bagaimana berbagai hal itu pada hari ini jika kita semua menolak untuk berurusan dengan bunga, sebagaimana yang Imam Ali sarankan.
Apapun situasi Anda saat ini, ada hal-hal yang dapat kita lakukan untuk tetap menjalankan nasihatnya. Jika kita berada dalam utang, buatlah anggaran yang tepat dan konsistenlah, kemudian bayar utang kita sesegera mungkin. Cobalah untuk menghindari pembelian yang melibatkan bunga—atau tundalah pembelian sampai kita bisa menabung, mencari pilihan pembiayaan alternatif, atau terimalah apa yang ada kalau tidak mampu. Kita mungkin dapat membantu mendidik orang lain tentang keuangan pribadi atau menyediakan dana untuk pinjaman bebas-bunga atau sedekah untuk membantu orang menyelematkan pendidikan, transportasi, dan perumahan tanpa mengambil bunga darinya.
Ada beberapa doa dan ayat Quran yang dapat dibaca untuk membantu memulihkan utang dan meningkatkan rezeki. Kunjungi http://www.duas.org/rizq.htm untuk lebih lengkap.
Penerjemah: Ali Reza Aljufri © 2010
Shortlink: http://wp.me/pyhQ9-15F
Nice blog and good post sob…
Lanjut terus yah…
Ditunggu kunjungan baliknya nih di blog baru ane,
dan jangan lupa tinggalin jejak di postingan terbaru ane ya sob…
kalo ngutang dengan bunga untuk membuka usaha gimana? bukan untuk konsumsi
Ihtiyath, carilah alternatif bank yang menggunakan akad-akad mudarabah atau musyarakah (serasa ngeluarin fatwa) 😀
mmhh…inpo yg mantaf gan..baiklah..
Semoga kita semua bisa terhindar dri riba, amin.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu” (Q.S. An Nisa [4] : 29)
benar islam mmg melarang hal trsbt……………….
salam kenal semuanya………….
Very interesting article, thanks. Keep up the good work.
bib, kenapa tidak kembali ke nuqud nabawi saja, sebagaimana umat dulu lakukan, baik dalam konteks dinar/dirham atau nuqud lain yang jelas nilai intrinsiknya
Beberapa pihak telah berusaha melakukan hal tersebut (misalnya, Wakala Nusantara). Namun tentu tidak semudah dan secepat yg dibayangkan. Semoga, dengan semakin menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat internasional terhadap dolar saat ini, mempermudah kembalinya standar mata uang yg lebih baik.
tambahan referensi mengenai utang dan bunga
http://pohonbodhi.blogspot.com/2009/02/debt-based-money-system.html ini
blognya keren, templatenya bagus…
ana lg cari pinjaman syar’i untuk melunasi hutang riba, do’akan ana ya..