Kalau Anda pernah membaca beberapa tulisan sebelumnya mengenai konferensi persatuan Islam di Tehran, tersebutlah nama Vahid Azizi, salah seorang panitia yang menemani kami selama beberapa hari hingga ke bandara di hari terakhir. Kemarin, dia menghubungi saya ketika tahu saya sedang menetap di kota Qazvin. “I will be in Qazvin tomorrow. My home near from Qazvin. If you aren’t busy, you will be my guest for lunch in Takestan.” Saya berusaha membuka Google Maps untuk mencari tahu makna kata jarak dekat yang dikatakannya. Memang tidak sejauh Qazvin-Tehran, tapi jarak Qazvin-Takestan sekitar 30 kilometer.

Saya belum menjawab. Masih ragu karena saya ingin bersiap menyambut pelajaran baru yang rencananya akan dimulai pada lusa. “My father, mother, and brother like to see you! I know that you don’t have enough time, but if you won’t come you’re a bad boy!” Menimbang kesempatan yang mungkin hanya datang sekali, saya pun memutuskan untuk berangkat sambil sejenak beristirahat dari masalah birokrasi. “Okay, I will. Just make sure I’ll be back at 3 o’clock.”

Berjanji untuk tidak terlalu lama, dia mendatangi asrama sekitar pukul 11 siang. Kami berangkat menggunakan taksi antarkota. Taksi di Iran umumnya memang berfungsi seperti angkutan kota biasa. Orang lain bisa naik bersama. Jika ingin mendapatkan sebuah kata privasi kita harus membayar lebih. Kurang lebih tiga puluh menit kami sampai di kota Takestan. Secara bahasa kota ini dapat diartikan sebagai hamparan yang berisi tanaman merambat, khususnya anggur.

Saya tiba di sebuah rumah yang pekarangannya dihias pohon pome dan bunga Muhammadi. Saya disambut oleh adik Vahid bernama Jawad dan Khohum Azizi yang dengan segera menyediakan sirup cherry segar. Dengan bahasa Persia seadanya saya menyambutnya dengan terima kasih dan dengan bahasa Inggris seadanya pula saya meminta maaf karena tidak bisa membawa sesuatu ke rumah. “Rôhat, rôhat. Anda sudah kami anggap anak sendiri,” kata ibunya yang diterjemahkan oleh Vahid. Setelah salat Zuhur dan Asar di rumah yang hangat, makan siang sudah terhampar disediakan.

Salad, nasi, kentang, ayam, roti, ghormeh sabzi, dan lainnya disajikan. Porsi yang bagi saya terlalu banyak. “Anda makan sedikit sekali,” kata ibunya diterjemahkan oleh Vahid. Saya katakan bahwa porsi ini bagi kebanyakan orang Asia sudah cukup banyak. Sebuah tradisi pula beberapa wilayah Timur Tengah adalah membuat kenyang tamu yang datang, lalu saya katakan bahwa saya sudah kenyang. Usai makan siang, seperti biasa teh disajikan. Belum selesai, buah-buahan seperti semangka, melon, dan tentu saja anggur Takestan disajikan. Kecil, manis, dan tanpa biji yang katanya anggur terbaik hasil tanah Takestan.

Sambil santap buah, saya sedikit berdiskusi tentang praktik perbankan di Iran. Tidak jauh berbeda dengan mahasiswa Iran lain yang saya temui, Vahid juga mengatakan bahwa tidak seluruh praktik perbankan di Iran benar-benar islami. Hal ini berkaitan dengan karakter para bankir yang sejak lama bekerja di industri perbankan sebelum revolusi Islam. Menurutnya, teori dan praktik bisa jadi berbeda. Ingin mendapat informasi lebih dalam, Vahid merekomendasikan kepada saya orang yang lebih mumpuni dan tertarik terhadap bidang ekonomi untuk menjawab rasa penasaran. Dia pernah sekolah di Cambridge dan saat ini mempelajari fikih muamalat di kota Qom.

Sebelum pulang, saya meminta Vahid mengantarkan saya ke pasar untuk membeli anggur sebagai oleh-oleh teman di asrama. Sampai di terminal, saya terkejut ketika Vahid meminta saya masuk ke taksi. “Hah, jadi saya pulang ke Qazvin sendiri?” Vahid menego kepada supir taksi untuk tidak menurunkan saya di terminal Qazvin tapi langsung ke asrama. Sepanjang perjalanan pulang hanya ada keheningan sambil menikmati perjalanan. Keheningan yang ditutup alhamdulillah ketika sampai di depan asrama. “Kheili mamnun, agha,” ucap saya pada supir taksi.

Komentar Anda?

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.