Kemarin malam melalui Twitter, saya mendapat kabar bahwa dua stasiun televisi milik Iran yang dipancarkan melalui satelit AsiaSat sudah tidak bisa dinikmati di Indonesia. Perusahaan Asia Satellite Telecommunications Co. Ltd. (AsiaSat) yang berbasis di Hong Kong menghentikan penyediaan layanan bagi seluruh stasiun televisi milik Iran termasuk PressTV yang menyiarkan berita berbahasa Inggris dan Alalam yang menyiarkan berita berbahasa Arab.
AsiaSat yang 37 persen sahamnya dimiliki oleh General Electric, sebuah perusahaan Amerika, mematuhi sebuah peraturan yang baru-baru ini direstui oleh Barack Obama untuk menambah tekanan dan sanksi terhadap Iran dan mencegah terjadinya “ancaman luar biasa terhadap keamanan negara, kebijakan luar negeri, dan ekonomi” Amerika Serikat. Sanksi baru ini juga melarang perusahaan Amerika untuk berbisnis dengan Iran.
Tentu ini bukan pertama kalinya. Oktober lalu, penyedia satelit Eutelsat SA dan Intelsat SA juga telah menghentikan 19 stasiun televisi dan radio milik Iran setelah Uni Eropa memberikan tekanan.[1] Satu minggu setelah Eutelsat memblokir, satelit yang sama bersama Inggris merestui peluncuran sebuah stasiun televisi yang bertujuan untuk menekan pemerintahan Islam Iran saat ini. Raha TV berharap dapat mengikuti jejak Al Jazeera dan Al Arabiya yang berperan menumbangkan diktator Timur Tengah. Karenanya, siaran utama Raha TV adalah mengkritik pemerintahan Islam di Iran sambil berharap adanya “perubahan pemerintahan”.[2] Apalagi pada Juni 2013, Iran akan menyelenggarakan pemilu presiden.
Jurnalis investigasi, Tony Gosling, mengatakan, “Hal paling utama bergantung pada pilihan pemirsa, bukan pemilik satelit. Kita butuh kebebasan berekspresi. Apa yang kita lihat sekarang adalah perbedaan opini yang didasari oleh siapa yang menguasai satelit di wilayah tersebut.”
Gencarnya pelarangan siaran stasiun televisi tertentu akan semakin membuat kita merasakan kemunafikan Barat karena di saat yang sama mereka meneriakkan kebebasan berbicara semu. Pelarangan dua stasiun utama Iran tersebut akan membuat semakin berkurangnya opini alternatif terhadap kejadian dunia. Akan semakin jarang kita melihat demonstrasi yang terjadi di Amerika Serikat dan Eropa atau fakta lain kejadian di Timur Tengah khususnya Suriah.
Watak2 menghalalkan segala cara adalah ciri khas musuh Imam Ali hingga detik ini, tapi luar biasanya, jiwa2 suci, tegar, dan pantang menyerah selalu menjadi modal ulama jalan kebenaran Ahlul Bait… yang benar tetap benar meski tidak ada yang mengakui, ditutup-tutupi dan ditindas… ridha Allah adalah segala2nya… Salam