Sebenarnya, anggapan bahwa Syiah memusuhi sahabat nabi saw. sulit diterima oleh kenyataan dan akal sehat. Jumlah sahabat nabi yang begitu banyak tidak bisa dijadikan sandaran tuduhan terhadap Syiah. Sebut saja nama-nama seperti Salman dan Abu Dzar r.a. di antara sahabat nabi yang begitu dihormati oleh pengikut Syiah. Bukankah juga Ali bin Abi Thalib dan Husain bin Ali, yang meskipun mereka bagian dari keluarga dan tidak bisa disamakan dengan sahabat lain, dalam definisi umum tetap dianggap sebagai sahabat? Begitu juga dengan sejarah yang merekam bahwa di antara sahabat nabi ada turut berjuang di medan Karbala.
Situs iQuest menyebutkan bahwa meskipun kebangkitan dan revolusi Imam Husain a.s. terjadi pada tahun 61 H, namun demikian terdapat kemungkinan adanya beberapa sahabat Rasulullah saw. yang juga menjadi sahabat dan penolong Imam Husain a.s. karena orang-orang yang sebaya dan seusia dengan Imam Husain dan orang-orang yang lebih tua darinya menjumpai masa Rasulullah saw. Pada masa terjadinya tragedi Karbala, usia mereka rata-rata enam puluh tahun.
Namun sekiranya tidak ada satu pun sahabat Rasulullah saw. di antara penolong Imam Husain a.s. maka hal itu tidak secuil pun akan mengurangi kebenaran terjadinya tragedi Asyura. Hal itu disebabkan oleh kebanyakan sahabat Rasulullah saw., mengingat waktu yang terbentang antara masa terjadinya Asyura dan masa Rasulullah Saw, telah meninggal dunia atau usia mereka telah berusia tua sehingga tidak mampu turut serta dalam peperangan.
Bagaimanapun, di antara sahabat Imam Husain a.s. disebutkan lima orang dari sahabat Rasulullah Saw yang tergolong sebagai orang-orang yang gugur dan syahid di Karbala. Kelima orang ini adalah sebagai berikut:
1. Anas bin Harits Kahili:
Samawi dalam Abshâr al-‘Ain fî Anshâr al-Husain menyebutkan Anas bin Harits sebagai orang yang gugur sebagai syahid Karbala. Syekh Thusi juga menyebut ia sebagai salah seorang sahabat Rasulullah saw., dan juga di antara orang-orang yang gugur sebagai syahid bersama Imam Husain a.s. Tatkala menyebutkan Anas bin Harits sebagai salah seorang sahabat Rasulullah saw., Syekh Thusi mengingatkan bahwa ia menggapai syahid di samping Imam Husain a.s. Anas bin Harits sedemikian tinggi kedudukannya dan masyhur sehingga sesuai dengan nukilan Allamah Muhsin Amin dalam A’yân asy-Syiah, Kumait bin Zaid, salah seorang pujangga yang terkenal ahlulbait a.s., menyebut Anas bin Harits dalam lirik syairnya. Kumait menggubah sebuah syair yang menyebutkan Anas bin Harits Kahili al-Kahili sebagaimana berikut:
Siwa ‘ushbatun fihim Habib muaffarun, Qadha nahbahu wa al-Kahili Murammalun
Kecuali sekelompok orang di antara mereka yaitu Habib yang berkorban jiwa dan tubuhnya berguling di tanah dan raga Al-Kahili bersimbah darah.
2. Habib bin Muzhahhar:
Habib bin Muzhahhar adalah salah seorang sahabat Rasulullah saw. dan merupakan sahabat besar Imam Ali a.s. yang turut serta dalam tiga peperangan, Shiffin, Nahrawan dan Jamal. Syekh Thusi tidak menyebutkan ia sebagai salah seorang sahabat Rasulullah saw., kendati demikian Syekh Thusi menyebut ia sebagai salah seorang sahabat Imam Ali a.s. dan Imam Husain a.s. Sebagian ulama seperti Samawi penulis Abshâr al-‘Ain menyebutkan nama Habib bin Muzhahhar sebagai sahabat Rasulullah saw. yang syahid di Karbala.
3. Muslim bin Awsaja:
Samawi dalam kitab Abshâr al-‘Ain menghitungnya sebagai salah seorang sahabat Rasulullah saw. dan Imam Ali a.s. Allamah Muhsin Amin juga dalam kitab A’yân al-Syiah, tatkala menjelaskan sahabat-sahabat Imam Husain a.s., menyebut Muslim bin Awsaja sebagai sahabat (shahabi) Rasulullah saw.
4. Hani bin Urwah:
Salah seorang penolong Imam Husain lainnya yang tergolong sebagai sahabat Rasulullah saw. adalah Hani bin Urwah. Ia adalah seorang tua dan pembesar kabilah Muradi yang turut serta dalam tiga peperangan di samping Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib a.s.
5. Abdullah bin Baqthar (Yaqthar) Himyari:
Abdullah bin Baqthar (Yaqthar) adalah saudara sesusuan Imam Husain a.s. Ayahnya Baqthar (Yaqthar) adalah khadim (pembantu) Rasulullah saw. Ia membawa surat Imam Husain a.s. untuk Muslim bin Aqil di Kufah kemudian ditangkap (oleh Ibnu Ziyad) dan langsung gugur sebagai syahid.
Anda tidak menyebut sahabat-sahabat utama nabi lainnya, seperti Abu Bakar, Umar dan Ustman. Walaupun mereka sudah tiada ketika peristiwa karbala terjadi, apakah anda tertarik juga untuk menceritakan kemuliaan-kemuliaan mereka? Semoga.
Jika suatu saat saya menemukannya, tentu saya tertarik menceritakannya.
Salam dan Solawat . Boleh saya bertanya sedikit tentang al-Imam Ali Zainal Abidin a.s ? adakah beliau a.s berbaiat Yazid ? Kenapa Zainab tidak pulang ke Madinah ? Mohon penjelasan .
Salam. Imam Ali bin Husain diyakini tidak berbaiat kepada Yazid. Meski demikian ada kabar yang menyebutkan hal tersebut; yakni dalam kerangka manfaat dari akibat yang lebih besar, sebagaimana yang dilakukan Ali bin Abi Thalib dan Hasan bin Ali.
Terkait Zainab binti Ali, disebutkan bahwa beliau dan keluarganya kembali ke Madinah. Aktivitasnya di Madinah membuat Yazid memerintahkannya untuk keluar dari Madinah. Ada yg menyebut kota pertama yg mereka kunjungi adalah daerah Misar di Mesir. Aktivitasnya di Mesir juga mengkhawatirkan bagi Yazid sehingga mereka ditahan kembali ke wilayah Syam. Hanya ada sedikit pendapat yg menyebut, akibat wabah kelaparan di Madinah, beliau dan suaminya pindah ke wilayah Syam. Wallahualam.
Salah satu cara membedakan Muslim dengan Syiah adalah dengan menanyakan bagaimana sikap mereka terhadap para sahabat Nabi yang utama, seperti Abu Bakar dan Umar bin Khottob, semoga Allah meridhoi keduanya.
yup bener pak guru,..hati mrk penuh dengki tapi demi menjalankan “kewajiban takiya ( wajib dari nabi mana ya ?/ hehehehe konon maksud nya meniru amr bin yasir ) kedengkian dan kebencian thd keluarga dan org terdekat Nabi tsb berusaha mrk tahan walau sakit, tapi banyak umat islam sdh tau kok pola pola jawaban mrk.termasuk si pemilik blog ini,