Peringatan Perayaan Persatuan (Jashn Vahdat) di kota Qazvin memunculkan pertanyaan: apakah persatuan suni dan Syiah hanya diperjuangkan karena alasan politis? Hanya karena keduanya memiliki musuh bersama, yaitu Israel dan Amerika Serikat? Atau ia merupakan persatuan yang bersifat hakiki dan mendasar dalam agama Islam? Pertanyaan seperti itu sebenarnya sudah memiliki jawabannya dalam Alquran: sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara.
Meski di antara suni dan Syiah terdapat perbedaan dalam masalah-masalah fikih, agama pulalah yang mempertegas mereka untuk tetap bersatu dalam hal-hal cabang tersebut. Sebagai contoh, menurut fikih suni Hanafi membaca basmalah dalam salat bukanlah hal yang wajib. Sementara menurut fikih Syiah, membaca basmalah dalam salat adalah wajib, bahkan dianjurkan untuk dikeraskan.
Meskipun menurut fikih Syiah salat yang dilakukan dengan cara seperti mazhab Hanafi itu batal, tetapi Imam Jafar dalam kitab Wasâil mengatakan bahwa salat di belakang mereka (yang berlainan pendapat) seolah seperti salat di belakang Rasulullah saw.
Suni terbesar di Iran merupakan pengikut mazhab Hanafi.
Lalu, apakah sesama muslim saling membunuh atas nama agama atau akidah? Misalkan, sebagian orang menuduh pengikut Syiah menuhankan para imam ahlulbait. Padahal para pengikut Syiah dalam doa tawasul selalu mengatakan: “Kami menghadap, memohon syafaat, dan bertawasul denganmu kepada Allah… karuniakanlah syafaat kepada kami di sisi Allah.”
Maka, apakah ketika Nabi Yusuf memerintahkan saudaranya untuk membawa gamis yang diusapkan ke wajah ayahnya agar Nabi Yakub dapat melihat kembali, merupakan perbuatan syirik? Apakah ketika Nabi Ibrahim membangun rumah Allah untuk dimuliakan, merupakan perbuatan syirik? Padahal semua itu dalam Islam disebut dengan wasilah.
Alquran merupakan kitab suci yang diturunkan untuk seluruh umat manusia. Maka, bagaimana mungkin penafsiran atasnya dibatasi oleh mazhab dan kelompok tertentu yang tidak dijamin kebenaran dan kesuciannya? Setiap hari kita membaca tunjukilah kami jalan yang lurus, bukan tunjukilah aku. Maka sudah pasti kita memohon petunjuk kepada seluruh manusia, bukan golongan tertentu.
https://www.instagram.com/p/U_7neFhsbp/
Ayatullah Khamenei dalam pesannya kepada pemuda muslim, mengatakan[1] bahwa gerakan Islam di seluruh dunia tidak terikat oleh Syiah dan suni. Gerakan itu terbebas dari mazhab baik Syafii, Hanafi, Jafari, Maliki, Hanbali, maupun Zaidi. Ia juga terbebas dari Arab, Persia, dan etnik lainnya.
Karena itu jangan biarkan musuh menyulut perselisihan di antara kita. Rasa persaudaraan harus selalu ada di antara kita. Kita harus tentukan tujuan kita dan tujuan kita tentu adalah Islam. Segala perbuatan yang dilakukan untuk keuntungan Israel dan Amerika Serikat harus diwaspadai. Begitu pula, segala perbuatan dan gerakan islami, anti-Zionis, anti-arogansi, anti-tirani, dan anti-kerusakan, maka itulah langkah yang benar dan kita harus berada di dalamnya. Maka tidak peduli apakah kita Syiah atau suni, atau kita berasal dari negara mana pun. Kita semua harus berpikir dengan cara yang sama.
Kunci kemenangan dan keberlanjutan pergerakan adalah bertawakal kepada Allah, mempercayai-Nya, dan menjaga persatuan dan kerja sama.
Perayaan Persatuan pada malam itu di hadiri mahasiswa dari berbagai negara seperti Irak, Afghanistan, Tajikistan, Suriah, Lebanon, Bahrain, Bangladesh, Pakistan, dan tentu saja Indonesia. Pekan Persatuan biasa dirayakan di Iran mulai dari tanggal 12 Rabiulawal (kelahiran nabi saw. menurut riwayat ahlusunah) sampai dengan tanggal 17 Rabiulawal (kelahiran nabi saw. menurut riwayat Syiah).
Catatan: Sebenarnya lebih dari seribu salawat dilantunkan pada malam itu.