Selain para wanita dan pria klimis, siapa lagi orang yang paling boros dalam menggunakan tisu? Saya menyimpulkan bahwa mereka adalah para sopir angkutan umum. Dalam beberapa waktu belakangan, kita bisa melihat banyaknya penjual tisu murah di pinggir-pinggir jalan, terminal, dan pemberhentian lampu merah. Dengan selembar uang minimal Rp 3.000, kita sudah bisa mendapatkan lima puluh lembar tisu yang memiliki dua lapis.
Karena begitu murahnya, di antara sopir MetroMini ataupun Mikrolet ada yang menggunakannya dengan boros: menyeka sedikit keringat, lalu buang; membersihkan spion, lalu buang; mengelap setir, lalu buang. Meskipun mungkin tidak banyak sopir angkutan umum yang membaca tulisan ini, mari kita sadari bersama dari mana asal kertas tisu yang gemar kita tarik tersebut.
Tisu terbuat dari pulp (bubur kertas) yang bahan bakunya adalah kulit kayu. Sekitar 90 persen bahan baku pulp berasal dari kayu, yang mencakup sekitar 170 juta ton per tahun. Untuk 20 lembar tisu diperlukan minimal sebatang pohon untuk ditebang dan diolah. Sedangkan sebatang pohon membutuhkan waktu antara enam sampai delapan tahun untuk siap ditebang dan diolah kembali.[1] Jadi, kalau kita menghabiskan 20 lembar tisu dalam beberapa hari, sama seperti menghabiskan pohon yang hidupnya selama enam tahun.
WWF merilis beberapa merek tisu yang secara langsung melakukan perusakan hutan Indonesia;[2] salah satunya adalah produsen tisu murah yang sering kita jumpai di jalan-jalan. Perusahaan tersebut merupakan penyumbang terbesar dalam melakukan deforestasi atau penebangan hutan, khususnya di wilayah Sumatera.[3] Perusakan hutan yang dilakukan perusahaan tersebut berarti juga membahayakan spesies yang tinggal di dalamnya seperti orang utan dan macan Sumatera.
Selain menggunakan sapu tangan, salah satu cara untuk menghemat tisu—yang saya pelajari dari ayah mertua—adalah dengan merobek tisu. Caranya cukup mengikuti lipatan tisu yang sudah ada, lalu robek menjadi beberapa bagian sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan. Langkah kecil dan sederhana ini tetap dapat membantu mengurangi perusakan hutan dan tentu saja dapat menghemat pengeluaran konsumsi tisu.
Jauh sebelum para aktivis lingkungan hidup melakukan kampanye perlindungan hutan, Imam Khomeini, bapak bangsa Republik Islam Iran, telah menyadari bahwa segala pemborosan adalah terlarang dalam agama—sekalipun misalkan tidak berdampak buruk pada lingkungan. Khusus mengenai tisu, disebutkan dalam buku Zendegi be Sabk-e Rohullah, pernah suatu ketika seseorang hendak menyerahkan kaca mata kepada imam. Karena melihat adanya kotoran debu menempel di kaca, orang tersebut memutuskan untuk mengambil sebuah tisu dan membersihkan kaca mata imam. Sebelum hendak membuang tisu tersebut, Imam Khomeini berkata, “Pak Ansari, kalau engkau tidak membutuhkan tisu itu lagi, berikan kepadaku. Masih ada bagian yang bisa digunakan dari tisu tersebut.”
Istri beliau juga mengatakan bahwa Imam Khomeini pernah melepaskan tisu dua lapis menjadi satu lapis. Ketika orang-orang mengatakan agar membiarkannya dengan dua lapis, imam berkata, “Aku hanya butuh satu lembar.”
Salah seorang putri Imam Khomeini, Farida Mostafavi, juga mengisahkan bahwa pernah suatu ketika ia dimintai tolong untuk mengambilkan obat milik imam. Setelah obat tersebut dioleskan di bagian kaki imam, imam mengambil sebuah tisu kertas dan membaginya menjadi empat bagian. Satu bagian digunakan untuk membersihkan sisa kotoran minyak yang ada di kakinya dan tiga bagian yang lain dimasukkan ke dalam kotak untuk digunakan pada pemakaian obat berikutnya. Farida berkata, “Kalau gaya hidup memang harus seperti ini, maka pasti kami orang-orang yang tidak baik. Karena kami tidak memperhatikan penghematan, khususnya dalam hal tisu kertas.” Imam Khomeini hanya berkata, “Janganlah (berkata) demikian, tetapi wajiblah kita menjaganya.”[4]
Referensi:
[1] ^ “Hemat Tissue, Sayangi Hutan Kita”. Mozaik. Diakses 15 Mei 2014.
[2] ^ “Is your toilet roll wiping out Indonesia’s rainforests?” (PDF). World Wildlife Fund.
[3] ^ Lihat merek tisu yang dimaksud di “Forest Crimes Unit: Indonesia Paradise Forests Defenders Pledge” (PDF). Greenpeace.
[4] ^ “Khâterât az Zendegi Emâm Khomeini”. Khatteemam.ir
Assalamualaikum. Kalau boleh, mohon diposting tentang mazhab Zaidiyah termasuk fiqih shalatnya, soalnya saya kesulitan mencari referensinya dalam bahasa Indonesia. Terima kasih.
kasian ya….semua uang khumus di gunakan nya untuk membiayai negara,milisi dan dai syiah dlm perang melawan islam sungguh kasian situa itu, matinya aja dg kain kafan dirobek robek sampe aurat nya keliatan
( oooo sory bkn aurat yg keliatan krn kalo agama syiah aurat hanya dua lubang aja )
@toing sedangkal itu kemampuan anda mencari sumber? Berita bahwa jenazah Imam Khomenei jatuh dan diinjak2 adalah 1000% hoax yg sudah lama terungkap. Sangat memalukan masih banyak yg percaya rekayasa murahan seperti itu. Anda menyebut Syiah agama? scr tdk langsung anda mengkafirkan semua Syiah, padahal banyak diantara mereka masih termasuk Muslim. Hati2, dalam hadits disebutkan bahwa org yg menuduh kafir sesama Muslim, maka akan berbalik tuduhannya. Saya bukan Syiah dan banyak faham mereka yg berbeda dgn saya. Tapi saya merasa berhak membela mereka dalam lingkup sesama Muslim walau berbeda madzhab dan aliran.
Mayoritas ulama2 Aswaja dan Salafi seperti Ibn Taimiyah, Syaikh Utsaimin, Bin Baz, dan Albani tidak serta merta mengkafirkan Syiah. Makanya baca kitab2nya yg valid, jgn cuma belajar dari internet / buku yg gak jelas