Tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Dua hari selepas penyerangan sebuah pusat majelis zikir di wilayah Sentul, imam besar masjid terluas di Asia Tenggara menulis tema yang luar biasa. Lulus pendidikan dari negeri Raja Saud namun dikenal moderat karena menjamu hormat Barack Obama di masjidnya, ia menulis tema tentang persatuan Wahabi dan Nahdlatul Ulama (NU).[1]
Inti dari tulisannya, baik Wahabi maupun NU tidak memiliki perbedaan prinsipiil mengingat keduanya memiliki musuh bersama. Mungkin maksudnya, meskipun ada perbedaan mengenai hukum tahlil ataupun zikir secara bersama-sama dengan suara keras sambil menangis, tetapi selama ada musuh bersama, maka kedua kelompok harus bersatu.
Berikut ini tulisan imam yang dimaksud. Bedanya, niat baik tulisan aslinya diperindah dan diperluas. Kata “Wahabi” telah diganti menjadi Syiah dan “Nahdlatul Ulama (NU)” diganti menjadi ahlusunah. Selainnya, hanyalah sedikit gubahan yang tidak prinsip. Lagi pula, Syiah dan ahlusunah juga memiliki musuh bersama: Zionisme.
Banyak orang terkejut ketika seorang ulama Syiah mengajarkan kitab-kitab ahlusunah di hauzah dan madrasah-madrasah. Hal itu karena selama ini dikesankan bahwa paham Syiah yang dianut oleh pemerintah dan mayoritas warga Iran itu berseberangan dengan ajaran ahlusunah yang merupakan mayoritas umat Islam dunia.
Tampaknya selama ini ada kesalahan informasi tentang Syiah dan ahlusunah. Banyak orang Syiah yang mendengar informasi tentang ahlusunah dari sumber-sumber lain yang bukan karya tulis ulama suni. Sebaliknya, banyak orang ahlusunah yang memperoleh informasi Syiah tidak dari sumber asli karya tulis ulama yang menjadi rujukan paham Syiah.
Akibatnya, sejumlah orang Syiah hanya melihat sisi negatif ahlusunah dan banyak pula suni yang melihat sisi negatif Syiah. Penilaian seperti ini tentulah tidak objektif, apalagi ada faktor eksternal, seperti yang ditulis dalam Protokol Zionisme No. 7 bahwa kaum Zionis akan berupaya untuk menciptakan konflik dan kekacauan di seluruh dunia dengan mengorbankan permusuhan dan pertentangan.
Untuk menilai paham Syiah, kita haruslah membaca kitab-kitab yang menjadi rujukan paham Syiah dan meminta penjelasan dari para ulama-ulama utamanya. Sementara untuk mengetahui paham keagamaan ahlusunah, kita harus membaca berbagai kitab karya ulama ahlusunah dari berbagai pemikiran.
Kami telah mencoba menelaah kitab-kitab karya ulama ahlusunah dan membandingkannya dengan kitab-kitab karya ulama Syiah. Kemudian, kami berkesimpulan bahwa lebih banyak poin persamaan ajaran antara imam ahlulbait dan imam ahlusunah. Bahkan ada yang mengatakan hampir seluruh ajaran ahlusunah sama dengan ajaran Syiah.
Kesamaan ajaran Syiah dan ahlusunah itu justru dalam hal-hal yang selama ini dikesankan sebagai sesuatu yang bertolak belakang antara Syiah dan ahlusunah. Orang yang tidak mengetahui ajaran Syiah dari sumber-sumber asli Syiah, maka ia tentu akan terkejut. Namun bagi orang-orang yang mengetahui Syiah dari sumber-sumber asli Syiah, mereka justru akan mengatakan, “Itulah persamaan antara Syiah dan ahlusunah, mengapa kedua kelompok ini selalu dibenturkan?”
Di antara titik temu antara ajaran Syiah dan ahlusunah yang jumlah puluhan, bahkan ratusan itu adalah sebagai berikut. Pertama, sumber syariat Islam, baik menurut Syiah maupun ahlusunah, adalah Alquran, hadis, dan ijmak. Hadis yang dipakai oleh keduanya adalah hadis yang sahih. Karenanya, baik Syiah maupun ahlusunah, memercayai adanya syafaat nabi dan orang saleh pada hari kiamat nanti, dan lain sebagainya karena hal itu terdapat dalam hadis-hadis sahih.
Kedua, baik Syiah maupun ahlusunah, sama-sama menjadikan ijmak sebagai sarana atau alat untuk menemukan penjelasan dari hadis. Ketiga, dalam beragama, baik Syiah maupun ahlusunah, terdiri dari beragam mazhab dan pemikiran. Keberagaman itu tidak boleh digeneralisir satu sama lain. Namun baik Syiah maupun ahlusunah sama-sama berpendapat bahwa bertawasul (berdoa dengan menyebut nama Nabi Muhammad saw. atau orang saleh) itu dibenarkan dan bukan syirik.
Kendati demikian, baik Syiah maupun ahlusunah mensyaratkan bahwa dalam berdoa dengan tawasul menyebut nama Nabi Muhammad saw. atau orang saleh, kita tetap harus yakin bahwa yang mengabulkan doa kita adalah Allah Swt., bukan orang yang namanya kita sebut dalam tawasul itu. Syiah dan ahlusunah memercayai karamah para wali (karamat al-auliya) tanpa mengultuskan mereka.
Memang ada perbedaan antara Syiah dan ahlusunah atau antara imam ahlulbait dan imam ahlusunah. Namun, perbedaan itu sifatnya tidak prinsip. Dalam praktiknya, banyak ahlusunah yang belajar di Iran yang notabenenya adalah Syiah. Bahkan, jemaah ahlusunah salat di belakang imam yang Syiah, dan ternyata itu tidak masalah. Syiah dan ahlusunah adalah dua keluarga besar dari umat Islam yang harus saling mendukung. Karenanya, membenturkan keduanya sama saja kita menjadi relawan gratis Zionis untuk melaksanakan agenda Zionisme, seperti tertulis di Protokol Zionisme.
Referensi:
[1] ^ Yaqub, Ali Mustafa. “Titik Temu Wahabi-NU”. Republika. 13 Februari 2015.
Baca juga:
Orang yang tidak mengetahui ajaran Syiah dari sumber-sumber asli Syiah, maka ia tentu akan terkejut. Namun bagi orang-orang yang mengetahui Syiah dari sumber-sumber asli Syiah, mereka justru akan mengatakan, “Itulah persamaan antara Syiah dan ahlusunah, mengapa kedua kelompok ini selalu dibenturkan?” << Sumber Asli Syiah? Maaf koneksi terlalu lemot buat baca-baca artikel lain di blog ini. Tolong jelaskan di komen dong sumber asli syiah versi bung Ali Reja itu yang mana?
Kami telah mencoba menelaah kitab-kitab karya ulama ahlusunah dan membandingkannya dengan kitab-kitab karya ulama Syiah. Kemudian, kami berkesimpulan bahwa lebih banyak poin persamaan ajaran antara imam ahlulbait dan imam ahlusunah. Bahkan ada yang mengatakan hampir seluruh ajaran ahlusunah sama dengan ajaran Syiah. << Kitab apa? Tolong dibabar juga
Hadis yang dipakai oleh keduanya adalah hadis yang sahih. << Shahih versi siapa ini? Maaf? Bagaimana dengan hadist-hadist yang nunjukin sejarah sesat syiah?
Maaf pertanyaan ini bukan serangan
Setelah Alquran, kitab penting lain dalam Syiah adalah Nahjul Balaghah. Kemudian setidaknya ada tujuh kitab hadis lain yg penting seperti Al-Kâfi, At-Tahdzib, dsb. Kitab tersebut merupakan kumpulan hadis dengan beragama kualitasnya.
Contoh kecil dalam hal fikih, perbandingkan saja Fiqh as-Sunnah empat mazhab dengan kitab Fiqh Al-Jafari, niscaya ditemukan lebih banyak persamaan.
Tentunya adalah sahih menurut masing-masing mazhab, dengan metode mereka masing-masing.
Hadis di agama syiah sangat tdk jelas standar sahih nya. Sebagian marja syiah menyata suatu hadis daif,palsu dll, marja yg lain justru memakai nya sebagai rujukan. Hanya konsep takiya yg bisa menerima sandaran agama model hadis syiah tsb. Dan salahsatu dari rahmat allah adalah : dari sejak mula ada agama syiah Hingga saat ini, bahkan sampai kiamat syiah gak bakalan memiliki kemampuan dan kemauan tuk memisahkan yg batil ,kurafat dll dari kitab kitab mrk.
( sehingga bagi kaum yg berpikir akan jelas mana islam mana kufur/sesat yg berkedok islam)
Kalau Anda mengira ulama hadis di ahlusunah semuanya sepakat tentang suatu hadis, dan, tidak ada yang saling mendaifkan atau mensahihkan sebuah hadis, ada baiknya Anda membaca lebih banyak literatur. Jangankan ulama, bukankah dilarang menutup mata dari sejarah yang mencatat Ummulmukminin Aisyah pernah melemahkan hadis Abu Hurairah?
Inilah perbedaan yang membuat sebagian Suni selalu mengkafirkan dan menyesatkan Syi’ah, yaitu perbedaan dalam merujuk kitab besar. Dalam Suni kutubusitta yang sudah disahihkan ( jika menurut kualifikasi musthalhulhadits shahih), maka kaum suni merujuknya seperti merujuk ke ayat qur’an. Sementara dalam syi’ah tidak ada musthalahul hadits (tidak ada kriteria seperti di Suni). Standard sahih atau tidaknya sebuah hadis dalam syi’ah adalah qur’an dan akal sehat. Sebaik apapunh matan dan sesahihapapun sebuah hadits, jika tidak sesuai al qur’an dan akal sehat, maka akan ditolak. MUI Jawa Timur merujuk Al kafi, Bihar al Anwar dan sebagainya seperti merujuk kutubusitta (Bukhari, Muslim dst) hanya untuk dapat menyesatkan Syi’ah. Nafsunya MUI pasti ketemu, karena sntadrd sahid alam Suni dan Syi’ah itu beda. Jika menggunakan standard Suni, maka al Kafi hanya bisa dirujuk sekitar 5 ribu hadits saja.
Sahabat, mohon maaf..maaf.. sekiranya berkenan menyampaikan sedikit dari apa yang saya ketahui. Saya mohon dengan sangat, tolong disikapi dengan sebijak mungkin yaa. Dan mohon maaf, sekiranya tidak berkenan di hati. Makasih yaa. 🙂
“MANUSIA MEMUSUHI APA YANG TIDAK DIKETAHUINYA.”
( Sayyidina Ali bin Abi Thalib )
SYIAH ?!?
ALLAH Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman :
(yang artinya)
“.. Bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (An-Nahl 16:43)
(edited by administrator)
musuh sebenarnya kita adalah Zionist, zionistlah yang mengobarkan permusuhan antara sunni dan syiah, zionist paham kalau umat islam sibuk berperang antara sesama maka zionist bisa menghemat peluru mereka untuk membunuh umat islam, mulai sekarang mari kita sadar dari tidur kita bahwa musuh kita adalah zionist, kalau toh sunni menganggap syiah itu sesat atau kafir tapi coba sunni berpikir apakah zionist itu tidak lebih kafir lagi dari syiah, mestinya rasa benci sunni kepada zionst harus lebih besar ketimbang kepada syiah………..
Sepertinya tidak ada titik temunya ketika berbicara antara sunni dan syiah karena keduanya sesuatu yang berbeda (baca: menyimpang)
Nah, karena sakin gobloknya kita terhadap sumber-sumber rujukan keduanya dan bagaimana merujuknya, maka kita mengatakan tidak akan ada titik temunya. Persis MUI Jawa Timur yang keblangsak membuat fatwa Syi’ah, karena dia menyikapi kitab-kitab rujukan Syi’ah seperti merujuk pada kitab-kitab Suni, yaaa keblangsaaaakkkkklaaah
untuk apa diperhalus? malah menjadi kabur isi tulisannya.