November 2014, sebuah ormas bernama Ahlulbait Indonesia menggelar muktamar kedua mereka di Auditorium KH. M. Rasjidi, Kementerian Agama. Tak senang, kelompok intoleran melalui media-medianya mengecam. Mereka mempertanyakan sikap Menteri Agama dan menaruh curiga jika lembaga yang dipimpinnya telah diperalat. Padahal dalam beberapa kali kesempatan, menteri sudah menegaskan bahwa posisi Menteri Agama adalah menteri bagi semua agama, termasuk yang minoritas.[1]
Upaya ormas yang sama untuk menjelaskan sikap dan posisinya melalui buku juga disambut baik. Bahkan, menteri bersedia untuk memberikan pandangannya mengenai buku berjudul Syiah Menurut Syiah yang kemudian tertuang dalam kata pengantar. Menteri menilai perbedaan pandangan di kalangan umat Islam adalah suatu hal yang wajar dan harus disikapi secara adil, bukan saling menyalahkan namun justru saling melengkapi khazanah pengetahuan tentang Islam dan keindonesiaan, sekaligus menguatkan tali persatuan dan persaudaraan melalui perbedaan.
Wawancara dengan VIVA.co.id, Lukman Hakim Saifuddin, yang juga merupakan putra dari Menteri Agama ke-9, Saifuddin Zuhri, kembali menjelaskan sikap dan pandangannya tentang Syiah. Pandangannya ini tidak hanya penting bagi umat Islam pada umumnya tetapi juga bagi para pengikut Syiah di Indonesia. Berikut petikan wawancaranya:[2]
Saat ini sentimen anti-Syiah menguat. Tanggapan Anda?
Bagaimana pun juga ini menyangkut keragaman paham keagamaan Islam. Di dalam Islam tidak dipungkiri ada beragam paham keagamaan, dalam hal teologi, dalam hal fikih, tasawuf. Ada suni, ada Syiah. Itu bagian realitas umat Islam sejak awal. Syiah ada sejak zaman sahabat. Ini bukan barang baru, sejak zaman Abu Bakar dan seterusnya sudah ada.
Sebenarnya bagaimana sejarah dua paham ini di Indonesia?
Di Indonesia zaman dahulu kita tidak pernah mendengar perseteruan ini. Baru belakangan saja. Hemat saya, umat Islam Indonesia jangan terkecoh kemudian masuk ke friksi yang semakin menajam antarumat Islam itu sendiri. Jadi bagaimana pun juga umat Islam Indonesia, ahlusunah yang jadi paham mayoritas Islam Indonesia adalah penuh toleran, moderat, yang berimbang dalam melihat persoalan, tidak ekstrim.
Tapi penuh toleransi, damai, kasih sayang, yang rahmatan lil alamin. Itu yang ratusan tahun yang lalu diperkenalkan, disebarluaskan Wali Songo dan pendahulu kita. Islam yang seperti itu. Bukan yang hitam putih dalam melihat persoalan, yang mudah menyalah-nyalahkan, yang mudah mengkafir-kafirkan. Bukan seperti itu karakter umat Islam Indonesia yang pahamnya ahlusunah waljemaah.
Lalu bagaimana pandangan Anda dengan Syiah?
Dalam melihat perbedaan terhadap Syiah tidak harus selalu seakan-akan ini ancaman atau musuh luar biasa. Tapi dari pihak Syiah juga harus diberi pengertian bahwa mayoritas umat Islam di Indonesia itu suni yang sangat hormat terhadap sahabat. Sementara ada sebagian aliran atau paham dalam Syiah yang sangat tidak setuju dengan sahabat. Bahkan lebih jauh dianggap tidak ada, atau disalah-salahkan, yang ini kemudian di lapangan menimbulkan konflik. Karena menurut ahlusunah, sahabat itu sangat dihormati selain Rasulullah.
Karenanya, teman-teman Syiah juga harus sadar diri bahwa mayoritas umat Islam Indonesia yang ahlusunah sangat menghormati sahabat. Jadi jangan menghina, melecehkan sahabat karena itu bisa melukai hati sesama saudara muslim. Jadi kesadaran untuk saling bertenggang rasa semakin diperlukan.
Caranya?
Itu tadi, harus dibangun kesadaran bertenggang rasa, bertoleransi. Caranya, lebih mengedepankan substansi Islam. Islam itu maknanya salam, keselamatan, kedamaian, memanusiakan manusia. Islam hadir sebagai nilai untuk membuat semua alam semesta sejahtera, untuk saling menebarkan kemaslahatan. Sehingga segala upaya yang justru sebaliknya, membuat manusia rendah harkatnya, martabatnya, apalagi saling menumpahkan darah sesama, itu pasti bukan ajaran Islam. Itu yang harus dihindari dari Islam.
Jadi kesadaran seperti ini, lebih mengedapankan esensi ajaran Islam. Bukan justru berbeda kemudian perbedaan itu dijadikan pijakan, atau dasar untuk saling menafikan di antara kita. Perbedaan itu harus dijadikan cara, bahwa itulah Allah memberikan berkah karena justru keragaman ini antar kita yang terbatas bisa saling melengkapi, mengisi.
Bagaimana posisi pemerintah terkait keberadaan Syiah?
Kementerian Agama sebagai bagian dari pemerintah tidak dalam posisi menentukan, apakah paham ini baik atau buruk, benar atau salah. Kita bukan dalam posisi untuk menilai. Apalagi ini kafir atau bukan. Biarkan itu jadi kewenangan ulama yang ada di NU, Muhammadiyah, MUI untuk menyikapi keragaman perbedaan paham ini. Saya pribadi menghendaki, selama perbedaan bukan prinsipil tidak ada alasan untuk saling menegasikan atau menafikan satu sama lain. Perbedaan itu given saja, sunatullah.
Artinya, Syiah merupakan bagian dari Islam?
Saya mengacu pada hasil deklarasi yang dikeluarkan Konferensi Islam International di Yordania, 4-6 Juli 2005[3] yang kemudian ditegaskan lagi pada sidang ke-17 OKI di Yordania pada Juni 2006. Di situ dinyatakan bahwa Syiah itu macam-macam, sama seperti di ahlusunah. Sebagian dari aliran Syiah dianggap masih bagian dari Islam seperti, Jafari, Zaidiah. Bahkan sampai tahun lalu umat Syiah seperti Iran dan negara lain masih berhaji di Mekah dan Madinah. Saudi anggap mereka bagian saudara muslim. Jadi itu bisa jadi pegangan kita bahwa perbedaan itu tidak perlu jadi cara kita saling menegasikan.
Kalau menurut Anda?
Pandangan saya seperti ini, tolong diluruskan, selama ini saya sering disalahpahami bahwa saya Syiah, karena terlalu membela Syiah. Sebenarnya saya tidak bela Syiah. Saya hanya menjelaskan yang sesungguhnya. Harapan saya ke depan bagaimana umat Islam meski berbeda tidak saling menafikan. Karena terus terang saya khawatir kalau tidak bangun kesadaran seperti itu, peristiwa di Irak atau Suriah bisa juga terjadi di sini. Sesama muslim sama-sama meneriakkan takbir tapi saling menumpahkan darah. Itu tidak terbayangkan terjadi di kita.
Apakah ada kepentingan politik di balik gerakan anti-Syiah?
Kita tidak terhindarkan, pengaruh politik kuat sekali. Karena kita tidak pernah ada masalah isu suni-Syiah, 20 tahun atau 50 tahun lalu. Sekarang kenapa mengeras? Pengaruh politik memang besar sekali. Umat Islam harus punya kesadaran tinggi, untuk menjaga dan merawat keindonesiaan yang beragam. Jadi berislam juga tidak bisa dipisahkan dengan berindonesia. Karena hanya dengan tanah air yang penuh kedamaian, umat Islam bisa jalankan syariat dengan baik. Kita tidak perlu terpengaruh konflik di Timur Tengah dan belahan dunia lain.
Referensi:
[1] ^ “Menag: Siapapun Menagnya, Perlu Ada Kesadaran Sebagai Menteri Semua Agama”. Kementerian Agama.
[2] ^ Kalsum, Umi, Mustakim, Ade Alfath (4 Mei 2015). “Saya Sering Disalahpahami Sebagai Syiah”. VIVA.co.id
[3] ^ Lihat “Ulama-Umara Sedunia Serukan Persatuan Suni-Syiah”. Islam di Atas Mazhab.
Pak mentri ikut sistem di iran aja, tapi versi yg haq, kalo di iran pemerintah wali fuckih memebentuk milisi bersenjata yg bersama sama pemerintah menekan umat islam. Sehingga banyak ulama dan dai islam digantung krn berdakwah pada umat islam. Di sini RI tercinta sebaliknya dong dan seimbang dg di iran. kaum munafik perusak pengikut siwali fuckh itu berteriak teriak mencela melaknat dan mengkufurkan sahabat dan istri rasul kok dibiarkan ? Malah mrk yg menyerang umat islam di azikra di hukum ringan…padahal kalo diiran ada seorang muslim yg sekedar mengeluarkan kritik thd perlakuan buruk oleh pemerintah pasti sdh di hukum berat bahkan lsg dibunuh pengikut wali fuck kameni
bener bung bro, pemerintah munafik wali fuck you. munafik penipu/takiya pura pura baik menyuarakan persatuan namun sesungguhnya mrk sedang berupaya tuk membodohi umat islam agar jauh dari quran dan sunah.
Tebarkanlah Pesan Kedamaian & Cinta Kasih, bukan menebarkan pesan kebencian radikal takfiri !!!!
####
Ketika Muslim Sunni dan Syiah Kuwait Bersatu Dari Gempuran Teroris ISIS
####
ISLAMTOLERAN.COM- Jumat 26 Juni 2015 adalah hari yang tak akan dilupakan oleh Kuwait, setelah bertahun-tahun berjuang mempertahankan untuk hidup aman dan damai dari perang teluk yang traumatis itu, tiba tiba dikejutkan dengan kejadian yang sangat memilukan dan melecehkan kerja keras mereka, sebuah bom bunuh diri meledak di sebuah masjid ketika sholat jumat sedang berlangsung di masjid kaum Syiah Al Imam Al Shadiq, Kuwait City.
Ledakan bom menewaskan 27 orang dan 200an lainya luka luka, tak lama kemudian ISIS menyatakan bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
Kejadian ini benar benar mengejutkan negara kecil yang berpenduduk 60% Sunni dan 30% Syiah ini, sampai Emir Kuwait HRH Sheikh Sabah Al Ahamd Al Sabah, datang langsung dan turun tangan ke lokasi beberapa menit setelah terjadinya ledakan. Secara resmi Negara ini mengumumkan dalam keadaan berkabung selama 3 hari. Ribuan orang pun berkicau di dunia maya mengutuk kelompok radikal tersebut dan menyeru persatuan, tak heran hashtag #onekuwait pun menyebar dengan cepat.
onekuwait-5597db5d40afbdce0a32eda4
Pada hari yang sama sekitar 1500 orang baik Sunni ataupun Syiah, baik warga Kuwait maupun warga dari berbagai bangsa berbondong bondong mendonorkan darahnya di Kuwait Blood Bank. Salah satu foto yang banyak diyakini sangat menyentuh rasa kemanusiaan dan banyak di share di dunia maya adalah ketika seorang sunni yang mendonorkan darahnya dan menulis sebuah kalimat di lenganya “I am Sunni and my blood is for Syiah brother”. Khutbah-khutbah di masjid, TV, Radio pun banyak diisi dengan tema persatuan dan mengecam permusuhan sekterian.
Lewat rekaman CCTV, ahirnya fihak keamanan berhasil menangkap pelaku pemboman bunuh diri ini, pelaku utama adalah seorang warga Arab Saudi, supir yang membawa pelaku yakni seorang bidun (stateless) dan seorang warga Kuwait pemilik rumah dimana mereka sempat tinggal, pihak keamanan juga telah menangkap puluhan orang yang diduga terkait dengan jaringan radikal ini.
sunnidonor-5597d65540afbdd10a32eda1
Pemerintah Kuwait bergerak cepat meningkatkan keamanan, memperketat pintu kedatangan dan perlepasan di bandara, menyusun undang undang anti terror , mengeluarkan undang undang yang mewajibkan test DNA untuk warga Kuwait dan expat, serta dengan cepat menutup 500 akun media social dan website radikal yang dicurigai menyebar kebencian serta memecah belah persatuan umat.
Seminggu setelah kejadian tersebut Kaum Sunni dan syiah kembali berkumpul dan beribadah bersama di Masjid Agung Kuwait yang dihadiri oleh Emir Kuwait dan para petinggi kerajaan, seraya mengirimkan pesan yang nyata pada dunia bahwa mereka tidak bisa begitu saja dilecehkan oleh pelaku terror dan di brainwash oleh ideology yang akan memecah belah persatuan negara mereka dan islam pada umumnya.
gulf-security-5597d59040afbd620a32eda3
Kaum Sunni dan syiah kembali berkumpul dan beribadah bersama di Masjid Agung Kuwait yang dihadiri oleh Emir Kuwait dan para petinggi kerajaan
Mereka percaya bahwa teroris yang sebenarnya adalah mereka yang meyakinkan orang bahwa sunni dan syiah saling bermusuhan. Seperti kata juru bicara parlemen Kuwait Marzouk Algahanim “They (jihadist) wanted to stir a conflict between two sects, but found only one religion and united people”. ( Mereka (jihad) ingin membangkitkan konflik antara dua sekte, tetapi yang mereka temui adalah satu agama dan orang-orang yang bersatu “.)
Sebuah pelajaran besar bagi negara Arab lainya agar selalu mengutamakan persatuan dan selalu ingat pada inti ajaran islam yakni perdamaian sebelum datang golongan yang akan memecah belah kedaulatan mereka.
Penulis: Dido Indo ( penulis di kompasiana) di http://www.islamtoleran.com/ketika-muslim-sunni-dan-syiah-kuwait-bersatu-dari-gempuran-teroris-isis/
Jangan mimpi syiah laknatullah mau bersatu dengan sunni… Perlu anda ketahui, jika syiah laknatullah sdh menguasai sebuah negara maka yakinlah darah ahlul sunnah sdh halal bagi mereka, artinya semua yg berpaham qolallah qolarasul akan dibunuh semua… Anda tdk percya? Baik, silahkan anda melihat kisah d’balik peperangan yg terjadi di Irak, Yaman, Suriah, semua itu adlah ulah orng2 syiah laknatullah bersma sekutunya… Syiah Laknatullah bukan Islam, lihatlah di media2 koar2 pemimpin Iran mengancam dan mengecam USA tp pernahkah anda mendengar iran pusat syiah laknatullah menyerang USA ataupun negri2 kafir lainnya? Tentu jawabannya tidak. Tp, jika d’balik “pernahkah iran pusat syiah laknatullah menyerang negri muslim? Sudah pasti jawabannya sering. Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam jika kalian berperang maka jngn membunuh anak2, wanita, orang tua, hewan, dan jangan merusak tanaman. Wallahi syiah laknatullah bukan islam, mereka bahkan sengaja membunuh apa yg Rasulullah perintahkan untuk tdk d’bunuh…
Sya Orang Pertama Yg Siap Memerangi Syiah Laknatullah Sampai Titik Darah Penghabisan Hingga Mereka Keluar Dari Negara Muslim…
Pada dasarnya sunni -syiah itu bersatu dn saling menghormati dr dulu.
Mereka menjalankan perintah rasul utk saling menjalankan ibadah menurut keyakinan masing masing…selama berabad abad.
Karena goncangan dn strategi dr luar yg mengatasnamakan islam krn madhabnya radikal(barang siapa yg tdk sama dg ajarannya mk di anggap kafir) dn selalu memojokkan syiah,akhirnya pemfitnahan terjadi thdp syiah yg katanya melenceng dr islam dn menjadi kafir.gol tsb sdh menyusup k sunni shingga dlm aksinya memakai atribut sunni.
Betapa keji politik itu shingga kebenaran diubah jd kebathilan oleh kelompok yg mengaku gol radikal islam sndiri.
Dr sini pelajari dl sejarah2 ttg islam yg kaffah yg d ajarkan nabi saww dg seksama agar tdk mudah di adu domba dg alasan atas nama islam.salam.
Untuk menjaga keutuhan NKRI, maka sikap dan tindakan tokoh ini patut kita sambut dengan baik:
TELADAN YANG BERANI, JUJUR DAN SIKAP YANG TIDAK KEBANCIAN ALIAS MUNAFIK!
Salut dan hormat saya pada Muhammad Tawhidi, anda orang yang jujur tidak munafik.
inilah tokoh yg harus diteladani oleh orang-orang yang percaya pada agama Syiah bukan Islam, jantan kan bukan jadi orang yang banci, pura-pura masih ngaku beragama Islam.
ini kan harus dicontoh dan diteladani oleh tokoh atau ulama yang ngaku ulama atau tokoh umat Islam, jangan sok-sok pintar yang menganggap Syiah bagian dari Islam. Lah apa ada dalilnya dalam Al Quran dan As Sunnah Nabi Muhammad SAW bahwa Syiah bagian dari Islam???
http://liputanislam.com/tabayun/abi-dan-ijabi-tolak-kedatangan-syiah-takfiri-syaikh-muhammad-tawhidi/
1. sunni merupakan aliran islam yang berpegang tegung terhadap al qur’an dan sunnah
2. syiah telah mengubah al qur’an, mengkafirkan sahabat” rasulullah, dan menghalalkan nikah mut’ah
dari 2 pernyataan di atas, bagaimana mungkin sunni dan syiah bersatu dan saling menghormati dari dulu?
siapa yg sunni…? ISIS, Boko Haram, Al Qaeda…….
Sangat bijaksana pernyataan pak menteri ini….
malaysia tolak syiah…, brunai juga tolak syiah…indonesia jadi blo’on…, pasti kenape kenape…nih..menpag… gak beres..
Menpag: Menteri Pertanian dan Agraria.
aneh memang, jika benar sudah terbukti akan kesesatan syiah knpa malah dibiarin ya. seharusnya pemerintah dan ormas2 islam harusnya peka akan hal ini dan harus ada pergerakn. semoga kita dalam perlindungan Allah agar diteguhkan iman kita. amin
Syiah memang sudah ada dari dulu, tapi sepertinya dia lupa menjelaskan bagaimana Syiah berkembang dan mengalami perubahan serta bagaimana pengaruh dari kepentingan luar menyelimuti perkembangan syiah tersebut.
memang pada awalnya, perbedaan syiah hanya menyangkut penghormatan pada sahabat Rasulullah, Ali bin Abi Thalib semata. Polarisasi syiah dari umat Islam lainnya terjadi pada masa kekhalifahan beliau.
Hanya saja dia tidak menjelaskan bagaimana paham ini berkembang lebih jauh dan radikal sampai dimotori oleh pihak luar.
Saat sekarang ini, syiah tidak sekedar memperjuangkan penghormatan terhadap Ali bin Abi Thalib saja, akan tetapi juga sudah sangat jauh menyelisihi Islam itu sendiri. Perbedaan ajarannya sudah sampai pada masalah yang lebih substansial dalam ajaran Islam, menistakan Rasulullah sendiri, menabikan Ali bin Abi Thalib, sampai pada masalah-masalah syariat dan hukum. Tata cara salat pun dirubah. Jika dia membahas soal syiah sejak zaman dulu, syiah pada masa awal tidak lah seperti syiah yang saat ini.
Perselisihan sunni vs syiah yang dulu sudah tidak bisa disamakan lagi dengan kasus perselisihan Islam vs Syiah saat ini. Keberadaan Syiah sekarang sudah sarat dengan pengaruh dari kepentingan segolongan pihak (atau negara) dengan motif politik dengan menjadikan Islam sebagai sasaran. Hal yang paling diperselisihkan oleh umat Islam terhadap Syiah saat ini bukan masalah bagaimana mereka menghormati Ali saja yang merupakan cikal bakal munculnya syiah pada masa-masa awalnya. Akan tetapi lebih kepada pengaruh luar yang menjadikan syiah sebagai perusak Islam itu sendiri. Mereka telah merubah ajaran-ajaran Islam secara radikal dan memusuhi Islam secara terang-terangan. Tidak ada lagi sunni vs syiah. Sekarang temanya itu Islam vs Syiah. Ini bukan lagi menyangkut perbedaan yang terjadi dalam agaman Islam. Akan tetapi ini masalah Islam vs Agama baru bernama Syiah yang ingin menghilangkan pengaruh Islam di masyarakat dan menggantinya dengan ajaran mereka. Bukan posisi dimana toleransi menjadi pilihan yang perlu dipertimbangkan.
Dia juga sempat bawa-bawa wali songo, tidak kah bisa dia membayangkan apa sikap wali songo bila seandainya mereka ada pada saat-saat seperti ini. Dengan tidak mengurangi rasa hormat serta mempertimbangkan posisi beliau sebagai orang yang mejaga kondusifitas keragaman agama di Indonesia ini, sangat aneh melihat bagaimana seseorang yang ummi dalam masalah ilmu agama dan sejarah seperti ini bisa menjabat sebagai menteri agama.
ntahlah, agamamu agamamu, agamaku agamaku aja
Debat kusir, pola pikir nya di titupi dengan kebecian,
Salafi adalah kaum yang selalu berusaha membisikkan kebencian menyebarkan permusuhan, mengadu domba dan memecah belah persatuan umat Sunni Syiah……
Na’udzhubillah… Semoga Allah Subhana Wata’ala memberimu hidayah wahai saudaraku…
Yang belum terjadi di Indonesia adalah adanya atau difasilitasinya Para Ahli/ilmuwan kajian Syiah yang netral menjelaskan tentang Syiah tanpa ada tekAtau mungkin ada anan dari siapapun. Terus kami orang Islam (sesungguhnya tanpa ada embel-embel Suni-Syiah) menyimak dengan menggunakan akal sehat tanpa ada kebencian dan pemihakan. Atau mungkin ada yang tahu buku atau disertasi yang isinya seperti dimaksud di atas. Sebab selama ini yang berkembang itu ujaran atau pendapat yang anti Syiah. Fakta bahwa jamaah haji asal Iran yang tidak dilarang Saudi bukankah ini pengakuan terhadap Syiah sebagai Islam? Saya hanya ingin hidup damai di mana tidak ada satu golonganpun yang menjelek-jelekkan/menistakan/mengkafirkan golongan muslim lainnya. Kalau sesuatu itu sudah dikotori oleh kepentingan “politik adu domba” maka hasilnya pasti kehancuran seperti terjadi di berbagai negera di Timur Tengah, Kapan bisa survive sebagai bangsa muslim yang beradab dan menjadi pemimpiin dunia (mengusasi teknologi dan mandiri) jika saling meniadakan dan mudah mengkafir-kafirkan orang yang pemahamannya berbeda. Kadang saya merasa aneh dengan orang-orang yang sadis dan brutal dalam mensikapi perbedaan dengan diri dan kaumnya, seolah-olah Allah itu tidak tahu. Allah maha tahu; kita pasarhkan saja pada-Nya seraya kita menjaga hubungan baik sesama manusia; biarkan yang berwenang menangani pihak-pihak yang ekstrim dalam bersikap tanpa harus kita ikut-ikutan menghujat secara berlebihan
Yang belum terjadi di Indonesia adalah adanya atau difasilitasinya Para Ahli/ilmuwan kajian Syiah yang netral menjelaskan tentang Syiah tanpa ada tekanan dari siapapun. Terus kami orang Islam (sesungguhnya tanpa ada embel-embel Suni-Syiah) menyimak dengan menggunakan akal sehat tanpa ada kebencian dan pemihakan. Atau mungkin ada yang tahu buku atau disertasi yang isinya seperti dimaksud di atas. Sebab selama ini yang berkembang itu ujaran atau pendapat yang anti Syiah. Fakta bahwa jamaah haji asal Iran yang tidak dilarang Saudi bukankah ini pengakuan terhadap Syiah sebagai Islam? Saya hanya ingin hidup damai di mana tidak ada satu golonganpun yang menjelek-jelekkan/menistakan/mengkafirkan golongan muslim lainnya. Kalau sesuatu itu sudah dikotori oleh kepentingan “politik adu domba” maka hasilnya pasti kehancuran seperti terjadi di berbagai negera di Timur Tengah. Kapan bisa survive sebagai bangsa muslim yang beradab dan menjadi pemimpiin dunia (mengusasi teknologi dan mandiri) jika saling meniadakan dan mudah mengkafir-kafirkan orang yang pemahamannya berbeda. Kadang saya merasa aneh dengan orang-orang yang sadis dan brutal dalam mensikapi perbedaan dengan diri dan kaumnya, seolah-olah Allah itu tidak tahu. Allah maha tahu; kita pasrahkan saja pada-Nya seraya kita menjaga hubungan baik sesama manusia; biarkan yang berwenang menangani pihak-pihak yang ekstrim dalam bersikap tanpa harus kita ikut-ikutan menghujat secara berlebihan