Wahabi, atau apapun sebutan sekte yang dinisbatkan kepada mereka, selalu tidak menarik untuk dibicarakan. Hal itu karena mereka kerap melakukan segala cara untuk memuluskan Islam menurut mereka sendiri. Itulah yang diungkapkan Prof. Dr. Azyumardi Azra dalam kata pengantar buku Mereka Memalsukan Kitab-Kitab Karya Ulama Klasik[1]. Sesuai dengan judulnya, buku tersebut bercerita tentang beragam cara yang digunakan salafi Wahabi dalam menyebarkan pengaruhnya.

Di antara cara yang mereka gunakan ialah menghilangkan hadis tertentu yang tidak sesuai dengan paham mereka; memotong pendapat ulama untuk diselewengkan maksudnya; mengarang hadis dan pendapat ulama; memerintahkan ulama mereka untuk menulis buku, lalu mengatasnamakan buku itu dengan nama orang lain; sampai kepada pencurian buku induk dan manuskrip untuk dihilangkan sebagian isinya, atau dimusnahkan semuanya.

Salah satu korban pengubahan tersebut adalah kitab Dîwân al-Imâm al-Syâfi’i. Bait syair Imam Syafii yang erat terkait ajaran tasawuf dihilangkan oleh Wahabi. Di antara bait tersebut adalah: “Jadilah ahli fikih dan sufi sekaligus, jangan hanya salah satunya. Sungguh demi Allah, kuingin memberi nasihat padamu. Orang itu (hanya mempelajari fikih) hatinya keras dan tak merasakan takwa. Orang ini (hanya menjalani  tasawuf) akan bodoh, bagaimana ia bisa menjadi benar?”[2]

Saat ini pengubahan pada kitab-kitab ulama bukan saja dilakukan pada versi cetak. Berkembangnya buku versi elektronik (e-book) maupun berbentuk aplikasi tak luput dari sasaran strategi kecurangan Wahabi. Mereka sadar bahwa buku merupakan media paling efektif, menjadi sumber bagi orang-orang yang ingin belajar tentang agama atau justru menjadi antipati pada kandungan buku tersebut. Karenanya, buku “karya” mereka bisa diperoleh dengan harga murah bahkan gratis.

Jika karya ulama ahlusunah saja menjadi sasaran Wahabi, apa lagi kitab ulama Syiah. Di antara buku yang menjadi rujukan untuk menyerang akidah Syiah adalah karya Imam Khomeini yang berjudul Kashf-i Asrar. Buku yang ditulis dalam bahasa Persia itu diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dengan mengubah terjemahan, makna, dan bahasa ilmiah buku tersebut. Alhasil, beberapa buku yang berisi fitnah terhadap Syiah saat ini banyak mengambil sumber dari Kasyful Asrâr yang berbahasa Arab.

mafatih-palsu

Kini, cara curang dan strategi untuk mengesankan citra negatif juga digunakan oleh sekelompok orang tertentu. Sebuah aplikasi di Google Play yang diberi nama KITAB MAFATIH AL-JINAN INDONESIA disebut sebagai kitab yang mengimpun doa-doa makruf di kalangan Syiah. Tapi yang dimuat dalam aplikasi itu justru hal-hal yang sama sekali berbeda. Aplikasi tersebut memuat tips gombalin, doa pemikat wanita, jampi perangsang pamungkas, hingga kata-kata mutiara Zakir Naik!

Mafâtîh Al-Jinân yang berarti Kunci-Kunci Surga aslinya merupakan buku doa yang disusun oleh Syekh Abbas bin Mohammad Reza Qomi (w. 1940). Selain ayat-ayat Quran, bagian pertama kitab tersebut berisikan doa setelah salat, amalan selama seminggu, serta beberapa munajat. Pada bagian kedua, kitab tersebut memuat amalan ibadah selama satu tahun, terutama amalan setiap hari selama bulan Ramadan. Selanjutnya pada bagian ketiga, berisikan doa-doa yang dibacakan selama melakukan ziarah kepada nabi dan keluarganya.

Meski benci dengan Syiah, pembuat aplikasi sadar bahwa mereka butuh untuk menyambung hidup meski melalui cara-cara fitnah. Itu sebabnya, aplikasi tersebut dimanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan dari iklan yang terlalu sering muncul. Untuk itu, waspadalah!

Referensi:

[1] ^ Idahram, Syaikh (2011). Mereka Memalsukan Kitab-Kitab Karya Ulama Klasik. Pustaka Pesantren. hal. 19

[2] ^ Asy-Syafii, Muhammad bin Idris. Dîwân al-Imâm al-Syâfi’i. Dar Al-Jil: Beirut Lebanon. hal.34

2 respons untuk ‘Jangan Tertipu dan Waspadai Aplikasi Syiah Palsu

  1. Astaghfirullahhhh…..
    Mudah mudahan Allah melindungi kita dari segala upaya jahat kaum pendengki. Dan Allah melindungi kita dari kesesatan berpikir.

    Allahumma sholi’ala Muhammadin wa ali Muhammadin…

  2. berarti aplikas tersebut membawa2 nama syiah? padahal sejatinya buku kontennya berbeda dengan konten buku yag asli dalam bahasa persia. begitukah maksudnya?

Komentar Anda?

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.