Kepala lembaga penyiaran milik pemerintah Iran, IRIB, memecat senior produser dan manajer stasiun Shabake 5. Hal itu lantaran stasiun televisi tersebut menayangkan acara yang memuat penghinaan kepada istri dan sahabat nabi saw. Kepala IRIB, Abdulali Ali-Asgari, mengatakan pemecatan harus dilakukan karena acara tersebut memuat “penghinaan yang melukai hati saudara muslim dan ulama ahlusunah”.[1]
Semua berawal dari siaran langsung peringatan kelahiran Hasan bin Ali, putra Imam Ali bin Abi Thalib, pada tanggal 15 Ramadan. Ahad Ghadami, seorang penyair, menyebutkan celaan dan hinaan kepada khulafa dan juga Aisyah, putri Khalifah Abu Bakar.
Sontak, siaran langsung tersebut mendapat reaksi keras dari masyarakat bahkan anggota parlemen suni 🔥 Lebih dari 20 anggota parlemen ahlusunah menandatangani petisi yang menyuarakan tuntutan konstituen mereka. Darul Uloom Zahedan, pesantren ahlusunah terbesar di Iran, mengutuk penghinaan tersebut dan meminta kepada pemimpin tertinggi untuk melakukan langkah serius dalam menjaga persatuan negeri.[2]
Juru bicara IRIB, Morteza Mirbagheri, menyatakan bahwa apa yang terjadi dalam acara siaran langsung tersebut telah keluar dari kehendak dan tujuan media. “Stasiun televisi dan radio menilai isu-isu ikhtilaf antara Syiah dan suni sebagai racun yang mematikan,” ungkap Mirbagheri. Lembaga penyiaran melaporkan ke lembaga hukum dan menilai peristiwa tersebut sebagai penyalahgunaan media penyiaran yang bertentangan dengan prinsip persatuan Islam.[3]
Ghadami, yang juga mantan anggota Korps Garda Revolusi Iran, telah ditahan selama beberapa jam dan diinterogasi di pengadilan Teheran.
Sebagian muslim Syiah memang memiliki pandangan yang kurang positif terhadap Aisyah. Beberapa riwayat menceritakan permusuhan antara Aisyah dengan Ali bin Abi Thalib seperti yang terjadi dalam pertempuran Jamal 🐪
Meski demikian, Ayatullah Khamenei pada pertengahan tahun 2016 menegaskan fatwa yang menyatakan penghinaan terhadap Aisyah adalah haram. Dalam fatwanya disebutkan, “Penghinaan terhadap figur dan simbol yang dihormati oleh saudara-saudara ahlusunah, termasuk istri nabi umat Islam saw., adalah haram.”[4] 👏🏼
Langkah tegas yang dilakukan IRIB tersebut bukanlah yang pertama kali. Sebagai reaksi atas kemunculan ratusan stasiun televisi Wahabi yang kerap mengkafirkan Syiah, para pengikut ahlulbait juga menayangkan acara dan mendirikan stasiun televisi untuk menangkis tuduhan tersebut. Salah satunya adalah Ahl-e-Bait TV. Didirikan pada tahun 2009 di kota Esfahan dan Qom oleh warga negara Afghanistan, stasiun televisi tersebut justru mencoreng nama Syiah dan menciptakan fitnah.
Pada Desember 2010, stasiun Ahl-e-Bait TV ditutup 🚫 atas perintah Pengadilan Khusus Ulama Iran. Alasannya stasiun televisi tersebut berusaha untuk “menghancurkan persatuan suni dan Syiah”. Pemerintah Iran menilai bahwa pendirian stasiun televisi tersebut merupakan alat propaganda Amerika Serikat. Benar saja, kini Ahl-e-Bait TV berpusat di California dan memiliki studio di Irak.
Referensi:
[1] ^ “Tohin be Ahle Sunnat”. BBC Persia. Diakses pada 29 Mei 2019.
[2] ^ “Iran: TV slur of Prophet Mohammad’s wife has Sunnis up in arms”. Rudaw. Diakses pada 29 Mei 2019.
[3] ^“Barkhurd ba maddah…”. Tabnak. Diakses pada 29 Mei 2019.
[4] ^“Keharaman Menghina Istri dan Sahabat Nabi”. Islam di Atas Mazhab.