Good men must die, but death cannot kill their names. Pengaruh Jenderal Qasem Soleimani di Timur Tengah justru semakin kuat pasca-kematiannya nih guys… Soalnya Soleimani emang udah memimpin Pasukan Quds selama lebih dari 20 tahun! Pasukan Quds itu punya tugas khusus untuk melakukan operasi di luar wilayah Iran. Sesuai dengan namanya nih, tujuan utama Pasukan Quds sebenarnya untuk membebaskan tanah Yerusalem.

Hm… emang sekuat apa sih pengaruhnya? 🧐

Di Lebanon, Soleimani mengawasi Hizbullah dalam perang mengalahkan Israel tahun 2006. Selain itu dia juga mimpin investigasi pembunuhan terhadap Imad Mughniyah, seorang komandan Hizbullah, yang dibunuh sama CIA dan Mossad tahun 2008. Nah pas tahun 2011, Soleimani mulai ngebantu Suriah ngelawan pemberontak semacam Jabhat al-Nusra, Al-Qaeda, dan ISIS. Bantuannya mulai dari menyusun strategi, melatih tentara, hingga mengatur pembebasan sejumlah kota.

Terus, terus…

Kalau buat negara Irak, Soleimani udah lama banget punya jasa. Mulai dari ngatur gencatan senjata antara tentara Irak dengan Tentara Mahdi pada tahun 2008, sampai jadi pemain kunci yang menyatukan Kurdi dan tentara Syiah Irak dalam menghabisi ISIS pada tahun 2017.

But it seems like Soleimani got a lot of enemies 🤔

Of course. Bukan cuma teroris semacam Al-Qaeda dan ISIS yang benci banget sama Soleimani, tapi juga negara Teluk penyokong teroris dan sekutu Amerika Serikat. Begitu juga dengan masyarakat Arab biasa—baik suni maupun Syiah—yang udah lelah banget sama perang. Mereka berharap tensi perang di negaranya berakhir pasca-wafatnya Soleimani.

America is watching you…

Perdana Menteri Irak bilang kalau kedatangan Soleimani ke Irak kemarin itu sebenarnya membawa surat balasan dari Iran buat Arab Saudi. Irak lagi jadi mediator dalam upaya untuk meredam eskalasi Saudi dan Iran. Khawatir hubungan Iran dan Saudi bisa menghangat, Amerika Serikat melancarkan aksinya dengan membunuh Soleimani.

Pembunuhan Soleimani ini menjadi jadi titik balik buat Amerika Serikat untuk mengawasi dunia Islam. Mana aja negara yang bakal dukung Iran, mana aja negara yang cari aman dengan berusaha netral, dan mana aja negara yang setia sama Amerika Serikat.

Embed from Getty Images

Well… the muslim world must wake up! 🔥

Dunia Islam mestinya juga berani untuk mengambil sikap dengan mengesampingkan perbedaan suni dan Syiah. Semua itu agar seluruh pihak bisa fokus untuk melawan imperialisme Amerika Serikat dan Israel. Karena kehadiran Pasukan Quds di kawasan bukan soal iranisasi atau syiahisasi, tapi mengimbangi kehadiran Amerika Serikat dan sekutu di Timur Tengah.

Perdana Menteri Otoritas Nasional Palestina sekaligus pimpinan Hamas, Ismail Haniyeh, yang hadir ke Iran buat ikut salat jenazah Qasem Soleimani udah bersaksi, “Soleimani sudah membawa Palestina dan kelompok perlawanan sampai pada posisi saat ini dengan penuh kekuatan dan keteguhan.” Haniyeh bahkan menggelari Soleimani sebagai Syahid Al-Quds.

Referensi:

Arango, Tim, et al (3 Januari 2020). “Qassim Suleimani, Master of Iran’s Intrigue, Built a Shiite Axis of Power in Mideast”. The New York Times.

Wirtschafter, Jacob (8 Januari 2020). “In Sunni World, Many Applaud Soleimani Killing”. VOA News in Iran.

Chin, James (7 Januari 2020). “Soleimani killing tests Iran’s ties with Malaysia and Indonesia”. Nikkei Asian Review.

“Soleimani was to deliver Tehran’s reply to Saudi de-escalation letter when killed: Iraqi PM”. Press TV.

Rasgon, Adam (6 Januari 2020). “Hamas leader praises Soleimani at Tehran funeral in show of support for Iran”. The Times of Israel.

Komentar Anda?

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.