Perjuangan Maulana Kalbe Sadiq untuk kemanusiaan di dunia terhenti pada 24 November 2020. Penganut Syiah, ahlusunah, bahkan Hindu mengantarkan cendekiawan sekaligus pendidik dan reformis itu ke tempat peristirahatan terakhir. Presiden India, Ram Nath Kovind, dalam surat dukanya bersaksi bahwa Kalbe Sadiq akan selalu dikenang atas kontribusi dan warisannya kepada masyarakat.
Siapa sebenarnya Maulana Kalbe Sadiq?
Kalbe Sadiq Naqvi lahir pada 22 Juni 1939 dari kalangan Khandān-e-Ijtihād kota Lucknow. Keluarga Ijtihadi menggunakan nama Naqvi karena mereka keturunan Nabi Muhammad melalui Imam Ali Al-Naqi. Berasal dari keluarga teolog terkemuka, dia bersama kakaknya mendominasi studi ilmiah Syiah India selama enam dekade terakhir. Kalbe Sadiq memulai pendidikan di Sultan-ul-Madaris dan melanjutkannya di Universitas Aligarh Muslim. Meski meraih gelar doktor dalam sastra Arab, dia juga mahir dalam bahasa Urdu, Persia, Inggris, dan Hindi.
Setelah kakaknya wafat dalam sebuah kecelakaan misterius, Maulana Sadiq melanjutkan upaya harmonisasi internal umat Islam dan hubungan Islam dengan Hindu. Dia juga pendukung utama kesetaraan gender: penentang praktik “talak tiga” yang sempat marak dipraktikkan ahlusunah India, serta pejuang hak wanita muslim untuk salat di masjid.
Kecintaannya pada pendidikan
Pada tahun 1984, Maulana Sadiq mendirikan Tauheedul Muslimeen Trust. Misinya untuk meningkatkan pendidikan siswa miskin. Sejak didirikan, organisasi tersebut telah membantu ribuan siswa dari berbagai latar belakang agama. All India Muslim Personal Law Board atau majelis ulama di India bahkan memuji pengabdian tulus wakil ketuanya tersebut.
Banyak ulama menyuruh pendengarnya untuk mendirikan madrasah. Seolah pendidikan agama semata akan menempatkan mereka di surga. Maulana Sadiq berbeda. Maulana beberapa kali mengunjungi Irak dan Ayatullah Ali Al-Sistani memintanya agar umat Islam India diberdayakan dengan pendidikan modern. Karenanya, ceramah Kalbe Sadiq menekankan aspek yang menjadi kebutuhan zaman: ilmu pengetahuan dan kontribusi muslim terhadap sains. Dia meminta umat Islam mendirikan institusi pendidikan modern dan memberi contoh dengan melahirkan sejumlah lembaga pendidikan, termasuk Era’s Medical College and Hospital.
Para penceramah saling mengirimkan pengikut mazhab lain ke neraka, saya ragu jika ada di antara mereka yang mencapai surga.
Kalbe Sadiq Naqvi
Kecintaannya pada kemanusiaan
Di tengah meningkatnya sektarianisme dan polarisasi agama, Maulana Sadiq bekerja tanpa lelah demi persatuan muslim Syiah dan suni serta antara Hindu dan muslim di India. Ketika terjadi kerusuhan di Lucknow tahun 1969 yang menargetkan seorang imam ahlusunah di Masjid Ghulam Husain, Maulana terjun ke persembunyian imam. Dia menyelamatkan imam yang terluka parah. Kemudian dia meminta orang-orang untuk kembali ke rumah agar ketegangan mereda.
Bagi Maulana Sadiq, penganut Syiah, ahlusunah, dan Hindu merupakan bagian dari kemanusiaan yang tunggal. Mereka dipelihara secara setara oleh Tuhan pemelihara (rabb). Setiap tahun di Lucknow, Maulana bergabung dalam salat Iduladha dengan muslim suni untuk mempromosikan persatuan suni dan Syiah. Dia bahkan mengunjungi pura Hindu untuk menunjukkan kerukunan masyarakat. Baginya, dalam Islam tidak ada yang namanya strata sosial, sekalipun seseorang itu sayid atau habib.
Maulana Kalbe Sadiq Naqvi tidak memakai serban sebagai simbol ulama. Namun kepergiannya merupakan kerugian bagi Syiah, suni, dan seluruh India. Semua itu karena ketulusannya dalam mengedukasi masyarakat, mengecilkan perbedaan di antara pengikut agama, serta selalu menjembatani kesenjangan sosial.
Referensi:
[1] ^ Kuchay, Bilal (25 November 2020). “India: Tributes pour in after death of Shia scholar Kalbe Sadiq.” Aljazeera.
[2] ^ TNN (26 November 2020). “Like his life, Kalbe Sadiq unites all in death.” The Times of India.
[3] ^ IANS (25 November 2020). “Shia cleric Maulana Kalbe Sadiq passes away.” The Free Press Journal.
[4] ^ Rezavi, Syed Ali Nadeem (9 Desember 2020). “Kalbe Sadiq: A Reformer, Educationist and Unifier.” The Wire.
[5] ^ Wajihuddin, Mohammed (27 November 2020). “Maulana Kalbe Sadiq believed in spreading love among all communities.” The Siasat Daily.