Salah satu kematian misterius abad pertengahan dialami cucu nabi bernama Hasan. Lahir dari putri nabi, Fatimah, Hasan dideklarasikan sebagai pelanjut kepemimpinan Ali bin Abi Thalib pada tahun 661. Dia diangkat menjadi khalifah kelima menurut ahlusunah atau imam kedua menurut Syiah. Deklarasi tersebut membuat Muawiyah geram karena dia sudah memproklamirkan diri sebagai khalifah pada akhir tahun 660 di Yerusalem.

Tak ingin lagi ada peperangan yang merenggut ribuan nyawa umat Islam, Imam Hasan memberikan kekuasaan kepada Muawiyah dengan sejumlah persyaratan. Setelah hijrah dan tinggal di Madinah selama delapan tahun, Imam Hasan meninggal dalam usia 45 tahun. Teolog muslim percaya bahwa kematiannya disebabkan oleh racun mematikan.

Karena tidak ada hasil otopsi, dokumen sejarah menjadi satu-satunya bukti yang tersedia untuk menginvestigasi secara ilmiah kasus pembunuhan Imam Hasan. Dalam riwayat yang dicatat oleh tim peneliti dari Nashua Community College dan Golden Gate University School of Law Amerika Serikat terhadap sumber sejarah Syiah maupun suni, Imam Hasan diberi minuman beracun oleh istrinya, Ja’dah.

Racun apa yang digunakan pembunuh?

Sebuah riwayat menyebutkan bahwa minuman Imam Hasan dicampur semacam serbuk tambalan emas. Dari perspektif toksikologi, elemen emas relatif lembam atau sukar bereaksi. Untuk menelusuri zat apa yang dicerna Imam Hasan dengan wujud seperti emas, perlu dilakukan penelitian sumber geografis racun.

Pembunuhan terhadap Hasan sangat mungkin didorong oleh motif politik. Salah satu syarat yang diajukan Imam Hasan dalam proses penyerahan kekuasaan adalah Muawiyah “tidak berhak menunjuk pengganti, namun harus melalui dewan syura”. Ingkar janji, Muawiyah menunjuk putranya, Yazid, sebagai pelanjut kekuasaan. Riwayat yang diterima dari sumber Syiah dan sejumlah riwayat ahlusunah, Ja’dah meracuni Imam Hasan atas dorongan khalifah.

Untuk menghabisi Imam Hasan, khalifah saat itu yang berkuasa di Damaskus meminta minuman beracun kepada kaisar Bizantium. Kekuasaan Bizantium pada tahun 668 mencakup wilayah Turki. Saat ini terdapat sekitar 50 tambang mengandung mineral dengan endapan merkuri di wilayah barat Turki. Mineral kalomel bisa berwujud kerak berwarna emas kuning dan membentuk seperti kristal tetragonal yang muncul dalam berbagai formasi, termasuk tabular, prismatik, dan piramidal. Asesmen terhadap air dekat lokasi tambang Halıköy, Turki, menunjukkan adanya kandungan berlebih terhadap kalomel, kuarsa, dan sinabar.

Tanpa otopsi atau uji diagnostik memang mustahil untuk mendiagnosis zat yang meracuni Imam Hasan. Tapi hipotesis atas jenis racun yang digunakan bisa dicermati dari gejala yang ditimbulkan. Gejala klinis yang disebutkan dalam kitab riwayat ialah kulit Imam Hasan merona kehijauan dan beliau memuntahkan gumpalan darah. Hasil penelitian menunjukkan gejala tersebut konsisten dengan keracunan kalomel dan merkuri.

Fakta bahwa tidak dilakukannya otopsi atau penyelidikan yuridis oleh penguasa saat itu seharusnya tidak menghalangi penggunaan bukti kesaksian saksi mata. Fakta mineralogi, medis, dan kimia mendukung hipotesis bahwa kematian Imam Hasan disebabkan oleh keracunan kalomel.

Berangkat dari hasil temuan peneliti Barat tersebut, Fotros Media dibantu oleh British Academy of Forensic Sciences (BAFS) membuat film dokumenter mengenai pembunuhan biologis terhadap Imam Hasan. Fotros Media mengeklaim bahwa dunia muslim maupun Syiah tidak terlibat langsung dalam studi ini. Tim tersebut fokus meneliti kasus kematian berdasarkan ilmu forensik dan sebelumnya telah melakukan studi atas kematian Napoleon Bonaparte.

Referensi:

[1] ^ Burke, N.; Golas, M.; Raafat, C.L.; Mousavi, A. (2016). “A forensic hypothesis for the mystery of al-Hasan’s death in the 7th century: Mercury(I) chloride intoxication”. Medicine, Science, and the Law. 56(3): 167–171

[2] ^ “Iranian doc reviews assassination of Imam Hassan (AS) based on study by Western scholars”. Tehran Times. Diakses 20 Desember 2020.

Komentar Anda?

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.