Berbeda dengan relief atau candi yang mudah menarik perhatian, naskah klasik tampil memprihatinkan. Kertas robek berwarna kuning kecokelatan dan tinta hitam yang sudah memudar. Namun, naskah klasik merupakan peninggalan lampau dengan kandungan berharga. Ia memberi gambaran sejarah yang bermakna bagi generasi masa depan. Di antara naskah yang ditulis para pendahulu masyarakat Pidie, Aceh, adalah Kisah Hasan dan Husain serta Nūr Muḥammad.

Naskah itu merupakan dua dari ratusan naskah keagamaan milik Teungku Ainul Mardhiah yang dititipkan orang tuanya. Kakeknya yang bernama Teungku di Pulo, merupakan ulama produktif yang menulis ajaran agama seperti tafsir Quran dan praktik zikir tarekat Syattariah. Silsilah ilmu yang diperoleh Teungku di Pulo bersambung ke para imam ahlulbait dan Rasulullah saw.

Kisah Hasan dan Husain ditulis dalam bahasa Aceh beraksara jawi dalam bentuk hikayat. Dalam naskah, tidak ditemukan nama pengarang. Mungkin hal itu karena halaman terakhir teks sudah hilang. Meski begitu, isinya masih dapat dibaca dan dipahami. Dari analisis fisik kertas, diperkirakan naskah diproduksi abad ke-16 masehi dengan tinta tradisional. Hikayat membuka teksnya basmalah yang dilanjutkan dengan:

‘Ajā‘ib subḥānallāh tanger kisah saboh celitera tanger kisah Hasan Husain cucu janjungan Nabi geutanyo. Sungguh luar biasa Mahasuci Allah, mari kita dengar kisah sebuah cerita, kisah Hasan Husain cucu Nabi kita…

Penulis mengawali cerita tentang sosok Hasan dan Husain yang merupakan putra Ali dan Fatimah. Dijelaskan pula bagaimana Hasan diracun oleh calon istrinya, Laila, melalui tipu daya Yazid bin Muawiyah. Penulis juga menceritakan kehebatan Husain yang berjuang di medan perang seperti Ali. Akhir perjuangannya, Husain syahid lantaran dianiaya oleh Yazid. Hikayat dilanjutkan dengan kisah Zain Al-Abidin dan Muhammad Hanafiah, saudara dari Hasan dan Husain.

Sementara naskah Nūr Muḥammad ditulis dalam bentuk kolom dan bersajak. Sedangkan pada bagian lain ditulis dalam bentuk prosa. Karena menggunakan kertas Eropa polos, penulisan naskah diperkirakan berlangsung sekitar akhir abad ke-19 masehi. Naskah terdiri dari empat teks: pertama, tentang hikayat Nūr Muḥammad; kedua, tentang sejarah hidup Nabi saw.; ketiga, tentang sejarah wafat Nabi saw.; dan keempat, tentang doa dan zikir. Oleh karena itu, naskah ini diberi judul Hikayat Muhammad.

Setelah dibuka dengan basmalah dan hamdalah, penulis menjelaskan bahwa makhluk pertama yang Allah ciptakan adalah nūr Muḥammad yang dirupakan seperti burung nuri. Melalui kepala burung nuri itu diciptakanlah Ali bin Abi Thalib. Tempat munculnya ciptaan Ali adalah bagian terpenting, yaitu kepala burung nuri, sekaligus menunjukkan bahwa Ali diciptakan pada tempat yang paling mulia. Sedangkan Hasan dan Husain diciptakan melalui mata kiri dan mata kanan burung nuri yang merupakan tanda kemuliaan penciptaan setelah Ali.

Hikayat merupakan bentuk cerita yang disenangi orang Aceh. Hikayat Muhammad dan Hikayat Hasan Husain telah menjadi bacaan orang Aceh dari tahun ke tahun. Hal itu menunjukkan bahwa rakyat Aceh menghargai sejarah serta menggunakannya sebagai spirit dalam kehidupan mereka. Refleksi sejarah perlu menjadi contoh bagi generasi selanjutnya untuk tetap memperhatikan, membaca, memahami, dan mengambil hikmah dari sejarah. Perjuangan gigih dan tak kenal lelah rakyat Aceh dalam melawan penjajahan, boleh jadi, adalah bagian dari refleksi penghargaan yang tulus atas sejarah perjuangan Ali dan keluarganya yang mereka agungkan dalam hikayat tersebut.

Referensi:

[1] ^ Fakhriati. (Desember 2011). “Pengaruh Syiah dalam Kehidupan Masyarakat Aceh (Refleksi atas Naskah Hikayat Hasan Husain dan Nūr Muḥammad”. Analisis. Volume XI (2): 421-446.

[2] ^ Fakhriati. (Januari-Juni 2010). “New Light on The Life and Works of Teungku Di Pulo”. MIQOT. Volume XXXIV (1): 23-38

Komentar Anda?

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.