Tahun 683, tiga tahun setelah tragedi Karbala, Yazid secara diam-diam dinyatakan wafat. Namun jaring sutra sejarah yang ditenun oleh laba-laba kebencian seperti Yazid terus menelan umat manusia ke dalam kehancuran selama 60 tahun. Jenghis Khan dan Hulagu Khan memang bukan orang beriman, tapi Yazid dan Marwan melampaui mereka berdua dalam menyebabkan kerusakan spiritual yang tak dapat diperbaiki.

Invasi Damaskus terhadap Sindh di bawah perintah Marwan bertujuan untuk menjarah Sindh atas nama harta ganimah. Mereka tidak memenangkan hati rakyat Sindh melalui pencerahan spiritual. Invasi terhadap Sindh oleh Qasim tidak pernah merebut hati sejarawan Hanafi. Keislaman sejati seperti yang dikemukakan ahli sufah selama masa hidup nabi saw. adalah menyebarkan pesan cinta dan hidup berdampingan melalui diskusi intelektual; bukan paksaan, pedang, dan kebencian.

Ideologi Suriah yang diciptakan sejak tahun 680-750 M tidak pernah didukung oleh Imam Agung Abu Hanifah. Jalan keimanan sejak Nabi Ibrahim a.s. adalah hanif dan Imam Agung dengan cerdas melalui mazhab fikihnya menekankan pada kehidupan bersama. Bahkan, imam Syiah Ja‘far Al-Ṣādiq dan Abu Hanifah saling menghargai dengan menghindari perbedaan. Keduanya sepakat dalam mengecam Yazīd dan pemerintahan Damaskus yang berkuasa secara ilegal selama 70 tahun.

Namun selama kekuasaan ‘Abbāsiyyah sejak 750-1258 M tidak ada bukti sejarah yang menyebutkan adanya invasi bersenjata dari Baghdad melawan peradaban India. Ribuan tokoh sufi dari Basrah dan Baghdad yang terpengaruh doktrin Abu Hanifah menjadikan negeri India sebagai tempat tinggal meditasinya dan memperkaya peradaban ini dengan cinta, persatuan, dan kebersamaan. Masyarakat India dengan kultur dan ideologi yang beragam lebih dekat dengan sufi Hanafi yang menyebarkan cinta.

Penekanan pada penerjemahan teks Arab dan Persia (Quran, hadis, dan literatur sufi) kepada bahasa Hindi dan Sanskerta membantu momentum puncak spiritualitas India. Khusus di kawasan pedesaan, sufi Hanafi menciptakan perpaduan agama dengan cinta.

Sufi terkemuka di India antara lain Khwaja Moinuddin yang mempopulerkan resitasi musik dalam tarekat Chisti; Shahāb Al-Dīn Suhrawardi yang memperkenalkan tarket Suhrawardi di India; Syekh Nizamat Ullah yang memperkenalkan silsilah Qadria; Khwaja Pir Mohammad yang mengenalkan tarekat Naqsyabandiyah di India; Noor-ud-Din Noorani (Wali) memperkenalkan tarekat Risi di India; Bu Ali Qalandar mengenalkan tarekat Qalandariyah di India; dan Abdullah Shattar mengajarkan tarekat Syattariyah di India selama kekuasaan Lodi.

Periode 1206-1526, saat para sultan Delhi berkuasa, tasawuf mencapai puncaknya. Ada lima kesultanan di wilayah berbeda di India yang jarang dibahas seperti Mughal. Kesultanan Mamluk, Khalji, Tughlaq, Sayyid, dan Lodi digantikan oleh Dinasti Mughal. Dinasti Mamluk didirikan di India Utara oleh Qutb Al-Din Aibak, seorang jenderal Turki Mamluk dari Asia Tengah. Banyak cendekiawan, sufi, pelajar, pengrajin, dan orang biasa tiba India selama berkuasanya Mamluk.

Sufi Hanafi punya peran penting di berbagai bidang. Selama Kesultanan Delhi, berbagai intelektual yang berasal dari Iran, Afghanistan, dan Asia Tengah mulai memperkaya kehidupan budaya dan sastra di ibu kota Delhi.

Referensi:

Shah, Farooq Renzu (23 Maret 2021). “Triumph of Faith”Rising Kashmir.

Khwaja Farooq Renzushah adalah penulis dua puluh buku termasuk novel dan buku spiritual. Dia merupakan Komisioner Distrik Srinagar dan Komisioner Budgam dan Komisioner Tambahan Kashmir. Dia telah membangun Khankah Panah Chrar Sharief, makam Hazrat Bulbul Shah, dan makam lain dari para sufi bermazhab Hanafi.

Komentar Anda?

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.