Ormas Ahlulbait Indonesia mengeluarkan imbauan tentang majelis Muharam. Isinya ada 14 poin. Salah satunya: menghindari penukilan sejarah secara berlebihan. Maksudnya secara tidak proporsional. Atau kisah yang sulit dicerna—meski boleh jadi benar. Hal kontroversial atau tidak ada landasan yang kuat, jangan disampaikan. Terlebih penisbatan ungkapan yang sebenarnya tidak pernah disampaikan oleh ahlulbait a.s.
Muhammad Tehrani, seorang peneliti dan guru di hauzah, menulis sebuah buku kecil. Isinya kisah-kisah tentang Asyura yang populer. Baik disampaikan sebagai bagian dari kisah duka dan eulogi maupun dari mimbar. Tapi kebanyakan kisah itu tidak ditemukaan dalam literatur sejarah yang bisa diandalkan. Munculnya justru dalam karya yang dianggap lemah dan bermasalah.
Dua karya masyhur yang disebut bermasalah adalah Rauḍah Al-Syuhadā karya Kāshifī (ditulis 850 tahun setelah tragedi Karbala) dan Tażkirah Al-Syuhadā karya Mullā Ḥabībullah Sharīf Kashānī (ditulis 1280 tahun setelah tragedi Karbala). Karya tersebut juga mendapat kritik dari Morteza Motahhari. Syahid Motahhari mengatakan, “Versi yang terdistorsi ada yang mirip dengan aslinya. Tapi ada pula yang distorsinya menyeluruh sampai-sampai tidak ada kemiripan sama sekali dengan aslinya.”
Tidak semua kisah populer tapi lemah beredar sama di semua wilayah. Ada yang hanya populer di majelis Iran tapi tidak pernah terdengar di majelis wilayah lain. Atau sebaliknya. Misalnya, di majelis kawasan subbenua India disebut jika rambut wanita ahlulbait sempat tersingkap. Ada pula yang mengatakan para wanita menutupi wajah dengan rambut mereka. Kisah seperti itu tidak pernah terdengar di majelis wilayah Arab dan Persia. Berikut beberapa kisah yang lemah dan tak dapat diandalkan menurut kajian Muhammad Tehrani:
- Imam Husain a.s. kembali ke Madinah ketika mendengar kematian Muslim dan Hani. Imam berlindung dan menangis di makam Nabi saw.
- Imam Husain a.s. mengganti tujuh kuda ketika rombongan tiba di Karbala. Sebab tidak ada kuda yang mau berjalan. Kuda Imam Husain tidak bergerak maju ketika Imam menaikinya. Kuda itu hanya bergerak dengan syarat bahwa Imam menungganginya pada hari kiamat saat memberikan syafaat kepada para pendosa.
- Jumlah tentara Umar bin Saad mencapai 1,6 juta orang atau disebutkan 460 ribu orang. Sekitar 330 ribu orang dibunuh oleh tangan Imam Husain, 25 ribu oleh ‘Abbās, dan 25 ribu lain oleh para sahabat Imam.
- Berlebihan dalam menjelaskan kekuatan pasukan Umar bin Saad. Dikatakan jika ada seorang tentara musuh yang kekuataannya setara dengan seribu orang. Dia menyerang Qasim dan Qasim mampu menumbangkannya dengan sekali pukulan.
- Kehadiran 400 mufti di Karbala yang memfatwakan pembunuhan kepada Imam Husain a.s.
- Kemunculan jin Za’far di Karbala yang menyatakan kesetiaan dan bantuannya kepada Imam Husain namun Imam tidak menerima tawarannya.
- Kehadiran Laila di Karbala. Dia keluar dari kemah dengan kaki dan rambut terbuka ketika Ali Akbar terbunuh. Tidak ada sumber sejarah terdahulu yang menyebutkan Laila hadir di Karbala.
- Para sahabat meninggalakan Imam Husain a.s. pada malam Asyura dan hanya anggota keluarga dan sahabat terdekat yang bertahan.
- Imam Husain a.s. memberikan kalung mutiara kepada seorang tentara musuh, karena ketika tentara itu meninggalkan rumah, putrinya meminta oleh-oleh dari ayahnya.
- Sukainah meminta ayahnya, Imam Husain, untuk turun dari kuda ketika akan pergi berperang. Sukainah meminta ayahnya untuk membelai kepalanya karena dia akan menjadi seorang yatim. Imam menerima permintaannya lalu memeluk Sukainah di antara kemah dan medan perang.
- Ratapan dan auman seekor singa dekat tubuh Imam Husain a.s. dan singa itu adalah Amirulmukminin a.s.
- Imam berteriak tujuh kali dengan sangat keras hingga terdengar sampai empat farsakh (±21,5 kilometer). Imam menangis begitu keras sehingga para aulia dan penghuni surga lain menangis dan gemetar.
- Ketika melihat jenazah ‘Abbās, Imam menangis dan musuh pun ikut menangis. Begitu sedih sehingga Imam jatuh pingsan. Imam juga menangis begitu keras setelah Ali Asghar syahid, hingga tanah Karbala bergetar.
- ‘Abbās meminta Imam untuk tidak membawa jenazahnya ke tenda. Sebab Sukainah meminta air dan ‘Abbās tidak dapat memenuhi permintaannya.
- Jenazah ‘Abbās tetap berada di tempat dia syahid karena banyaknya luka. Imam tidak dapat membawa tubuhnya ke tempat para syuhada lain berada.
- Kitab sejarah terdahulu tidak menyebutkan tentang bagaimana kepala Imam Husain dipenggal. Detail cerita baru disebutkan pada karya pasca abad keenam hijriah. Disebutkan jika Syimr memenggal kepala Imam dari belakang karena Imam meminta Syimr untuk tidak memenggal di area yang biasa dicium oleh nabi saw. Ketika Syimr memenggal kepala Imam, Imam Husain berkata, “Wahai kakekku, wahai Abul Qāsim.”
- Syimr memenggal kepada Imam dari belakang karena Imam mengatakan kepada jika Nabi saw. pernah membandingkan Syimr dengan seekor anjing.
- Syimr duduk di atas dada Imam Husain dan berbicara dengannya. Imam bertanya apakah syafaat Nabi saw. lebih baik ataukah hadiah dari Yazid. Syimr menjawab hadiah dari Yazid lebih baik. Imam kemudian meminta air dan Syimr menjawab kalau Imam tidak akan merasakan setetes air pun.
- Imam Husain a.s. dibunuh oleh Syimr saat sedang sujud.
- Terdapat 1.900 luka di tubuh Imam Husain a.s. karena panah, tombak, dan pedang.
- Hikayat Muslim Jaṣṣāṣ yang bercerita tentang orang-orang Kufah membagikan roti, kurma, dan kenari untuk anak-anak ahlulbait. Ummu Kultsum berkata kepada mereka jika menerima sedekah haram bagi mereka. Muslim juga bercerita ketika Sayidah Zainab a.s. melihat kepala Imam di ujung tombak, Zainab memukulkan dahinya di tiang kayu hingga darah mengalir.
- Riwayat mengerikan dan merendahkan tentang perlakuan terhadap wanita ahlulbait oleh tentara Umar bin Saad. Beberapa wanita dikatakan pingsan setelah kesyahidan Imam Husain a.s.
Referensi:
[1] Ali, Sayyid (13 Oktober 2018). “Popular – Unreliable – Accounts Related to Ashura”. Iqra Online.
[2] Motahhari, Morteza. “Ashura: Misrepresentations and Distortions, Part 1”. Al-Islam.org.