Pembunuhan terhadap keluarga Nabi saw. di Karbala terjadi pada hari Asyura. Tepatnya tanggal 10 Muharam 61 H. Dengan kalender surya, hari itu bertepatan dengan 10 Oktober 680 M. Kalender surya (syamsiah) tidak seperti kalender lunar (kamariah). Posisi bumi tetap dalam mengelilingi matahari. Karenanya dimungkinkan untuk memperkirakan waktu di Karbala saat itu. Kemudian catatan penulis kisah pembunuhan (maqtal) disesuaikan dengan jam dan menitnya.

Pukul 05.47 azan Subuh

Setelah salat, Imam Husain a.s. menyampaikan khotbah kepada para sahabatnya. Imam mengajak mereka untuk bersabar seraya berjuang. Lalu beliau membaca doa, “Ya Allah, Engkau andalanku dalam setiap bencana (karb).” Orang-orang Kufah salat di belakang Umar bin Saad. Setelah itu mereka sibuk mempersiapkan tentara dan mengumpulkan kekuatan.

Sekitar pukul 06.00

Imam Husain memerintahkan pembuatan parit di belakang kemah. Imam meminta untuk diisi semak berduri dan dibakar. Tujuannya sebagai penghalang musuh yang menyerang dari belakang.

Pukul 07.06 matahari terbit

Imam duduk di atas seekor unta agar bisa melihat lebih jelas. Imam menghampiri tentara Kufah. Dengan lantang, Imam berkhotbah. Beliau mengingatkan tentang dirinya, ayahnya, dan saudaranya. Imam mengingatkan tentang surat yang ditulis orang Kufah. Imam bertanya kepada Hijar bin Abjar dan Syabts Rab’i tentang undangan mereka. Keduanya menyangkal. Imam melempar surat-surat itu dan bersyukur kepada Allah Swt. karena telah menunjukkan buktinya kepada mereka.

Sekitar pukul 08.00

Setelah Imam, beberapa sahabat juga menyampaikan khotbah. Imam bertanya, “Adakah di antara kalian yang akan menolongku?” Beberapa tentara musuh menjadi ragu, terutama Hurr. Orang-orang yang merasa tentara Kufah benar-benar akan memerangi Imam Husain, mulai bimbang dan mendatangi pasukan Imam.

Sekitar pukul 09.00

Syimr terkutuk bertanya kepada Umar kenapa menunda pertempuran. Akhirnya Umar memutuskan untuk memulai peperangan. Umar berkata, “Bersaksilah di hadapan Ubaidullah bahwa aku menembakkan panah pertama!” Sedangkan Imam berkata kepada para sahabat, “Bersiaplah menyambut kematian.” Beberapa pasukan Imam syahid akibat serangan ini.

Sekitar pukul 10.00

Setelah hujan panah pertama, tentara Kufah menyerang secara berkelompok. Hijar menyerang sayap kanan pasukan Imam dan menghadapi Habib beserta pasukan. Saat yang sama, Syimr menyerang sayap kiri dan menghadapi Zuhair beserta pasukan. Setelah dipukul mundur, Umar memerintahkan 500 pemanah menyerang. Orang pertama yang syahid akibat serangan ini adalah Abu Al-Sya’tsā’. Sekelompok tentara Syimr berupaya menyerang dari belakang tempat parit dibakar. Zuhair dan sahabat lain menghentikan mereka.

Sekitar pukul 11.00

Setelah serangan ini, Imam meminta para sahabat untuk bertarung sendiri-sendiri. Para sahabat Imam sepakat untuk tidak membiarkan siapapun dari Bani Hasyim pergi ke medan perang selama mereka masih hidup. Para sahabat ingin mencicipi kesyahidan. Salah seorang yang syahid adalah Muslim bin ‘Awsajah. Habib menghampir Muslim berharap bisa memenuhi wasiat terakhirnya. Muslim menunjuk ke arah Imam dan berkata, “Itulah keinginan terakhirku (melindungi Imam).”

Embed from Getty Images

Pukul 12.50 azan Zuhur

Imam memerintahkan sahabatnya untuk meminta Umar menghentikan pertempuran karena waktu salat. Seorang tentara Kufah berteriak, “Salatmu tidak akan diterima!” Habib bin Mazahir menjawab, “Hai keledai! Kamu pikir salatmu diterima dan salat putra nabi tidak diterima?!” Para tentara menghabisi Habib hingga meraih kesyahidan. Imam Husain sangat sedih dan menangis untuk pertama kalinya di hari itu. Imam kemudian salat qasar dan sesuai dengan aturan salat al-khauf. Beberapa sahabat menjadi makmum, lainnya melanjutkan pertempuran. Said bin Abdullah Hanafī menjaga Imam dan terkena 13 anak panah hingga syahid.

Sekitar pukul 13.00

Di akhir salat, Zuhair dan Hurr juga meraih kesyahidan. Setelah para sahabat syahid, Bani Hasyim keluar ke medan perang. Orang pertama yang berperang adalah Ali Akbar, putra Imam Husain. Riwayat lain menyebut yang pertama kali keluar adalah Abdullah bin Muslim bin Aqil.

Sekitar pukul 14.00

Sekitar 28 orang dari Bani Hasyim syahid. Menurut riwayat: 7 saudara Imam Husain, 2 putra Imam Hasan, 2 cucu Jafar bin Abi Thalib, 9 anggota keluarga Aqil, dan sisanya keluarga besar Imam. Tersisalah ‘Abbās dan Imam Husain. ‘Abbās meminta izin untuk pergi ke medan perang, tapi Imam memintanya mencari air. Musuh memisahkan kedua saudara itu. Ketika ‘Abbās mencari air untuk wanita dan anak-anak, kedua lengannya terputus. Seorang musuh menyerangnya dengan tombak. Menurut riwayat, untuk kedua kalinya Imam a.s. menangis.

Sekitar pukul 15.00

Imam kembali ke tenda dan berpamitan. Beliau merobek pakaiannya agar ketika musuh menjarah, mereka tidak merampok bajunya. Saat berpamitan, Imam membawa keluar Ali Al-Asghar yang berusia 6 bulan untuk mengambilkan air. Namun Hurmala terkutuk menembakkan anak panah ke bayi itu dan membunuhnya.

Imam kembali ke medan perang untuk melawan. Awalnya, sedikit yang berani melawan. Mereka hanya memanah atau melempar tombak dari jauh. Menurut riwayat, ada 33 bekas luka akibat tombak dan 34 bekas luka akibat pedang di tubuh Imam. Saat-saat terakhir, tak ada yang berani mendekati Imam untuk menghabisinya. Abdullah putra Imam Hasan berlari menuju pamannya, namun musuh langsung membunuhnya.

Pukul 16.06 azan Asar

Tārīkh Al-Thabarī menyebut Imam Husain syahid pada waktu asar. Saat itulah Sinan bin Anas menyerang Imam dan memenggalnya. Menurut riwayat lain, Syimr adalah orang yang memenggal Imam.

Sekitar pukul 17.00

Setelah Imam syahid, musuh mulai menjarah. Sejarah mencatat, semua orang yang mencuri dari Imam menderita penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Umar bin Saad meminta tentaranya untuk menghentikan penjarahan sejenak. Suwaid bin Mata’, seorang Syiah dari Basrah, datang melindungi keluarga Imam namun akhirnya terbunuh.

Saat itu, matahari mulai terbenam. Khuli membawa kepala Imam untuk diberikan kepada Ibnu Ziyad. Sedangkan Umar memerintahkan tentaranya untuk menginjak-injak tubuh Imam dengan kuda.

Pukul 18.49 azan Magrib

Hari duka Asyura berakhir. Umar mengadakan salat Magrib berjemaah. Sinan mulai membaca puisi. Membanggakan soal hadiah emas yang akan didapatkannya, karena mampu membunuh para insan terbaik.

Referensi:

Ali, Sayyid (30 September 2017). “Chronology of Events on The Day of ‘Ashura”. Iqra Online.

Komentar Anda?

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.