Tanggal 8 Agustus 1998, pasukan Taliban merebut kota Mazar-i-Sharif. Kota terbesar keempat di Afghanistan. Salah satu target Taliban adalah kantor konsulat Iran. Sepuluh diplomat Iran dan seorang jurnalis dari kantor berita Iran dibunuh. Taliban mengklaim pembunuhan itu dilakukan oleh pemberontak tanpa izin. Iran marah. Tapi beruntung PBB meredakan ketegangan, padahal 70.000 tentara Iran sudah bersiap di perbatasan Afghanistan.
Peristiwa itu salah satu klimaks hubungan Taliban dan Iran. Tapi beberapa bulan terakhir, hubungan keduanya berubah. Semua itu tak lepas dari pengaruh perjanjian damai Taliban dan Amerika Serikat di Doha pada Februari 2020. Perjanjian yang berakibat pada penarikan pasukan Amerika Serikat secara bertahap. Perjanjian yang mengindikasikan kekalahan Amerika Serikat. Dan pada awal tahun 2021, Iran menjamu delegasi Taliban di Tehran.
Benarkah Taliban berubah?
Pengamat Timur Tengah, Musa Kazhim Al-Habsyi, berpendapat indikasi perubahan Taliban tidak lepas dari perubahan geopolitik di kawasan. Taliban dahulu, yang disebutnya sebagai Taliban 0.1, adalah taliban kreasi Amerika Serikat dan ada pengaruh Arab Saudi. Tujuannya menghalau invasi Uni Soviet. Dididik dengan cara CIA, perusakan dan kekerasan adalah jalan yang ditempuh Taliban.
Tapi kini peta politik berubah. Pemerintahan boneka Afghanistan ditinggalkan Amerika Serikat. Sebagian warga semakin muak dengan rezim yang korup. Taliban melihat momentum dan sadar jika Cina dan Iran punya pengaruh kuat di Timur Tengah. Pengaruh Arab Saudi melalui Pakistan juga memudar. Taliban kini, menurut Musa Kazhim, bisa disebut sebagai Taliban 0.2. Taliban yang lebih lunak dan terbuka dengan berbagai pihak.
Banyak propaganda mengatakan Imarat adalah musuh Syiah. Kami katakan kepada seluruh Syiah, negara di dunia, dan khususnya tetangga kami (Iran) bahwa Imarat Islami tidak seperti ISIS.
Amir Khan Muttaqi
Janji Taliban terhadap Syiah
Perubahan sikap juga dilakukan Taliban terhadap muslim Syiah Afghanistan. Sejak Kabul diambil alih, belum terdengar laporan serangan Taliban terhadap nyawa muslim Syiah. Taliban juga sadar bahwa Iran memiliki kontrol militer dan intelijen. Mereka tidak bisa bertindak gegabah. Sikap Iran terhadap Taliban juga kombinasi antara negosiasi, waspada, namun siap menjalankan beberapa skenario.
Namun media Barat berupaya memancing perselisihan ahlusunah dan Syiah. Sejarah serangan Taliban terhadap Syiah disebarkan untuk menciptakan ketegangan psikologis umat Islam. Petinggi senior Taliban, Amir Khan Muttaqi, pernah bertemu dengan pemimpin Hazara di Provinsi Daikundi. Sebagian besar muslim Syiah. Taliban berusaha menjawab keraguan soal masa depan Afghanistan.
“Kami bukan ISIS”
Amir Khan Muttaqi mengatakan suni dan Syiah di Afganistan punya banyak kesamaan. Semua ingin tanah airnya makmur dan sejahtera. Menurutnya, mujahidin dan kompatriot Syiah berhubungan baik. Imarat Islam Afghanistan akan melindungi nyawa, harta, dan kehormatan muslim Syiah sebagai rakyatnya. Ketika ISIS muncul di Provinsi Zabul, mujahidin Imarat membela Syiah. Ketika Syiah diserang di Provinsi Helmand, mujahidin Imarat menghukum pelakunya.
Musuh Islam ingin menjadikan Afghanistan seperti Irak, kata Amir Khan. Syiah dan suni saling berhadapan satu sama lain. Kelompok yang kalah ingin agar militan Syiah melawan Imarat. Enam tahun lalu di wilayah Uruzgan, milisi Syiah meletakkan senjatanya dan Taliban berjanji akan melindungi mereka.
Amir Khan Muttaqi menjelaskan, jika terjadi ledakan bom di wilayah Syiah, pemerintahan di Kabul menuduh itu pekerjaan Taliban. Kini, Imarat pantang menjadi budak Amerika Serikat. Taliban berjanji jika Imarat menghormati seluruh warga Afghanistan, terlepas dari agama dan etnisnya. Tentu kini, kita akan melihat apakah janji ini mampu dipenuhi atau tidak.
Referensi:
[1] Redaksi (13 Tier 1400). “Groohe Taliban ba Shieyan Afghanistan cheh khahad kard?” Mashreg News.
[2] Kazhim, Musa (19 Agustus 2021). Benarkah Taliban Sudah Berubah? (YouTube). Kupas Channel.
[3] Daragahi, Borzou (20 Agustus 2021). “Iran spent years preparing for a Taliban victory.” Atlantic Council.