Orang sering bertanya, mengapa pembunuhan Husain bin Ali harus diperingati secara “berlebihan”? Mereka yang bertanya seharusnya juga mempertanyakan bagaimana bisa Husain bin Ali sang cucu Rasulullah saw. itu dibunuh secara keji oleh umat Islam? Mengapa Imam Husain melawan penguasa saat itu bersama keluarga dan sahabatnya? Dr. Adnan Ibrahim, seorang cendekiawan ahlusunah kelahiran Palestina, pernah berceramah soal itu.

Alasan Husain bin Ali bangkit sangat jelas dalam kata-katanya, “Sungguh aku berangkat bukan untuk menyombongkan diri; bukan pula untuk melakukan perbuatan sia-sia, kerusakan, dan kezaliman. Sungguh aku keluar dan bangkit guna melakukan islah (perbaikan) pada umat kakekku. Aku hendak melakukan amar makruf nahi mungkar serta mengikuti jalan yang telah dirintis oleh kakekku dan juga ayahku.”

Imam Husain melihat perkara umat Islam sudah menyimpang. Malam hari sebelum dirinya dibunuh, Imam Husain mengingatkan lagi, “Dunia sudah berubah menjadi hina… Tidakkah kalian sadar bahwa perintah kebaikan ditinggalkan dan perbuatan keji tidak lagi dilarang? Aku melihat kematian sebagai sebuah kebahagiaan dan hidup bersama kezaliman sebagai sebuah kehinaan.”

Embed from Getty Images

Menurut Dr. Adnan Ibrahim, seluruh khalifah Bani Umayyah, mulai dari Muawiyah sampai Marwan—kecuali putra Abdul Aziz—adalah nawāṣib. Nawāṣib adalah orang-orang yang paling memusuhi keluarga nabi (ahlulbait). Hidup dan matinya Muawiyah sang pencetus ideologi itu, hanya untuk melaknat Ali bin Abi Thalib. Pendapat Dr. Adnan Ibrahim itu didasarkan riwayat sahih seperti yang dikatakan Ibnu Katsīr dalam Al-Bidāyah wa Al-Nihāyah.

Orang nawāṣib secara lahiriah beragama Islam, tapi keyakinannya didasarkan pada kebencian, permusuhan, dan cacian kepada ahlulbait. Anehnya, kita mengikuti fikih (pemahaman) dan riwayat mereka. Coba saja kita lihat siapa yang memimpin pasukan yang dikirim Ubaidillah bin Ziyād untuk membunuh Husain dan keluarganya? Namanya Umar putra Saad bin Abī Waqqāṣ. Saad itu salah seorang sahabat nabi. Tapi Allah menjadikan keturunannya yang bernama Umar sebagai orang terlaknat. Imam Al-‘Ijlī berkata Umar bin Saad sebagai orang terpercaya (tsiqah). Ibnu Ma’īn sampai berkata, “Bagaimana mungkin pembunuh Husain dikatakan orang terpercaya?”

Aneh memang, seolah dosa membunuh cucu Rasulullah saw. tidak cukup besar. Nabi Muhammad saw. sendiri mengatakan Husain bin Ali adalah pemimpin pemuda surga. Tapi Umar bin Saad membunuh Husain hanya demi iming-iming jabatan sebagai gubernur kota Ray!

Menurut Dr. Adnan Ibrahim, kita harus meninggalkan fikih atau pemahaman Bani Umayyah. Allah Swt. berfirman dalam surah Al-Nisā’: 93, “Siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, balasannya ialah jahanam dan dia kekal di dalamnya. Allah murka kepadanya dan melaknatnya serta menyediakan azab yang besar baginya.” Imam Husain tentu lebih dari sekadar mukmin biasa.

Imam Ahmad dalam Musnad-nya meriwayatkan hadis tentang orang yang diperintahkan untuk pergi berperang. Lalu orang itu kembali kepada Nabi saw. sambil berkata, “Wahai Nabi, mohonkan ampunan untukku kepada Allah!” Nabi bertanya, “Apa yang terjadi?” Lalu orang itu bercerita, “Ketika kaum musuh kalah, aku mendapati dua orang di antara orang-orang dan wanita. Lalu mereka berkata, ‘Aku muslim, aku masuk Islam,’ namun aku tetap membunuhnya.” Rasulullah saw. berkata, “Apakah kamu telah membelah dadanya sehingga tahu isi hatinya? Bukankah aku memerangi (kejahatan) manusia agar mereka masuk Islam?” Rasulullah tidak pernah memaafkan orang itu.

Orang itu hidup sezaman dengan nabi. Berperang atas perintah nabi. Memenuhi kriteria sahabat. Tapi menurut Dr. Adnan Ibrahim, istilah “sahabat nabi” terus digunakan seolah semuanya menjadi orang baik. Bukankah orang tadi yang membunuh muslim seorang sahabat nabi bahkan mujahid?

Lalu bagaimana dengan orang yang memenggal kepala Husain? Menancapkannya di tombak lalu dipamerkan ke seluruh Syam?! Ibnu Taimiyah—seorang pengagum dan pecinta Bani Umayyah—menyangkal sejarah itu. Padahal Al-Thabarānī, Al-Dzahabī, Al-Thabarī membenarkannya. Abū Al-Ḥajjāj Al-Mizzī, orang yang lebih berilmu dari pada Ibnu Taimiyah dalam ilmu hadis, menulis dalam Tahżīb Al-Kamāl fī Asmā’ Al-Rijāl jika Yazid terlaknat memukul gigi depan Husain bin Ali dengan tongkat besinya.

Embed from Getty Images

Bagi Dr. Adnan Ibrahim, sejarah membuktikan jika rencana mereka adalah mengaburkan agama Nabi Muhammad saw yang sejati. Abu Sufyan membenci Nabi, Muawiyah membenci Ali, dan Yazid membenci Husain. Hanya orang yang buta di hatinya yang tidak bisa melihat semua itu. Sejarah bukan sekedar cerita yang telah berlalu. Sejarah sangat penting bagi orang berakal. Carilah nama-nama orang yang berusaha untuk membunuh Nabi saw. pada malam ‘Aqabah. Bacalah Ṣaḥīḥ Muslim serta penjelasannya dalam berbagai kitab sampai kita paham tema besar ini. Saat peristiwa ‘Aqabah, Hużaifah berkata, “Aku bersaksi demi Allah bahwa 12 orang dari mereka adalah musuh Allah dan rasul-Nya baik di dunia maupun di akhirat!”

Mereka gagal membunuh Nabi saw. Namun mereka membunuh saudaranya, keponakannya, dan cucunya. Tapi, di mana keturunan Muawiyah dan Yazid kini? Ibnu Katsīr dalam Al-Bidāyah wa Al-Nihāyah berkata, “Dengan matinya anak-anak Yazid, Allah memutus rantai keturunannya.” Kini, tidak ada lagi keturunan Muawiyah, meski pengikut ideologinya tetap ada. Namun, di mana keturunan Hasan dan Husain? Keturunan Nabi Muhammad saw. tersebar di seluruh benua bumi ini. Allah Swt. berfirman, “Sesungguhnya kami telah memberimu (Muhammad) al-kautsar.” (Q.S. Al-Kautsar: 1)

Saat Perang Shiffīn, Muawiyah menguasai akses air tapi tidak mengizinkan Ali dan pasukannya untuk memperoleh air. Tapi setelah Ali berhasil menguasai air, dia mengizinkan Muawiyah dan pasukannya untuk mendapatkan air. Sungguh ini sangat aneh! Dr. Adnan Ibrahim berkata, “Demi Allah, orang-orang yang menyukai Bani Umayyah, akhlaknya seperti Bani Umayyah: tidak setia, munafik, pembohong, penipu, dan hatinya busuk. Namun mereka yang mencintai Muhammad dan keluarganya, mereka orang-orang yang jujur, berani, mulia, benar, dan penuh kebaikan.”

Komentar Anda?

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.