Hanya butuh waktu empat menit baginya untuk menumbangkan Renato Moicano dalam laga UFC 256. Setelahnya, dia langsung melantangkan selawat yang khas: ya Allah, curahkanlah selawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad. Dia adalah Rafael “Ataman” Fiziev, satu dari sedikit petarung seni bela diri campuran muslim yang berlaga di UFC. Rafael menjadi minoritas dalam minoritas karena dia seorang muslim Syiah.

Rafael akrab dengan kehidupan multikultural. Ayahnya seorang Azerbaijan, sedangkan ibunya orang Rusia. Dia lahir di Kazakhstan, namun tumbuh besar di Kirgizstan. Kini, dia bekerja dan berlatih di Thailand.

Awal karier

Pria kelahiran 5 Maret 1993 ini awalnya tidak tertarik dengan olahraga bela diri. Namun ayahnya kerap menunjukkan video seni bela diri campuran kepada Rafael. Rafael bahkan sampai dihadiahi sarung tinju. Namun beberapa kali bertanding dengan saudaranya, Rafael kecil sering kalah. Bahkan ketika pindah ke ibukota Kirgizstan, Bishkek, Rafael mengalami perundungan. Dia dipukuli oleh anak yang lebih besar. Sejak saat itu, Rafael rajin berlatih.

Setelah menguasai Muay Thai, Rafael mencoba olahraga kombat lain seperti sambo, tinju, Jiu Jitsu, karate, taekwondo, hingga gulat. Pada tahun 2007, Rafael mulai mengikuti pertandingan profesional saat masih berusia 14 tahun.

Namun gaya permainan Rafel Fiziev berbeda dengan Khabib Nurmagomedov. Ketika diwawancarai James Lynch, Rafael mengatakan, “Saya penyerang, dia (Khabib) pegulat.” Rafael lebih menyukai pertandingan yang melawan dengan berdiri tegak, bukan bergumul. Namun menurut Rafael, Khabib adalah seorang profesional yang hebat, “Apa yang saya bisa katakan tentang orang yang menghancurkan lawannya sebanyak 29 kali? Saya menghormatinya.”

Usai menuntaskan pendidikan di bidang hukum, Rafael memutuskan untuk masuk ke akademi kepolisian Kirgizstan. Selama lima tahun mengabdi, Rafael tetap berlatih dan bertanding. Namun impiannya untuk memperjuangkan keadilan pupus. Karena mengalami diskriminasi, Rafael memutuskan keluar dari kepolisian. Dengan wajah tipikal Eropa, Rafael sadar karirnya di kepolisian Kirgizstan tidak akan berkembang.

Melawan diskriminasi

Dalam wawancara dengan kanal Bayat Al Ghadeer, Rafael menilai Kirgizstan sangat diskriminatif baik soal rasial maupun agama. Pada bulan Oktober 2021, Rafael Fiziev terpaksa mengambil keputusan berat. Dia tidak akan lagi bertarung di bawah bendera Kirgizstan. Rafael menyebut jika dirinya menjadi target diskriminasi agama.

Mufti Kirgizstan telah mengeluarkan pernyataan untuk mengeluarkan muslim Syiah dari negeri itu. Menurut mufti, Syiah bukanlah Islam dan harus diusir. “Saya dan keluarga menghadapi gangguan dari para mufti. Begitu juga dari orang terpandang di Kirgizstan. Karena diusik dan video palsu yang disebarkan, saya dan keluarga menerima banyak pesan amarah dari seluruh penjuru Kirgizstan. Kami tidak bicara puluhan, tapi ratusan ribu pesan,” kata Fiziev.

Ketika ditanya mengenai sikapnya yang kerap berteriak Yā Allāh, Yā Muhammad, dan Yā ‘Alī dalam pertandingan, Rafael menjawab, “Saya tidak hanya mengucapkan itu dalam pertandingan. Saya mengucapkannya di semua aspek kehidupan saya. Saya selalu bertawasul kepada ahlulbait.”

Beberapa remaja di dekatnya yang sebelumnya tidak akrab dengan Islam, mulai tertarik untuk membaca buku keislaman. Mereka mulai menggali pengetahuan tentang Islam, Rasulullah ﷺ, dan ahlulbait. Rafael sadar, olahraga yang digelutinya bukan pilihan yang terbaik. Menurutnya, ahlulbait tidak mengajarkan ini. “Tapi setelah semua ini berakhir, saya ingin membantu komunitas,” katanya.

Komentar Anda?

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.