Bagi ahlulbait, menjaga dan memperkuat prinsip Islam lebih penting dari apapun. Pada masa Imam ‘Alī Zain Al-‘Ābidīn, tidak ada peristiwa brutal yang dialami ahlulbait. Namun pada saat yang sama, beliau mendoakan penjaga perbatasan kekuasaan Islam pada masa pemerintahan Bani Umayyah. Dalam Shahīfah As-Sajjādiyah, terdapat doa yang dikhususkan untuk para penjaga perbatasan sekaligus untuk kehancuran musuh mereka.

Secara singkat, doa Imam dapat dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama, Imam mendoakan para penjaga perbatasan:

أَللَّهُمَّ وَحَصِّنْ ثُغُورَ الْمُسْلِمِينَ بِعِزَّتِكَ، وَأَيِّدْ حُمَاتَهَا بِقُوَّتِكَ، وَأَسْبغَ عَطَايَاهُمْ مِنْ جِدَتِكَ

أللَّهُمَّ وَكَثِّرْ عِدَّتَهُمْ، وَاشْحَذْ أَسْلِحَتَهُمْ، وَاحْرُسْ حَوْزَتَهُمْ، وَامْنَعْ حَوْمَتَهُمْ، وَأَلِّفْ جَمْعَهُمْ، وَدَبِّرْ أَمْرَهُمْ، وَوَاتِرْ بَيْنَ مِيَرِهِمْ، وَتَوَحَّدْ بِكِفَايَةِ مَؤَنِهِمْ، وَاعْضُدْهُمْ بِالنَّصْرِ، وَأَعْنِهُمْ بِالصَّبْرِ، وَالْطُفْ لَهُمْ فِي الْمَكْرِ

أَللَّهُمَّ وَعَرِّفْهُمْ مَا يَجْهَلُونَ، وَعَلِّمْهُمْ مَا لاَ يَعْلَمُونَ، وَبَصِّرْهُمْ مَا لاَ يُبْصِرُونَ

أللَّهُمَّ وَأَنْسِهِمْ عِنْدَ لِقَآئِهِمُ الْعَدُوَّ ذِكْرَ دُنْيَاهُمُ الْخَدَّاعَةِ الْغَرُورِ، وَامْحُ عَنْ قُلُوبِهِمْ خَطَرَاتِ الْمَالِ الْفَتُونِ،  َاجْعَلِ الْجَنَّةَ نَصْبَ أَعْيُنِهِمْ وَلَوِّحْ مِنْهَا لأِبْصَارِهِمْ مَا أَعْدَدْتَ فِيهَا مِنْ مَسَاكِنِ الْخُلْدِ وَمَنَازِلِ الْكَرَامَةِ وَالْحُورِ الْحِسَانِ وَالأَنْهَارِ الْمُطَّرِدَةِ بِأَنْوَاعِ الأَشْرِبَـةِ ، وَالأَشْجَارِ الْمُتَدَلِّيَةِ بِصُنُوفِ الثَّمَرِ، حَتَّى لاَ يَهُمَّ أَحَدٌ مِنْهُمْ بِالأدْبَارِ، وَلا يُحَدِّثَ نَفْسَهُ عَنْ قِرْنِهِ بِفِرَار

Ya Allah, kuatkanlah perbatasan kaum muslimin dengan kekuasaan-Mu; kokohkanlah pembelanya dengan kekuatan-Mu; perbanyaklah bekal mereka dengan kekayaan-Mu.

Ya Allah, perbanyaklah jumlah mereka; tajamkan senjata mereka, jagalah daerah mereka; pertahankan medan mereka; persatukan pasukan mereka; bereskanlah urusan mereka; kirimkan perbekalan mereka secara beruntun; curahkan bantuan-Mu untuk memenuhi keperluan mereka; dukung mereka dengan pertolongan; bantu mereka dengan kesabaran; berikan anugerah-Mu kepada mereka dalam melakukan tipuan.

Ya Allah, ketika mereka berjumpa dengan musuh, lupakan mereka pada kenangan dunia yang menipu; hapuskan dari hati mereka bisikan harta yang penuh cobaan; jadikan surga di depan mata mereka; perlihatkan di hadapan mereka apa yang telah Engkau persiapkan di dalamnya tempat tinggal yang kekal, rumah kemuliaan, bidadari jelita, sungai yang memancarkan berbagai minuman, pepohonan rindang yang direndahkan dengan aneka buah, sehingga mereka tidak berniat lari dan tidak terlintas keinginan untuk desersi.

Pada bagian kedua, Imam berdoa tentang musuh dan kecaman keras terhadapnya:

أللَّهُمَّ افْلُلْ بِذَلِـكَ عَدُوَّهُمْ، وَاقْلِمْ عَنْهُمْ أَظْفَارَهُمْ، وَفَرِّقْ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ أَسْلِحَتِهِمْ، وَاخْلَعْ وَثَائِقَ أَفْئِدَتِهِمْ، وَبَاعِدْ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ أَزْوِدَتِهِمْ،  َحَيِّرْهُمْ فِي سُبُلِهِمْ، وَضَلِّلْهُمْ عَنْ وَجْهِهِمْ، وَاقْـطَعْ عَنْهُمُ الْمَدَدَ وَانْقُصْ مِنْهُمُ الْعَدَدَ، وَامْلاْ أَفْئِدَتَهُمُ الرُّعْبَ، وَاقْبِضْ أَيْـدِيَهُمْ عَنِ البَسْطِ، وَاخْـزِمْ أَلْسِنَتَهُمْ عَنِ النُّطْقِ، وَشَرِّدْ بهِمْ مَنْ خَلْفَهُمْ، وَنَكِّلْ بِهِمْ مَنْ وَرَاءَهُمْ، وَاقْـطَعْ بِخِزْيِهِمْ أَطْمَـاعَ مَنْ بَعْدَهُمْ

أللَّهُمَّ عَقِّمْ أَرْحَامَ نِسَائِهِمْ، وَيَبِّسْ أَصْلاَبَ رِجَالِهِمْ، وَاقْطَعْ نَسْلَ دَوَابِّهِمْ وَأَنْعَامِهِمْ، لاَ تَأذَنْ لِسَمَائِهِمْ فِي قَطْر وَلاَ لارْضِهِمْ فِي نَبَات

Ya Allah, kalahkan musuh mereka; potong taring mereka; pisahkan mereka dari senjata; lepaskan ikatan hati mereka; jauhkan mereka dari perbekalan; kacaukan mereka di jalan-jalan; sesatkan mereka dari tujuan; putuskan bala bantuan mereka; kurangi bilangan mereka; penuhi hati mereka dengan ketakutan; tahan tangan mereka dari penyerangan; ikat lidah mereka dari pembicaraan; cerai-beraikan orang di belakang mereka; putuskan dengan kekalahan harapan orang yang datang sesudah mereka.

Ya Allah, mandulkan rahim perempuan mereka; keringkan sulbi lelaki mereka; dan putuskan keturunan binatang ternak mereka. Jangan biarkan langit mereka menurunkan hujan dan jangan biarkan bumi mereka menumbuhkan tanaman.

Mengapa Imam Sajjād berdoa untuk para penjaga perbatasan padahal mereka melayani dan menerima upah dari Bani Umayyah yang kerap menindas? Masalah keikutsertaan berjihad bersama pemerintah tiran telah menjadi diskusi sejak lama. Jihad memang memiliki keutamaan dan wajib bagi kita untuk mendukung Islam serta kaum muslimin. Namun di sisi lain, jihad di masa kepemimpinan yang zalim juga tidak dapat diterima karena seolah membenarkan dan membantu mereka.

Seseorang pernah bertanya kepada Imam Ridhā a.s. tentang masalah ini, “Seseorang menyediakan pedang dan kuda untuk berjihad. Seorang pengikutmu mengambilnya dan berangkat berjihad. Kemudian, rekan-rekannya bertemu orang itu dan berkata tidak boleh berjihad bersama kelompok yang ingin memerangimu, sehingga pedang dan kudanya dikembalikan. Apa yang harus dilakukannya?” Imam menjawab, “Mereka harus mengembalikan kuda dan pedangnya.”

Periwayat berkata, “Dia pergi mencari orang yang mengambil kuda dan pedang itu, tapi tidak berhasil menemukannya. Ketika dia menerima kabar dari kaumnya, mereka berkata kalau orang itu telah pergi.” Imam berkata, “Dia harus menyibukkan diri dengan menjaga dan melupakan jihad (perang secara langsung).”

Periwayat berkata, “Bolehkah dia menjaga di Qazvin, Deylam, Ashkelon, atau kota dan perbatasan serupa?” Imam berkata, “Ya.” Periwayat bertanya lagi, “Berjihad?” Imam menjawab, “Tidak, kecuali untuk tanah dan bangunan kaum muslimin.”

Periwayat memastikan lagi, “Jika Romawi menyerang kaum muslimin, dapatkah kaum muslim mengejar dan melawan mereka?” Imam berkata, “Hanya menjaga dan jangan berperang. Namun jika mereka terancam oleh Romawi, mereka dapat melawan dan berjihad bersama pasukan yang lain, karena pertempuran itu untuk mempertahankan diri mereka dan bukan untuk membantu dan menjaga penguasa tiran.”

Periwayat bertanya, “Jika musuh datang ke markas tempat menara pengawas berada, apa yang harus dilakukan?” Imam menjelaskan, “Dia memiliki tugas untuk melindungi kaum muslimin dan Islam, serta memerangi musuh; bukan membela para penindas. Dalil atas kewajiban membela Islam dan kaum muslimin adalah melemahnya masyarakat Islam dapat menyebabkan melemahnya nama Muhammad ﷺ (beserta prinsip Islam).”

Jihad yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dan membela identitas Islam merupakan bentuk pertahanan yang suci (defa-e moghadas) dan terpuji. Doa Imam Sajjād dimaksudkan untuk orang-orang itu; bukan untuk tentara yang menjual dirinya kepada penguasa tiran.

Poin penting lagi yang perlu diperhatikan adalah doa keras Imam Sajjād kepada para musuh. Sepertinya, doa tersebut dimaksudkan agar musuh Islam melemah dan tidak menemukan kekuatan untuk menyerang masyarakat dan umat Islam. Jika tidak, Imam tentu tidak ingin penderitaan menimpa orang-orang yang tidak bersalah.

Oleh karena itu, masyarakat Iran yang bermazhab Syiah tidak hanya mendoakan dan membantu mujahidin Palestina yang mencintai ahlulbait. Seandainya pun terdapat mujahidin yang berada di bawah pemerintahan yang zalim, mereka memiliki kewajiban untuk membelanya berdasarkan penjelasan para imam ahlulbait.

Komentar Anda?

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.