Salah satu buku teologi Syiah yang penting dan berharga adalah Ba’dh Matsālib Al-Nawāshib fī Naqdh Ba’dh Fadhā’ih Al-Rawāfidh atau dikenal dengan kitab Naghz atau Al-Naqdh. Buku yang sangat penting dan menarik ini ditulis oleh Syekh Abdoljalil Qazvini Razi pada paruh kedua abad keenam. Buku ini merupakan respon dan jawaban atas kitab Ba’dh Fadhā’ih Al-Rawāfidh yang mengkritik keyakinan Syiah.

Meski berasal dari kota Qazvin, Syekh Abdoljalil adalah ulama rujukan yang disegani di antara para cendikiawan abad keenam kota Ray. Meski tegas membela prinsip Syiah, dalam bukunya tersebut penulis juga membicarakan kedudukan dan kehormatan para sahabat dan khulafaurasyidin serta kesucian seluruh istri nabi. Mungkin lebih dari sepuluh kali, dia menulis, “Keyakinan kami tentang Abu Bakar dan Umar tidak lebih bahwa ‘Alī lebih utama dari keduanya.”

Dalam bukunya tersebut, dia juga berulang kali mengutip karyanya yang lain berjudul Tanzieh Aisha. Agak sulit bagi kita untuk membayangkan bahwa salah satu ulama besar Syiah Imāmiyah menulis sebuah buku untuk membuktikan kebersihan ‘Ā’isyah dan menghapus fitnah darinya.

Kitab Naghz penuh dengan perlawanaan terhadap sikap melaknat para sahabat dan khalifah. Terkadang, dia bahkan membela religiositas khalifah pertama, seolah-olah meyakini kesalehan dan ketulusannya merupakan bagian dari mazhab Syiah. Sebagai contoh, pada paragraf ke-92, dia menyebutkan satu per satu jasa Khalifah Abu Bakar terhadap Islam dan Nabi Muhammad ﷺ. Dia menulis, “Abu Bakar berkhidmat kepada nabi dan begitu murah hati dalam berinfak. Dia tidak mencintai harta sehingga setelah wafat, dia hanya meninggalkan sebuah kilim (sejenis kain).”

Embed from Getty Images

Menurut Syekh Abdoljalil, Syiah kini menjadi mazhab yang asing dari pengikutnya. Misalnya, dia berupaya melepaskan keyakinan atas pengetahuan perihal gaib yang dimiliki nabi dan imam, yang dinisbatkan kepada Syiah. Abdoljalil menulis, “Berdasarkan teks Al-Qur’an dan ijmak umat Islam, jelas bahwa tidak ada yang mengetahui kegaiban kecuali Allah ﷻ… Nabi Muhammad ﷺ—dengan segala kemuliaan, keagungan, dan derajat kenabian—tidak mengetahui apa yang orang lakukan di pasar atau situasi lainnya jika beliau sedang berada di masjid Madinah. Beliau tidak mengetahui kebenaran (kejadian) sampai Jibril datang. Lalu bagaimana para imam a.s. yang tidak memiliki derajat kenabian dan telah wafat dengan tenang di tanah Khorasan, Baghdad, Hijaz, dan Karbala, bisa mengetahui keadaan dunia? Pemahaman ini jauh dari akal dan syariat.” Ungkapan serupa dengan itu juga diutarakan oleh Sayid Murtadhā ‘Alamul-Hudā dalam kitab Risā’il jilid ketiga.

Syekh Abdoljalil juga berupaya untuk tidak mengaitkan perilaku sebagian orang yang mencari rahmat dari Abū Lu’lu’ (pembunuh Khalifah ‘Umar) dengan mazhab Syiah. Dia berkata, “Mengharapkan rahmat untuk Abū Lu’lu’ dan menghina sahabat, merupakan klaim tidak berdasar dari riwayat tanpa argumen dan tidak valid.”

Dalam kitab Naghz, ada banyak penolakan semacam itu dan jumlahnya bisa mencapai 200 tema. Syekh Abdoljalil telah banyak membantah dan membebaskan tuduhan yang dikaitkan dengan Syiah sebagai sebuah kebohongan dan fitnah. Namun kini, apa yang dia telah bantah justru ada yang menjadi bagian dari kebiasaan dan kepercayaan di tengah masyarakat.

Ketika kita membandingkan kitab Naghz—yang ditulis oleh seorang ulama Syiah pada abad keenam—dengan kepercayaan umum di tengah masyarakat Syiah pada abad-abad terakhir, kita sampai pada kesimpulan bahwa menjadi Syiah (tasyayyu’) hari ini tidak sama dengan menjadi Syiah kemarin.

Tasyayyu’ hari ini begitu menjauh sehingga perbedaannya dengan ahlusunah meningkat. Alamah Māmaqānī, ulama asal Najaf, pernah berkata, “Banyak hal yang saat ini dianggap sebagai sebuah keharusan agama, dahulunya merupakan sikap ghuluw (berlebihan).”

Artikel ini disadur dari tulisan Prof. Reza Babaei yang turut menyunting cetakan kitab Naghz terbitan tahun 2012.

Komentar Anda?

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.