Berbeda dengan relief atau candi yang mudah menarik perhatian, naskah klasik tampil memprihatinkan. Kertas robek berwarna kuning kecokelatan dan tinta hitam yang sudah memudar. Namun, naskah klasik merupakan peninggalan lampau dengan kandungan berharga. Ia memberi gambaran sejarah yang bermakna bagi generasi masa depan. Di antara naskah yang ditulis para pendahulu masyarakat Pidie, Aceh, adalah Kisah Hasan dan Husain serta Nūr Muḥammad.
Lanjutkan membaca “Jejak Syiah dalam Naskah Klasik Masyarakat Aceh”Tag: Aceh
Musibah dalam bahasa Indonesia diartikan “bencana”, “kemalangan”, dan “cobaan”. Dalam Alquran ada 67 kali kata yang seakar dengan kata musibah dan 10 kali kata musibah. Musibah pada mulanya berarti “sesuatu yang menimpa atau mengenai”. Sebenarnya sesuatu yang menimpa itu tidak selalu buruk. Hujan bisa menimpa kita dan itu dapat merupakan sesuatu yang baik. Memang, kata musibah konotasinya selalu buruk, tetapi karena boleh jadi apa yang kita anggap buruk itu, sebenarnya baik, maka Alquran menggunakan kata ini untuk sesuatu yang baik dan buruk (QS. al-Baqarah: 216)
Setelah peristiwa tsunami di Aceh pada tahun 2004 lalu, kita mendengar cerita-cerita mengenai sebab terjadinya kemurkaan alam tersebut. Ada yang mengatakan bahwa di Aceh sudah banyak terjadi dosa dan maksiat di pinggir pantai. Bahkan ada yang mengatakan bahwa penyebabnya karena umat Islam di Aceh merayakan natal bersama.
Hal serupa terjadi setelah peristiwa jebolnya waduk (situ) Gintung. Beberapa teman saya mengatakan bahwa di daerah bencana memang sudah lama menjadi tempat maksiat. Mulai dari sarang judi hingga masjid/ mushalla yang katanya menjadi tempat pacaran. Saya sendiri tidak tahu persis mengenai hal tersebut. Karena yang ingin saya berbagi cerita adalah hubungan antara dosa dan bencana.