Bikini atau Jilbab: Mana yang Lebih Membebaskan?

Oleh: Krista Bremer, O, The Oprah Magazine

Sembilan tahun lalu, aku menari-nari bersama bayi yang baru lahir di ruang keluarga di daerah North Carolina. Mendengarkan musik “Free to Be… You and Me”, yang setiap liriknya bermuatan toleransi dan kesetaraan gender, karena saya tumbuh di daerah California. Suami saya yang kelahiran Libia, Ismail, duduk dengannya selama satu jam, menyanyikan lagu Arab, kemudian memberikannya kepada seorang syekh muslim yang berdoa lembut tentang kehidupan panjang di telinga.

Matanya espresso dan rambut hitam rimbun seperti ayahnya dengan kulit coklat-susu yang mudah menghitam di musim panas. Kami menamainya Aliya, yang berarti “ditinggikan” dalam bahasa Arab, dan sepakat akan membesarkan dia untuk memilih sendiri latar belakang kami yang sangat berbeda. Diam-diam aku puas dengan kesepakatan ini—yakin bahwa dia akan mendukung gaya hidup nyaman Amerika.
Lanjutkan membaca “Bikini atau Jilbab: Mana yang Lebih Membebaskan?”

Kami Bangga Karena Membenci Israel

Segera setelah Revolusi Islam, Iran menutup Kedutaan Israel dan menggantinya menjadi Kedutaan Palestina. Imam Khomeini langsung menegaskan bahwa Amerika Serikat adalah dalang segala hal buruk yang terjadi. Belakangan, kita mendengar dari Tony Blair, misalnya, yang mengatakan bahwa Iranlah penyebab masalah dunia. Bush dan Obama juga pernah menyampaikan hal senada, “Iran adalah ancaman kedamaian dunia.” Ahmadinejad dalam pidatonya di depan jutaan rakyat Iran juga mengatakan, “Lihatlah Amerika dan Inggris! Di manapun ada diktatorial, teror, dan pembunuhan; tangan mereka berada di sana.” [Imam Khomeini – The Man Who Changed The World | Iran & The West [Part 1/3] Berikut ini pesan dan wasiat Imam Khomeini.

Lanjutkan membaca “Kami Bangga Karena Membenci Israel”

Kenapa Takut Pada Amerika?!

Ayatullah Ali Khamenei berkisah: Saya bersama Hashemi Rafsanjani dan seorang lainnya bergerak dari Tehran menuju kota Qom untuk menghadap Imam Khomeini guna menanyakan perihal apa yang harus kita perbuat terhadap para mata-mata yang ditangkap dari kedutaan besar Amerika Serikat. Apakah mereka tetap kita tahan atau kita bebaskan saja. Apalagi pemerintahan sementara saat itu terus menyebarkan pernyataan-pernyataan miring terkait para tahanan tersebut.

Ketika kami sampai di Qom dan menghadap Imam Khomeini, teman-teman menjelaskan keadaan yang sebenarnya dan menambahkan bahwa sejumlah media memberikan tanggapan yang beragam, dan Amerika Serikat juga tak ketinggalan melakukan propaganda, begitu juga pejabat pemerintah memberikan pernyataan yang lain. Setelah berpikir sejenak, Imam Khomeini kemudian bertanya, “Apakah kalian takut kepada Amerika?” Kami menjawab, “Tidak.” Imam melanjutkan dengan mengatakan bahwa tahan saja mata-mata tersebut.
Lanjutkan membaca “Kenapa Takut Pada Amerika?!”