Halo Effect dan Horn Effect dalam Memahami Sejarah Islam

Seorang dai Syiah memuji sahabat nabi, Khālid bin Walīd, sebagai seorang ahli strategi perang yang sukses. Selesai ceramah, panitia penyelenggara meminta sang dai untuk “mengklarifikasi ucapan tentang Khālid”. Sayyid Ali Imran, dai muda itu, bingung. Mengapa ucapannya memerlukan klarifikasi? Panitia bilang, pujian terhadap Khālid mengesankan dia sebagai figur yang baik. Bertolak belakang dengan persepsi umum Syiah bahwa Khālid pernah mengkhianati ‘Alī bin Abī Thālib.

Lanjutkan membaca “Halo Effect dan Horn Effect dalam Memahami Sejarah Islam”

Fotonya Kerap Digunakan Media, Siapa Sosok Alim Ini?

Kepalanya tertunduk dengan serban dan janggut putih. Sementara jemarinya sibuk memutar tasbih. Saat itu, dia sedang berzikir di kompleks makam Fatimah binti Musa di kota Qom. Foto dari adegan itu kini bertebaran di berbagai portal media. Digunakan sebagai ilustrasi cerita tentang sahabat nabi atau tokoh sufi. Tak salah memang, sosok yang kerap disapa Syekh Bahjat ini juga disebut sebagai teladan para arif (uswah al-‘ārifīn).

Lanjutkan membaca “Fotonya Kerap Digunakan Media, Siapa Sosok Alim Ini?”

Adakah Ayatullah Perempuan? Mungkin Saja Zohreh Sefati

Media menyebut dirinya sebagai female ayatollah. Meski sebenarnya tidak ada gelar itu di depan namanya. Gelar yang biasanya disanding para pria. Gelar tertinggi yang diberikan kepada ulama Syiah. Āyatullāh berarti “bukti dari Allah”. Wanita ini membuktikan dirinya bisa menjadi seorang mujtahid. Konon, satu-satunya mujtahid perempuan di Iran saat ini. Namanya adalah Zohreh Sefati.

Lanjutkan membaca “Adakah Ayatullah Perempuan? Mungkin Saja Zohreh Sefati”