Sayid Rizvi dan Mencaci Para Sahabat

Oleh: Sayid Muhammad Rizvi

Dalam khutbah kedua kali ini, saya ingin berbicara tentang hubungan antar-sesama muslim. Ia berkaitan dengan bahasa yang digunakan ketika berdialog, berdebat, atau berdiskusi dengan sesama muslim. Tema ini juga berkaitan dengan fatwa yang dikeluarkan oleh Ayatullah Khamenei yang melarang penggunaan bahasa kasar terhadap istri dan sahabat nabi.

Bagaimanapun juga, perlu dipahami bahwa fatwa ini bukanlah perkara atau aturan baru dalam mazhab, tetapi sudah ada sejak lama. Fatwa ini lebih kepada peringatan yang tepat pada masanya, sembari mengingatkan kepada hal-hal yang terjadi saat ini (kekacauan yang dilakukan Yasser Al-Habib dan fitnah Wahabi).
Lanjutkan membaca “Sayid Rizvi dan Mencaci Para Sahabat”

Taqiyah dan Kebencian

Berbulan-bulan merencanakan “revolusi” blog akhirnya telah sampai pada waktunya. Satu hari sebelum berganti nama, seolah-olah kebetulan, sebuah komentar dari Bang Aziem mampir ke Buku Tamu. Apakah tulisan ini semacam respon? Saya tidak menganggapnya demikian, meski tidak dinafikan komentarnya menjadi pelecut apa yang ada di pikiran saya ini selama ini.

Menyinggung nama Dahulukan Islam di Atas Mazhab™, memang menjadi kritik tersendiri; tidak hanya dari seorang suni tapi juga dari kalangan pengikut Syiah. Mulai dari kritik mengenai posisi mazhab dalam agama Islam sampai dengan anggapan bahwa nama itu hanyalah semboyan untuk menarik perhatian.

Lanjutkan membaca “Taqiyah dan Kebencian”