Kritik dan Dukungan untuk Rouhani

Meskipun tahun ajaran baru dan proses belajar-mengajar sudah dimulai sekitar satu bulan yang lalu, namun tahun akademik baru Universitas Tehran secara resmi baru dibuka hari ini, Senin (14/10). Tidak tanggung-tanggung, acara tersebut dibuka langsung oleh alumni pertama Universitas Tehran yang berhasil menjadi presiden Republik Islam Iran, Dr. Hassan Rouhani. Setelah menaruh tas, laptop, dan telepon selular di asrama—karena barang-barang tersebut tidak diizinkan dibawa masuk—saya dan teman akhirnya bisa mengikuti acara tersebut setelah mendapatkan kartu undangan dari rekan teman yang bekerja di universitas.

Ketika Hassan Rouhani memasuki ruangan aula Allame Amini Perpustakaan Utama Universitas Tehran, para pendukungnya meneriakan slogan “Shallû ala Mohammad bâzu-ye rahbar âmad”. Setelah Rektor Universitas Tehran, Penasihat Kementerian Ilmu Pengetahuan, Riset, dan Teknologi Iran, Jafar Towfighi juga memberikan kata sambutan.
Lanjutkan membaca “Kritik dan Dukungan untuk Rouhani”

Abu Bakar Baasyir Inginkan Imamah

Bagi sebagian orang ini berita biasa, tapi bagi saya ini cukup menarik. Ustaz Abu Bakar Baasyir yang dijuluki “Si Mata Singa” ini keluar dari Majelis Mujahidin Indonesia. Dia menganggap bahwa sistem organisasi yang di-amiri-nya sudah tidak sejalan dengan syariat dan kembali ke jahiliah. Hal ini karena menurutnya pemimpin hanya sebagai simbol dan tidak memiliki otoritas dalam mengambil keputusan saat rapat.

“Sistem kepemimpinan seperti ini tidak ada dalam sejarah Islam. Dalam Islam hanya mengenal sistem berorganisasi yang disebut dengan jama’ah wal imâmah yaitu pemimpin mempunyai otoritas penuh untuk mengambil keputusan setelah bermusyawarah dengan majelis syura, lalu amir-lah yang mengambil keputusan akhir walaupun keputusan itu tidak populer dalam majlis syura, dan seluruh anggota baik di majelis syura hingga tingkat bawah harus sami’nâ wa atha’nâ siap taat melaksanakan bersama,” kata Baasyir.
Lanjutkan membaca “Abu Bakar Baasyir Inginkan Imamah”

Demokrasi Kufur vs. Tolak Khilafah

Saat saya duduk menulis mengetik tulisan ini, di sebelah saya terdapat pamflet yang ditempel dengan huruf besar bertuliskan: “DEMOKRASI SISTEM KUFUR”. Lalu di bawahnya tertera nama kelompok penempel pamflet: Gema Pembebasan dari teman-teman Hizbut Tahrir Indonesia, Komsat UIN Syahid Jakarta.

Satu kata yang terlintas dalam pikiran saya sewaktu membaca tulisan itu: berlebihan alias gila!. Bagaimana tidak, demokrasi yang merupakan salah satu dari sekian banyak sistem pemerintahan atau kenegaraan dianggap sebagai sistem kufur. (Berarti, negara  dan warga negara yang menggunakannya adalah kafir? Kalau manusia yang hidup di dalamnya?)

Lanjutkan membaca “Demokrasi Kufur vs. Tolak Khilafah”