Ketika Meminta Maaf Menjadi Perbuatan yang Tercela

Tidak diragukan lagi, meminta maaf karena kesalahan yang kita lakukan adalah perbuatan terpuji. Permintaan maaf harus dilakukan untuk setiap kesalahan dan kekurangan yang kita lakukan yang menyebabkan orang lain terganggu atau merugi. Sebuah permintaan maaf menunjukkan bahwa seseorang secara intuitif menyadari kekurangan dari sebuah keputusan yang dia lakukan. Karena bersumber dari penyesalan, kita menilainya sebagai tindakan bermoral dan etis.

Lanjutkan membaca “Ketika Meminta Maaf Menjadi Perbuatan yang Tercela”

Dubes Swedia dan Ahmadinejad

Presiden Republik Islam Iran beberapa hari yang lalu (3/12) menerima duta besar baru Swedia untuk Iran, Peter Tiller. Duta besar Swedia ini membawa surat kepercayaannya tapi ironisnya menunjukkan sikap yang jauh dari etika diplomatik dan tidak beradab (bî âdab). Media Iran menilai perbuatannya tersebut kurang tepat dan keluar dari etika pertemuan antar negara, dan berpotensi memunculkan protes. [1]

Ali Muhammad, pengamat etika internasional, mengatakan kepada kantor berita Fars tentang etika pertemuan diplomatik internasional, “Meletakkan kaki di atas kaki yang dilakukan duta besar baru di hadapan presiden, di mana kedudukannya lebih tinggi, merupakan perbuatan yang tidak tepat. Duduk dengan gaya seperti ini di Eropa mungkin sudah biasa dan menjadi budaya, tapi tidak di hadapan orang yang kedudukannya lebih tinggi.” Terlebih, Peter Tiller meletakkan kaki kanan di atas kaki kiri di mana alas sepatu menghadap ke arah presiden.
Lanjutkan membaca “Dubes Swedia dan Ahmadinejad”

Dua Etika Penting Berdagang

Menurut sebuah riwayat, membawa oleh-oleh sepulang dari perjalanan adalah sunah.[1] Karena itulah saya berencana membawa oleh-oleh dari Ciwidey, beberapa tahun yang lalu. Di Situ Patenggang banyak penjual stroberi yang menawarkan dagangannya, baik ukuran besar maupun yang kecil. Saya memilih yang berukuran besar. Sampai di Jakarta, saya baru sadar setelah membuka bungkusan karena di bagian bawah stroberi besar disusun stroberi berukuran kecil. Buat saya, ini namanya tadlis (penipuan).

Beberapa minggu yang lalu, saya berniat menjual hape di daerah Blok M. Saya datangi sebuah counter dan menanyakan harga pasarannya. Saya jelaskan bahwa di bagian layar hape terdapat goresan. Keterbukaan tentang goresan itu ternyata membuat harga jual menjadi “jatuh”. Tapi saya tetap punya hak untuk tidak menjual saat itu dan mencari pembeli lain yang mau menawarkan harga lebih tinggi. Dua pengalaman di atas menjadi alasan untuk berbagai tentang dua etika penting saat berdagang.
Lanjutkan membaca “Dua Etika Penting Berdagang”