Pengikut Syiah dan Suni Saling Memahami Karena Masalah Kemandulan

Fakta menyedihkan dari masalah kemandulan (infertilitas): wanita yang sering disalahkan. Padahal, mayoritas isu kesuburan terjadi karena pasangan laki-laki. Fenomena ini hampir terjadi di seluruh belahan dunia. Tapi dalam budaya Timur Tengah, tempat di mana kejantanan dipandang sebagai komponen penting maskulinitas, masalah itu menjadi lebih berat.

Lanjutkan membaca “Pengikut Syiah dan Suni Saling Memahami Karena Masalah Kemandulan” →

Wanita Karier Menurut Khamenei

Ada banyak hal yang bisa kita bicarakan terkait masalah keluarga. Namun kita perlu membedakan peran seorang wanita antara sebagai istri dan ibu. Dalam sebuah keluarga, seorang wanita dapat memainkan peran luar biasa sebagai istri meskipun dia tidak berperan sebagai seorang ibu. Ada seorang wanita yang tidak bisa atau belum ingin melahirkan seorang bayi, namun dia tetap seorang istri. Kita tidak boleh meremehkan peran seorang istri.

Seorang pria yang ingin bermanfaat di masyarakat harus memiliki istri yang baik di rumah, jika tidak maka pria tersebut tidak akan bermanfaat di masyarakat. Kami menguji gagasan ini pada masa revolusi dan setelah kemenangan revolusi. Para pria yang mendapat dukungan istri akan tetap teguh selama revolusi dan mereka tetap melanjutkannya di jalan yang benar setelah kemenangan revolusi. Tentu, hal sebaliknya juga terjadi.
Lanjutkan membaca “Wanita Karier Menurut Khamenei” →

Kata “Ahlulbait” dalam Alquran

Ada seseorang yang kerap kali berkunjung ke blog ini (sertaĀ blog lainnya) dan konsisten dalam berkomentar tentang topik yang sama. Sesekali dia datang dan kembali meng-copy-paste hipotesisnya. Orang itu beranggapan bahwa konflik suni-Syiah disebabkan perebutan tahta ahlulbait. Dia juga mengatakan bahwa ahlulbait (dan keturunan nabi) sudah tidak ada, sehingga sepantasnya tidak perlu ada lagi konflik suni-Syiah.

Dia mungkin mencoba untuk menyederhanakan masalah. Sangat mungkin dia akan kembali lagi ke blog ini dan mengulang hipotesisnya. Saya jadi berpikir, kalau ahlulbait sudah tidak ada, mengapa nabi saw. mewasiatkan umatnya untuk berpegang teguh pada Alquran dan ‘itrah, ahlulbait (HR. Muslim)? Kalau Alquran suci, bagaimana mungkin dipadankan dengan yang tidak suci? Kalau Alquran kekal dan menjadi petunjuk hingga saat ini, bagaimana pantas dipadankan dengan sesuatu yang sudah tidak ada? Berikut ini sekelumit penjelasan tentang kata “ahlulbait” dalam Alquran yang saya kutip dari A Shi’ite Encyclopedia.
Lanjutkan membaca “Kata “Ahlulbait” dalam Alquran” →