Minggu lalu, salah seorang menteri yang kerap mendapat sorotan meng-update status Twitter-nya. “Mencintai dan dicintai itu, butuh energi,” begitu tweet-nya. Sebuah kalimat yang biasa dan bisa di-tweet oleh siapa saja. Tapi anehnya tweet tak berdosa itu justru mendapat respon bernada sinis dari beberapa orang, beberapa lagi melecehkan. Orang-orang yang merespon negatif itu bukan anak kecil lagi. Mereka yang kita anggap berpendidikan dan bekerja sebagai seorang analis pun ikut merespon tweet tersebut dengan sindiran.
Apa yang salah dengan tweet itu? Tidak ada… yang salah ada siapa. Orang-orang sinis itu tidak merespon “apa” tapi “siapa”. Jadi, meskipun menteri itu berbicara, berbuat yang baik, tetap akan mereka pandang jelek. Padahal, kita sering mendengar kalimat mutiara: “Lihatlah apa yang dikatakan, jangan melihat siapa yang mengatakan.” Kalimat dari Imam Ali bin Abi Thalib a.s. tersebut, meskipun nampak sederhana, ternyata memang tidak semudah yang dibayangkan untuk kita amalkan. Rasa tidak suka atau kebencian lebih sering menutup mata dan menyumbat telinga kita.
Lanjutkan membaca “Apa dan Siapa dalam Pembicaraan”