Dilema Suni-Syiah (16): Setelah Wafatnya Nabi

Setelah bertemu dengan ulama Syiah, Raya Shokatfard kembali ke rumah singgahnya. Di kamar, dia duduk termenung cukup lama—memikirkan bahwa dirinya seolah sedang melakukan perjalanan melintasi zaman serta merenungi sejarah agama ini. Bagaimana mungkin agama besar ini memiliki konflik berkepanjangan di antara pengikutnya?

Lanjutkan membaca “Dilema Suni-Syiah (16): Setelah Wafatnya Nabi”

Bukanlah Selawat Nabi Versi Syiah

Dalam sebuah seminar di Sumatera Utara, salah seorang profesor dari sebuah majelis ulama di negeri ini berkata bahwa para pengikut Syiah suka bermain-main dalam salawatnya. Dia mengkritik bahwa Syiah selalu bersalawat kepada keluarga nabi tapi tidak pernah menyebut-nyebut sahabat nabi. Pria bergelar profesor itu mengatakan bahwa di dalam kitab suci umat Islam perintah salawat hanya ditujukan untuk nabi tok. Lanjutkan membaca “Bukanlah Selawat Nabi Versi Syiah”

Muslihat Arab Saudi di Tanah Suci

Makkah dan Madinah. Dua kota terpenting bahkan suci bagi umat Islam. Keduanya menjadi suci karena keberadaan Ka’bah di Masjidilharam dan makam Nabi Muhammad saw. di Masjid Nabawi. Melalui perang dan pertumpahan darah, kedua kota tersebut kini dikuasai Kerajaan Arab Saudi. Kombinasi kekuataan Bani Sa’ūd di Riyadh dan Muḥammad bin ‘Abd Al-Wahhab di Nejd serta dukungan asing, mampu menumpaskan Kesultanan Utsmaniah dan Kerajaan Hejaz.

Lanjutkan membaca “Muslihat Arab Saudi di Tanah Suci”