Buat Apa Demo Palestina?

Beberapa anak muda muslim masih ada yang bertanya seperti itu. Dengan mengkritik orang-orang yang berdemo, mereka mengatakan bahwa demo yang dilakukan itu hanyalah buang-buang tenaga. Dengan pintar olah bahasa, mereka mengkritik habis-habisan sambil menghayal hal yang aneh-aneh. Mengkritik umat Islam yang “bodoh” dan cuma bisa demo kemudian bilang “kondisi aja masih susah”, “mendingan belajar”, “mendingan zuat (kawin)”, “mendingan cari fulus,” sampai akhirnya bilang, “mendingan cari harim“.

Mungkin mereka lupa. Ketika mereka mengkritik para demonstran yang menyuarakan suara Palestina, berteriak bebaskan Palestina, bertakbir dengan semangat Islam; sebenarnya para pengkritik hanya bisa mengkritik, duduk manis di atas sofa, sambil minum Coca-Cola dan menyaksikan penderitaan rakyat Palestina di televisi. Tidak berbuat apapun.

Lanjutkan membaca “Buat Apa Demo Palestina?” →

Allah Menjaga Rezeki, Manusia Menjaga Amanah

Cerita kali ini datang dari khâlati (tante dari pihak ibu). Kira-kira sepuluh bulan yang lalu (dari waktu cerita ini ditulis) tante dan kakak saya pergi ke Tanah Abang. Entah bagaimana belanjaan tante saya berupa seprai tertinggal setelah membeli barang lain di sebuah toko.

Setelah sempat mencari kesana kemari toko yang tadi, tapi tidak juga ketemu, maka tante saya pikir tidak mungkin mendapatkan belanjaannya. Nah, belum lama ini tante saya datang lagi ke Tanah Abang bersama iparnya. Iseng-iseng ia mencari toko yang dulu barangnya tertinggal lalu bilang sama iparnya, “Kayaknya ini toko yang waktu itu…”

Lanjutkan membaca “Allah Menjaga Rezeki, Manusia Menjaga Amanah” →