Imran Hosein tentang Perang Melawan Iran

Oleh: Imran N. Hosein

Kita akan menghadapi masa paling berbahaya dalam sejarah manusia dan dunia. Kita akan membicarakan mengenai implikasi serangan Zionis Israel terhadap Iran, yang tidak hanya akan terjadi tapi juga tidak lama lagi. Kita melihat bahwa Israel akan menyerang Iran karena Zionis Israel ingin menguasai dan memerintah dunia secara penuh; karena sekutu Yahudi-Kristen-Zionis Eropa ingin memberikan jalan bagi Israel untuk menguasai dunia.

Itu sebabnya kita yakin perang ini akan terjadi. Itu sebabnya mereka ingin menyerang Iran. Israel “memiliki hak” untuk membangkitkan perang yang tidak adil kepada orang lain, begitu juga perang terhadap Iran. Tetapi ada hal lain, yaitu mereka yang menabuh semangat perang di dunia Arab dan mengharapkan perang terhadap Iran terjadi. Mereka menabuh drum perang yang tidak adil.
Lanjutkan membaca “Imran Hosein tentang Perang Melawan Iran” →

Revolusi Arab dan Peran Al Jazeera

Berikut ini adalah cuplikan pembicaraan seorang ulama suni Hanafi asal Trinidad, Syekh Imran N. Hosein, dalam sebuah acara produksi One Islam. Tema yang dibicarakan pada tahun 2003 tersebut adalah Beyond September 11th: What the future holds for the muslims?Ā Dalam pembicaraannya, Imran Hosein mengungkapkan prediksi tentang kemungkinan akan terjadinya revolusi di Timur Tengah; yang ternyata cukup terbukti pada akhir tahun 2010.

Namun beliau mengatakan bahwa di balik peristiwa itu tetap tersembunyi sebuah bagian dari rencana Zionis Israel. Sebelum menguasai Timur Tengah melalui peperangan, Israel harus dan sudah menguasai ladang minyak Saudi, Irak, dan Kuwait; tapi Syekh Imran Hosein mengatakan bahwa dia belum melihat Israel menyentuh minyak Iran. Selain itu, Israel juga memanfaatkan Al Jazeera untuk memancing kemarahan rakyat Arab. Tahun lalu dalam sebuah wawancara,Ā Ali Abdullah Saleh (Yaman) menyalahkan Al Jazeera atas apa yang terjadi di dunia Arab saat ini.[1]
Lanjutkan membaca “Revolusi Arab dan Peran Al Jazeera” →

Pengakuan Tentara AS dari Irak

Saya berusaha keras untuk bangga atas pengabdian saya. Tapi yang bisa saya rasakan hanya rasa malu. Rasisme tidak bisa lagi menutupi realitas pendudukan. Mereka semua adalah orang, mereka adalah manusia. Saya merasa terganggu dengan rasa bersalah setiap kali melihat orang tua, yang tidak bisa berjalan, yang kami giring dengan tandu dan meminta polisi Irak untuk membawanya pergi.

Saya merasa bersalah setiap kali melihat seorang ibu dengan putrinya, yang menangis histeris dan berteriak bahwa kami lebih buruk dari pada Saddam, ketika kami paksa keluar dari rumahnya. Saya merasa bersalah setiap kali melihat wanita muda, yang saya tarik lengannya dan seret ke jalanan. Kami diberi tahu bahwa kami memerangi teroris. Tapi teroris sebenarnya adalah saya dan pendudukan ini.
Lanjutkan membaca “Pengakuan Tentara AS dari Irak” →