Bukan Sunnī Umayah, Bukan Pula Syiah Safawiyah

Tahukah Anda jika pada era kekhalifahan Abbasiyah, penganut mazhab Hanafi dan Syafii di kawasan Irak dan Iran memperingati hari Asyura hampir sama seperti Syiah hari ini? Fakta tersebut hanya contoh bagaimana sosiologi Syiah tidak bisa berdiri sendiri apalagi terpisah dari sosiologi sunnī. Berbicara mengenai sosiologi Islam, kita harus kritis terhadap relasi kedua mazhab besar Islam: Islam sunnī dan Islam Syiah.

Lanjutkan membaca “Bukan SunnÄ« Umayah, Bukan Pula Syiah Safawiyah” →

Aku yang (Merasa) Terasingkan

aloneSudah beberapa minggu terakhir, beberapa hari terakhir—termasuk tadi pagi dan saat ini—saya sering melihat dengan pandangan kosong dan menangis. Di dalam kamar, sedang berjalan, bahkan di angkot dan bus. Sejujurnya saya tidak tahu apa yang menjadi penyebabnya. Masalah sepele tapi menumpuk; tumpukan dosa yang kupelihara; jenuhnya kehidupan sehari-hari; atau mungkin terasing dan “rindu” akan alam lain.

Setiap hal itu terjadi saya teringat tulisan Ali Syariati tentang Imam Ali. Beliau mengupas Sang Imam dari sisi sosiologi, sisi manusia biasa—dan melepas pandangan kesyiahannya. Ada yang mengatakan orang-orang kaya ketika merasa sampai pada puncaknya, akan merasa terasing, gelisah dan seterusnya. Mereka menderita dan ingin melihat ke dunia lain entah di mana.

Lanjutkan membaca “Aku yang (Merasa) Terasingkan” →